A. Pengertian Berita
Kata “berita” berasal dari bahasa sansekerta “vrit” atau dalam bahasa Inggris di sebut “write” yang sebenarnya berarti “terjadi” atau “ada”. Beberapa orang juga ada yang menyebut kata ini dengan sebutan “vritta”, yakni “kejadian” atau “yang telah terjadi”.
Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Berita adalah cerita atau keterangan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat.
Definisi klasik adalah berita adalah semua yang tercetak dalam surat kabar atau media cetak. Juga semua yang ditayangkan dengan audio atau video juga disebut berita. Jadi dalam pandangan ini berita sebenarnya adalah peristiwa yang dilaporkan oleh media massa . Oleh sebab itulah maka setiap media massa memiliki sudut sendiri dalam melaporkan sebuah peristiwa.
Berita tidak semua peristiwa. Ini yang perlu dicamkan oleh seorang jurnalis. Banyak peristiwa yang terjadi tetapi tidak semua menjadi berita. Artinya bahwa banyak peristiwa terjadi setiap hari di sekeliling kita atau di dunia, namun media akan memiliki mana saja yang akan diberitakan dan dilaporkan. Dalam memilih apa yang akan dilaporkan inilah kemudian muncul kemampuan seorang jurnalis dan editor untuk menyaring apa yang layak di dengar, dibaca atau dilihat.
Kegiatan jurnalistik selalu terkait dengan berita, sejak dari pengertian mengenal berita, cara pengumpulan (wawacanra dan investigatif) bahan berita serta tehnik penulisannya. Sebagai titik awal kita harus mengetahui apa itu berita, bagaimana perkembangan pengertian mengenai berita, unsur-unsur yang menentukan besar kecilnya berita.
Secara praktis berita dapat didefenisikan sebagai laporan tentang suatu peristiwa yang sudah terjadi yang dipandang penting untuk menentukan sikap serta tindakan. Tetapi semua defenisi yang ada selalu mengandung 4 unsur dalam peristiwa berita, yaitu:
- Peristiwa merupakan perubahan keadaan
- Peristiwa yang dilaporkan selalu terjadi
- Peristiwa tersebut dilpaorkan manusia
- Peristiwa tersebut berkaitan dengan kepentingan dan minat masyarakat.
B. Jenis-jenis Berita
1. Straight news report : Laporang langsung mengenai suatu berita
2. Berita yang memiliki nilai penyajian objektif tentang fakta-fakta yang dapat dibuktikan, biasanya di tulis dengan unsur-unsur yang dimulai dengan what, who, when, where, why, dan how (5W + 1H)
3. Depth news report : Reporter (wartawan) menghimpun informasi dengan fakta-fakta mengenai peristiwa itu sendiri sebagai informasi tambahan untuk peristiwa itu.
4. Comprehensive news : Laporan tentang fakta yang bersifat menyeluruh ditinjau dari berbagai aspek.
5. Interpretative report : Memfokuskan sebuah isu, masalah atau peristiwa kontroversial. Laporan intreptatif biasanya dipusatkan untuk menjawab pertanyaan mengapa.
6. Feature story : Penulis menyajikan suatu pengalaman pembaca yang lebih bergantung pada gaya menulis dan humor dari pada pentingnya informasi yang disajikan.
7. Depth reporting : Laporan jurnalitik yang bersifat mendalam, tajam lengkap dan utuh tentang suatu peristiwa fenomenal dan aktual.
8. Investigative reporting : Berita memusatkan pada masalah daan kontroversi.
9. Editorial writing : Pikiran sebuah institusi yang diuji didepan sidang pendapat umum. Penyajian fakta dan opini yang menafsirkan berita penting yang mempengaruhi pendapat umum.
· Hard News, yaitu berita penting bagi dan menyangkut publik, masyarakat, atau organisasi. Hardnews harus cepat diberitakan, sