Rabu, 17 Februari 2016

CONTOH SKRIPSI : PENGARUH KONDISI SOSIAL EKONOMI TERHADAP TINGKAT PENDIDIKAN ANAK KELUARGA NELAYAN DI KELURAHAN SUGIHWARAS

BAB I PENDAHULUAN 

A. Latar Belakang 

Sumber daya alam yang melimpah belum tentu merupakan jaminan bahwa suatu Negara atau wilayah itu akan makmur, bila pendidikan sumber daya manusianya kurang mendapat perhatian. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan tugas bersama dan berjangka waktu yang panjang karena menyangkut pendidikan bangsa. Kabupaten Pemalang memiliki daerah perairan yang mempunyai potensi perikanan, disepanjang daerah pesisir mata pencaharian penduduk umumnya nelayan dan pedagang. Pekerjaan sebagai nelayan dipilih karena sesuai dengan keterampilan masyarakat setempat, sementara sumber daya yang tersedia hanya laut beserta isinya yang mempunyai nilai ekonomi. Sehingga tidak ada pilihan lain bagi masyarakat yang tinggal di sepanjang pesisir laut selain menjadi nelayan atau pedagang yang berhubungan dengan laut. Masyarakat nelayan merupakan salah satu bagian masyarakat Pemalang yang hidup dengan mengelola potensi sumber daya perikanan. Sebagai suatu masyarakat yang tinggal di kawasan pesisir, masyarakat nelayan mempunyai karakteristik sosial tersendiri yang berbeda dengan masyarakat yang tinggal di wilayah daratan. 

Karakteristik yang menjadi ciri-ciri sosial budaya masyarakat nelayan adalah memiliki struktur relasi patron-klien sangat kuat, etos kerja tinggi, memanfaatkan kemampuan diri dan adaptasi optimal, kompetitif dan berorientasi prestasi, apresiatif terhadap keahlian, kekayaan dan kesuksesan hidup, terbuka dan ekpresif, solidaritas sosial tinggi, sistem pembagian kerja berbasis seks (laut menjadi ranah laki-laki dan darat adalah ranah kaum perempuan), dan berperilaku konsumtif (Kusnadi, 2009:39). Seperti juga masyarakat yang lain, masyarakat nelayan menghadapi sejumlah masalah politik, sosial dan ekonomi yang komplek (Kusnadi, 2009:27). Hal ini disebabkan oleh kebijakan pembangunan yang belum bersungguh-sungguh, persoalan sosial ekonomi dan budaya yang terjadi pada masyarakat nelayan cukup kompleks, sehingga penyelesainnya tidak seperti membalikkan telapak tangan. Masyarakat merupakan pelaku utama bagi pembangunan, maka diperlukan kualitas sumber daya manusia yang berpotensial, sehingga masyarakat dapat bergerak pada arah pembangunan untuk menuju cita-cita rakyat Indonesia, yaitu bangsa yang makmur dan berkepribadian yang luhur, terlebih lagi pada zaman yang semakin hari bertambah tuntutan yang harus dipenuhi diera modern ini maupun yang akan datang, masyarakat dituntut untuk mempunyai ketrampilan atau kompetensi dalam dirinya supaya dirinya menjadi manusia yang berguna bagi dirinya sendiri, bagi bangsa dan Negara, untuk menggali potensi yang dimiliki oleh manusia maka diperlukan adanya pendidikan. Dunia pendidikan memang dunia yang tidak pernah habis untuk diperbincangkan. 

Karena selama manusia itu ada, perbincangan tentang pendidikan akan tetap ada di dunia, sehingga mustahil manusia hidup tanpa pendidikan di dalamnya, kerena itu ada sebuah tanggung jawab untuk mengetengahkan apa dan bagaimana pendidikan itu yang harus kita bagun dan konstruksi kalau kita masih ingin dianggap sebagai manusia. Pengertian pembangunan adalah pembangunan di segala bidang kehidupan, walaupun titik beratnya dibidang ekonomi, namun tidak mengabaikan sama sekali bidang-bidang lainnya. Pembangunan di bidang sosial budaya, khususnya di bidang pendidikan, menjadi tidak pernah habis dalam perbincangan pada tingkat nasional maupun pada tingkat daerah. Hal ini disebabkan bahwa tinggi rendahnya kualitas penduduk lebih ditentukan oleh keadaan pendidikannya. Semakin baik pendidikan seseorang, merupakan suatu diantara kemungkinan untuk mencapai tingkat kehidupan yang lebih baik. Pendidikan merupakan salah satu bentuk pembangunan nasional untuk meningkatkan kecerdasan masyarakat, sehingga terwujud masyarakat yang cerdas, maju, dan sejahtera. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Bab VI Pasal 6 tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu setiap warga Negara yang berusia tujuh sampai dengan lima belas tahun wajib mengikuti pendidikan dasar. Hal tersebut merupakan salah satu bentuk usaha mencerdaskan masyarakat yaitu dengan adanya program wajib belajar sembilan tahun dari Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Pertama (SMP). 

Tujuannya adalah setiap warga mempunyai bekal dalam ilmu pengetahuan dan keterampilan sehingga mempunyai daya saing dalam kompetisi di masa globalisasi seperti sekarang ini. Hal tersebut juga dibenarkan oleh Dirjen Pendidikan Tinggi Depdikbud yang menyebutkan bahwa Titik berat pembangunan pendidikan diletakkan pada peningkatan mutu setiap jenjang pendidikan serta memperluas kesempatan belajar pada jenjang pendidikan menengah yaitu dengan memperluas wajib belajar 6 tahun menjadi 9 tahun, setaraf dengan Sekolah Menengah Pertama. Dewasa ini masih banyak dijumpai adanya masalah pada sistem pendidikan di Indonesia. Salah satunya adalah banyak anak usia Pendidikan Dasar tidak lagi dapat melanjutkan ke tingkat Sekolah Menengah. Banyak faktor yang mempengaruhi kondisi tersebut. Faktor utama yang biasa menjadi alasan masyarakat adalah mahalnya biaya pendidikan untuk Sekolah Menengah, sehingga para orang tua lebih cenderung menyekolahkan anaknya sampai pendidikan dasar saja. Faktor lainnya adalah masih kurang perhatiannya orang tua terhadap pentingnya pendidikan bagi anak-anak mereka. Kebanyakan orang tua menyuruh anaknya bekerja setelah tamat dari SD dan SMP, baik itu menjadi buruh atau membantu orang tua melaut dan lain sebagainya. Hal ini juga tidak lepas dari pendapatan orang tua dan jenis pekerjaan pada lingkungan masyarakat tersebut. Masyarakat nelayan di Kelurahan Sugihwaras, menurut data Monografi Kelurahan Sugihwaras tahun 2011, wilayah Sugihwaras yang luasnya sekitar 266,160 Ha dan penduduknya sebesar 16.517 jiwa ini, memiliki masalah yang cukup serius di bidang pendidikan, hal ini tergambar dari masih banyaknya warga Kelurahan Sugihwaras yang hanya tamat Sekolah Dasar (SD) saja. 

Sebanyak 5.708 warga tamat Sekolah Dasar (SD) dan hanya 805 atau sekitar (15%) warga yang tamat Sekolah Menengah Pertama (SMP), data tersebut menunjukkan bahwa ada sekitar 4903 atau sekitar (85%) warga di Kelurahan Sugihwaras yang tidak melanjutkan pendidikan ke tingkat SMP, sedangkan untuk pendidikan anak nya dari 5.539 anak usia sekolah hanya 2.736 anak yang mengenyam pendidikan, 1.148 (21%) Sekolah Dasar, 856 (15%) Sekolah Menengah Pertama, 732 (13%) Sekolah Manegah Atas, (Monografi Desa Tahun 2011). Banyaknya warga Kelurahan Sugihwaras yang tidak menyelesaikan pendidikan dasar menunjukkan bahwa masih rendahnya angka partisipasi mereka di bidang pendidikan, khususnya dalam ketuntasan wajib belajar 9 tahun. Mayoritas perekonomian masyarakat nelayan di Kelurahan Sugihwaras juga masih tergolong rendah, hal ini tergambar dari masih banyaknya masyarakat nelayan Kelurahan Sugihwaras yang kurang sejahtera. Tabel 1.1 Tahapan Kelurga Sejahtera Kelurahan Sugihwaras Tahapan KK Persentase Prasejahtera 2459 60.55 Sejahtera I 1166 28.72 Sejahtera II 262 6.45 Sejahtera III 158 3.89 Sejahtera III Plus 16 0.39 Jumlah 4061 100 Sumber: Monografi Desa Tahun 2012 Pembahasan di atas menunjukan bahwa pendidikan anak di Kelurahan Sugihwaras Kecamatan Pemalang Kabupaten Pemalang masih tergolong rendah dan kurang sejahtera. Penulis berasumsi bahwa rendahnya tingkat pendidikan anak berkaitan dengan kondisi sosial ekonomi nelayan di Kelurahan Sugihwaras. 

Melihat dari relita yang ada maka penulis tertarik untuk meneliti lebih dalam tentang bagaimana pengaruh kondisi sosial ekonomi terhadap rendahnya tingkat pendidikan anak masyarakat nelayan di pesisir pantai utara khususnya di Kelurahan Sugihwaras dengan mengambil judul PENGARUH KONDISI SOSIAL EKONOMI TERHADAP TINGKAT PENDIDIKAN ANAK KELUARGA NELAYAN DI KELURAHAN SUGIHWARAS KECAMATAN PEMALANG KABUPATEN PEMALANG hal ini disebabkan karena di Kelurahan Sugihwaras Kecamatan Pemalang Kabupaten Pemalang yang penduduknya sebagian besar sebagai nelayan dengan jumlah pendidikan anaknya yang rendah. 

B. Rumusan Masalah 

Dalam penelitian ini, peneliti mengangkat rumusan masalah sebagai berikut. 1. Adakah pengaruh antara kondisi sosial keluarga nelayan terhadap tingkat pendidikan anak di Kelurahan Sugihwaras Kecamatan Pemalang Kabupaten Pemalang? 2. Adakah pengaruh antara kondisi ekonomi keluarga nelayan terhadap tingkat pendidikan anak di Kelurahan Sugihwaras Kecamatan Pemalang Kabupaten Pemalang? 3. Seberapa besar pengaruh kondisi sosial ekonomi keluarga nelayan terhadap tingkat pendidikan anak di Kelurahan Sugihwaras Kecamatan Pemalang Kabupaten Pemalang? 

C. Tujuan Penelitian 

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Mengetahui apakah ada pengaruh antara kondisi sosial keluarga nelayan terhadap tingkat pendidikan anak di Kelurahan Sugihwaras Kecamatan Pemalang Kabupaten Pemalang.

CONTOH SKRIPSI : EFEKTIVITAS PENGGUNAAN ALAT PERAGA TIGA DIMENSI DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA MATERI GEOMETRI KELAS V MI

BAB I PENDAHULUAN 

A. Latar Belakang Masalah 

Pendidikan adalah salah satu unsur paling mendasar dalam kemajuan suatu bangsa. Pada masa sekarang ini dunia pendidikan sedang diguncang oleh berbagai perubahan dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat, serta ditantang untuk dapat menjawab bebagai permasalahan lokal dan perubahan global yang begitu pesat. Perubahan dan permasalahan tersebut seperti pasar bebas, perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan informasi, seni, budaya, dan lain sebagainya. Maka dengan perkembangan tersebut harus dibarengi dengan perkembangan di dunia pendidikan mulai dari mutu pendidikan baik mutu guru, siswa, kurikulum, sumber belajar dan sarana prasarana yang berkualitas, sehingga akan menghasilkan sumberdaya manusia yang berkualitas pula. Fungsi dan tujuan pendidikan Indonesia yang tertuang dalam UndangUndang No. 20 Tahun 2003 (Sidiknas, Pasal 3) yang berbunyi Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 

1 Upaya peningkatan kualitas pendidikan khususnya pembelajaran matematika di sekolah terus menerus dilakukan baik secara konvensional maupun inovatif. Untuk mencapai keberhasilan tujuan pendidikan, secara bertahap dan terus menerus dilakukan perbaikan, pengembangan kurikulum dan kualitas pendidikan serta ketrampilan yang diperlukan masyarakat, bangsa dan negara. Dalam interaksi belajar mengajar, seorang guru memegang peranan yang menentukan. Karena bagaimanapun keadaan sistem pendidikan di sekolah, alat apa pun yang digunakan dan bagaimanapun keadaan anak didik, maka pada akhirnya tergantung pada guru di dalam memanfaatkan semua komponen yang ada. Metode dan keputusan guru dalam interaksi belajarmengajar akan sangat menentukan keberhasilan anak untuk mencapai tujuan pendidikan. 2 Tujuan pendidikan pada dasarnya mengantarkan para siswa menuju pada perubahan tingkah laku manusia yang mencakup tiga aspek, yaitu : aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotorik. 3 Pelaksana dalam pendidikan ini tentunya adalah guru dan warga sekitar sekolah. Sehingga tugas dan fungsi yang terkait dengan pendidikan harus 1 UndangUndang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,(Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional Indonesia), Pasal 3 2 Soetomo, Dasardasar Interaksi Belajar Mengajar, (Surabaya : Usaha Nasional, 1993)

dilaksanakan secara bersamasama agar pendidikan di sekolah dapat berjalan dengan baik dan optimal. Tenaga kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan. Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. 4 Keberhasilan guru dalam pembelajaran di sekolah sangat tergantung pada kelancaran interaksi komunikasi antara guru dengan siswa, guru dengan guru dan antara siswa dengan siswa. Oleh karena itu kelancaran komunikasi harus diciptakan agar pesan yang ingin disampaikan di dalam materi pelajaran dapat diterima dengan baik oleh siswa. Seorang guru diharapkan mampu menghadirkan pembelajaran yang menarik bagi siswa dengan menggunakan model pembelajaran yang sesuai demi mencapai tujuan pembelajaran. Hal ini dilakukan dengan harapan agar kualitas pembelajaran dapat berjalan optimal. Salah satunya adalah pembelajaran matematika, karena seperti yang kita ketahui matematika merupakan ilmu pengetahuan yang penting sebagai pengantar ilmuilmu pengetahuan yang lain.

Belajar matematika sering menjadi momok menakutkan bagi banyak siswa, mereka umumnya berpendapat bahwa matematika adalah mata pelajaran yang sulit. Menurut Sumaji, banyak siswa yang merasa bosan, sama sekali tidak tertarik dan bahkan merasa benci terhadap matematika, karena matematika itu diajarkan dengan kurang tepat, misalnya hanya sebagai kumpulan angka dan rumus serta caracara atau langkahlangkah yang dihafalkan dan siap dipakai untuk menyelesaikan soalsoal. 5 Padahal perlu kita ketahui bahwa matematika merupakan ilmu yang sangat penting untuk dipahami, karena sering dimanfaatkan dalam kehidupan seharihari. Adanya matematika membantu manusia dalam memahami dan menguasai permasalahan sosial, ekonomi, alam dan lain sebagainya. Bahkan perkembangan di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini juga dilandasi oleh perkembangan matematika. Seluruh segi kehidupan manusia dari yang sederhana sampai yang paling kompleks dapat dimasuki oleh matematika karena konsep matematika yang bersifat abstrak, sehingga penerapannya dalam kehidupan seharihari dapat ditinjau dari berbagai sudut. Kegunaan matematika dalam penerapan kehidupan manusia menjadikan sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan formal yang mampu mengajarkan matematika. Mata pelajaran matematika diberikan pada semua jenjang pendidikan dimulai dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi. Hal ini 5 Sumaji, dkk, Pendidikan Sains yang Humanistis, (Yogyakarta: Kanisius, 1998) hlm. 

 perlu diberikan agar siswa mampu berfikir logis, kritis, analitis, sistematis dan kreatif serta kemampuan bekerja sama untuk menghadapi persaingan dalam dunia pendidikan maupun kehidupan seharihari yang selalu berubah dan tidak pasti. Satu hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa sebagian besar anakanak usia sekolah dasar masih dalam tahap perkembangan operasional konkret. Karena itu, mereka kurang mampu untuk berpikir abstrak. Ini berarti bahwa pengajaran di tingkat dasar harus sekonkret mungkin dan betulbetul dialami. 6 Konsep matematika yang bersifat abstrak menyebabkan sulit untuk dipahami dan dipelajari oleh para peserta didik di sekolah. Kesulitan tersebut dirasakan terutama oleh siswa pada tingkat sekolah dasar karena menurut Jean Pieget anak pada usia 711 tahun sedang memasuki perkembangan pada stadium konkret. Pada stadium ini anak sudah mampu berpikir logis, mampu memperhatikan dimensi lebih dari satu dan menghubungkan dimensi ini satu sama lain serta belum bisa berpikir abstrak. 7 Hal ini yang harus diperhatikan oleh guru dalam mengajar matematika tingkat dasar. Dalam pembelajaran matematika siswa dituntut aktif, banyak latihan dan tidak cukup mendengarkan atau mencatat penjelasan dari guru tetapi siswa mengalami dan melaksanakan sendiri agar tercatat dalam memori mereka. Sehingga diharapkan guru mampu menyiapkan secara 6 Sri Esti W. J., Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Gramedia, 2008),

Senin, 15 Februari 2016

Contoh Angket Skripsi (Minat siswa terhadap pelajaran Fiqih)

  1. PETUNJUK PENGISIAN ANGKET
    1. Sebelum anda menjawab daftar pertanyaan yang telah disiapkan, terlebih dahulu isi daftar identitas yang telah disediakan.
    2. Bacalah dengan baik setiap pertanyaan, kemudian  jawab yang dianggap paling tepat.
    3. Isilah angket ini dengan jujur serta penuh ketelitian sehingga semua soal dapat dijawab. Dan sebelumnya tak lupa kami ucapkan banyak terima kasih atas segala bantuannya.

  1. III.   IDENTITAS SISWA
    1. Nama                        :
    2. Umur                         :
    3. Jenis kelamin            :
    4. Hari/Tgl                     :
Copy Gambar

ANGKET MINAT SISWA                      TERHADAP PELAJARAN FIQHCatatan :• Hasil angket ini tidak diniatkan untuk mencari k...

Sabtu, 13 Februari 2016

CONTOH SKRIPSI : HUBUNGAN MINAT BELAJAR SISWA DENGAN HASIL BELAJAR IPS DI SD 01 CILACAP

BAB I PENDAHULUAN 

A. Latar Belakang Masalah 

Pendidikan merupakan sesuatu yang tidak terlepas dan bersifat sangat penting dalam kehidupan manusia, karena melalui pendidikan akan terbentuk sumber daya manusia yang berkualitas. Menurut Piaget dalam Sagala (2006:1-3) pendidikan berarti menghasilkan dan mencipta, meskipun suatu penciptaan itu dibatasi oleh perbandingan dengan penciptaan yang lain, pendidikan sebagai penghubung dua sisi, di satu sisi individu yang sedang tumbuh dan disisi lain nilai sosial, intelektual, dan moral yang akhirnya menjadi tanggung jawab pendidik untuk mendorong individu tersebut. Setiap orang tua yang menyekolahkan anaknya menginginkan anaknya maraih nilai yang baik. Namun untuk mencapai hal itu bukanlah suatu hal yang mudah. Hal itu dikarenakan keberhasilan belajar sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah minat anak dalam belajar. Minat memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan siswa dan mempunyai dampak yang besar terhadap sikap dan perilaku. Siswa yang berminat terhadap kegiatan pembelajaran akan berusaha lebih keras dibandingkan siswa yang kurang berminat dalam belajar. Dalam belajar diperlukan suatu pemusatan perhatian agar apa yang dipelajari dapat dipahami. Dalam meningkatkan minat belajar siswa, proses pembelajaran dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan, siswa bekerja dan mengalami apa yang ada di lingkungan secara individu maupun berkelompok. 

Minat belajar sangat besar pengaruhnya terhadap hasil belajar, karena apabila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat, siswa tidak akan belajar dengan baik sebab tidak menarik baginya. Siswa akan malas belajar dan tidak akan mendapatkan kepuasan dari pelajaran itu. Bahan pelajaran yang menarik minat siswa, lebih mudah dipelajari sehingga dapat meningkatkan hasil belajar. Menurut Djamarah (2002: 158) pendidikan yang paling efektif untuk membangkitkan minat belajar pada siswa adalah dengan menggunakan minatminat siswa yang telah ada dan membentuk minat-minat baru pada diri siswa. Hal ini dapat dicapai dengan jalan memberikan informasi pada siswa mengenai hubungan antara suatu bahan pengajaran yang akan diberikan dengan bahan pengajaran yang lalu, menguraikan kegunaan bagi siswa dimasa yang akan datang. Minat dapat dibangkitkan dengan cara menghubungkan materi pelajaran dengan suatu berita sensasional yang sudah diketahui kebanyakan siswa. Minat belajar dalam diri siswa harus dipupuk secara terus menerus sehingga akan semakin meningkat didalam diri siswa. Namun, seiring dengan kemajuan teknologi yang semakin pesat dapat mengakibatkan dampak buruk pada minat belajar siswa. Banyak faktor yang dapat menurunkan minat belajar dalam diri siswa seperti, banyaknya jenis hiburan, games, dan tayangan TV yang dapat mengalihkan perhatian siswa dari buku pelajaran. Di samping itu banyaknya tempat hiburan yang menghabiskan waktu untuk belajar, seperti mall, karaoke, tempat rekreasi, dan play station. Oleh sebab itu guru dan orang tua sebaiknya membatasi waktu bermain siswa dan memberikan pengawasan yang ketat agar siswa mampu belajar dengan maksimal. Dengan minat belajar yang tinggi siswa dapat memperoleh pengetahuan dan wawasan serta hasil belajar yang baik. 

Dalam pembelajaran guru harus melihat kondisi siswa, karena kondisi siswa sangat penting untuk diperhatikan. Kondisi siswa yang sangat penting adalah bagaimana minatnya dalam mata pelajaran. Siswa yang berminat akan lebih perhatian dan akan lebih ingin tahu terhadap mata pelajaran yang dipelajarinya. Pengembangan minat dan kebiasaan belajar IPS yang baik perlu ditumbuhkan dalam diri siswa sedini mungkin. Guru mempunyai peranan yang sangat penting dalam usaha meningkatkan minat belajar siswa. Seperti yang dikemukakan oleh Djamarah (2011:148) bahwa dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Minat bukan saja dapat mempengaruhi tingkah laku seseorang, tapi juga dapat mendorong orang untuk tetap melakukan sesuatu. Dalam hal ini minat merupakan landasan penting bagi seseorang untuk melakukan dan memperoleh sesuatu. Hal itu sejalan dengan yang dikatakan oleh Nasution (1998: 58) bahwa pelajaran akan berjalan lancar apabila ada minat. Anak-anak malas, tidak belajar, gagal karena tidak ada minat. Dalam kegiatan belajar, minat mempunyai peranan yang sangat penting. Bila seorang siswa tidak memiliki minat dan perhatian yang besar terhadap objek yang dipelajari maka sulit diharapkan siswa tersebut akan tekun dan memperoleh hasil yang baik dari belajarnya. Sebaliknya, apabila siswa tersebut belajar dengan minat dan

perhatian besar terhadap objek yang dipelajari, maka hasil yang diperoleh lebih baik. Minat berkaitan dengan motivasi, karena minat merupakan dorongan dalam diri seseorang atau faktor yang menimbulkan perhatian secara selektif, yang menyebabkan dipilihnya suatu objek atau kegiatan yang menguntungkan, menyenangkan yang lama kelamaan akan mendatangkan kepuasan. Oleh karena itu antara dorongan, perhatian dan rasa senang pada suatu kegiatan saling berkaitan dengan faktor yang menimbulkan minat. Apabila faktor- faktor yang menimbulkan minat padasuatu kegiatan rendah maka dapat menyebabkan minat orang tersebut rendah. Minat yang rendah dapat menimbulkan rasa bosan terhadap suatu kegiatan. Apabila ini terjadi pada minat belajar IPS maka akan berdampak pada kesulitan belajar orang tersebut. Dalam hal ini, minat belajar siswa sangat berpengaruh pada hasil belajar siswa. Menurut Indra (2009) Hasil belajar adalah kemampuankemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar yang baik dapat di lihat dari seberapa besar anak memahami pelajaran yang disampaikan dan seberapa besar minat anak terhadap pelajaran. Salah satu program pengajaran di jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD) yaitu Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). IPS memfokuskan kajiannya kepada hubungan sosial dan proses membantu pengembangan kemampuan dalam hubungan tersebut. Pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dikembangkan melalui kajian ini ditujukan untuk mencapai keserasian dan keselarasan dalam kehidupan masyarakat.

Jumat, 12 Februari 2016

Contoh Angket Skripsi (Kecemasan Siswa Mengikuti Ujian Nasional)

  1. PETUNJUK PENGISIAN ANGKET
    1. Sebelum anda menjawab daftar pertanyaan yang telah disiapkan, terlebih dahulu isi daftar identitas yang telah disediakan.
    2. Bacalah dengan baik setiap pertanyaan, kemudian jawab yang dianggap paling tepat.
    3. Isilah angket ini dengan jujur serta penuh ketelitian sehingga semua soal dapat dijawab. Dan sebelumnya tak lupa kami ucapkan banyak terima kasih atas segala bantuannya.



  1. III.   IDENTITAS SISWA
    1. Nama                        :
    2. Umur                         :
    3. Jenis kelamin            :
    4. Hari/Tgl                     :
Copy Gambar

ANGKET SISWA KECEMASAN MENGIKUTI UJIAN NASIONAL NAMA : ………………………….. NO INDUK : ………………………….. Mohon dijawab sesuai dengan si...                                   Saya merasa sensitif sewaktu mendengar obrolan mengenai ujian nasional yang lebih cepat dari tahun sebelumnya. Saya seakan...

Contoh Angket Skripsi (Kebiasaan Belajar)

  1. PETUNJUK PENGISIAN ANGKET
    1. Sebelum anda menjawab daftar pertanyaan yang telah disiapkan, terlebih dahulu isi daftar identitas yang telah disediakan.
    2. Bacalah dengan baik setiap pertanyaan, kemudian  jawab yang dianggap paling tepat.
    3. Isilah angket ini dengan jujur serta penuh ketelitian sehingga semua soal dapat dijawab. Dan sebelumnya tak lupa kami ucapkan banyak terima kasih atas segala bantuannya.

  1. III.   IDENTITAS SISWA
    1. Nama                        :
    2. Umur                         :
    3. Jenis kelamin            :
    4. Hari/Tgl                     :
Copy Gambar

                    ANGKET SISWA MENGENAI KEBIASAAN BELAJAR NAMA : ………………………….. KELAS : ………………………….. PETUNJUK: Mohon dijawab sesuai dengan sit...                            

Contoh Angket Skripsi (PERANAN KEDISIPLINAN GURU )

  1. PETUNJUK PENGISIAN ANGKET
    1. Sebelum anda menjawab daftar pertanyaan yang telah disiapkan, terlebih dahulu isi daftar identitas yang telah disediakan.
    2. Bacalah dengan baik setiap pertanyaan, kemudian beri tanda silang (x) pada jawaban yang dianggap paling tepat.
    3. Isilah angket ini dengan jujur serta penuh ketelitian sehingga semua soal dapat dijawab. Dan sebelumnya tak lupa kami ucapkan banyak terima kasih atas segala bantuannya.

  1. III.   IDENTITAS SISWA
    1. Nama                        :
    2. Umur                         :
    3. Jenis kelamin            :
    4. Hari/Tgl                     :
  1. IV.   DAFTAR PERTANYAAN
    1. Bagaimana menurut anda tentang peranan kedisiplinan guru dalam meningkatkan efektivitas belajar di Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Bontosikuyu Kabupaten Kepulauan ?
      1. Sangat baik                                c.   Kurang baik
      2. Baik                                           d.   Tidak baik
    2. Bagaimana menurut anda tentang metode pembelajaran dalam meningkatkan kedisiplinan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Bontosikuyu Kabupaten Kepulauan  ?
      1. Sangat baik                                            c.   Baik
      2. Cukup baik                                            d.   Kurang baik
    3. Bagaimana menurut anda mengenai langkah-langkah dalam peningkatan kedisiplinan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Bontosikuyu Kabupaten Kepulauan  ?
      1. Sangat baik                                            c.   Baik
      2. Cukup baik                                            d.   Kurang baik
    4. Apakah sarana dan prasarana cukup memadai di Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Bontosikuyu Kabupaten Kepulauan  ?
      1. Sangat memadai                                    c.   Memadai
      2. Cukup memadai                                     d.   Kurang memadai
    5. Bagaimana menurut anda tentang kemampuan guru dalam mengajar di Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Bontosikuyu Kabupaten Kepulauan ?
      1. Sangat baik                                            c.   Baik
      2. Cukup baik                                            d.   Kurang baik
    6. Apakah menurut anda kedisiplinan belajar sudah diterapkan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Bontosikuyu Kabupaten Kepulauan  ?
      1. Sudah diterapkan                                   c.   Kurang diterapkan
      2. Cukup diterapkan                                  d.   Tidak diterapkan
    7. Apakah efektivitas belajar menurut anda sudah berjalan dengan sempurna di Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Bontosikuyu Kabupaten Kepulauan  ?
      1. Sudah sempurna                                                c.   Kurang sempurna
      2. Cukup sempurna                                    d.   Tidak sempurna
    8. Apakah tingkat kedisiplinan guru menurut anda dalam mengajar sudah memenuhi target di Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Bontosikuyu Kabupaten Kepulauan  ?
      1. Sangat memenuhi                                  c.   Kurang memenuhi
      2. Cukup memenuhi                                   d.   Tidak memenuhi
  1. Apakah menurut anda kepemimpinan guru dalam mendidik sudah baik di Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Bontosikuyu Kabupaten Kepulauan  ?
    1. Sangat baik                                            c.   Kurang baik
    2. Cukup baik                                            d.   Tidak baik
    3. Bagaimana menurut anda tentang penguasaan materi pembelajaran bagi guru di Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Bontosikuyu Kabupaten Kepulauan  ?
      1. Sangat menguasai                                  c.   Kurang menguasai
      2. Cukup menguasai                                  d.   Tidak menguasai
    4. Bagaimana menurut anda tentang kualitas kedisiplinan dalam belajar di Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Bontosikuyu Kabupaten Kepulauan  ?
      1. Sangat berkualitas                                  c.   Kurang berkualitas
      2. Cukup berkualitas                                  d.   Tidak berkualitas
    5. Apakah menurut anda media yang digunakan dalam mengajar sudah sesuai di Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Bontosikuyu Kabupaten Kepulauan  ?
      1. Sangat sesuai                                         c.   Kurang sesuai
      2. Cukup sesuai                                          d.   Tidak sesuai
    6. Apakah menurut anda kedisiplinan sangat menunjang terhadap pembelajaran di Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Bontosikuyu Kabupaten Kepulauan  ?
      1. Sangat menunjang                                 c.   Kurang menunjang
      2. Cukup menunjang                                  d.   Tidak menunjang
    7. Bagaimana menurut anda tentang pengaruh kedisiplinan guru terhadap efektivitas belajar di Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Bontosikuyu Kabupaten Kepulauan  ?
      1. Sangat berpengaruh                               c.   Kurang berpengaruh
      2. Cukup berpengaruh                               d.   Tidak berpengaruh
    8. Apakah tekhnik guru dalam mengajar menurut anda sudah baik di Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Bontosikuyu Kabupaten Kepulauan  ?
      1. Sangat baik                                            c.   Kurang baik
      2. Cukup baik                                            d.   Tidak baik
    9. Apakah menurut anda efektivitas belajar sudah memenuhi target yang ditentukan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Bontosikuyu Kabupaten Kepulauan ?
      1. Sangat memenuhi                                  c.   Kurang memenuhi
      2. Cukup memenuhi                                   d.   Tidak memenuhi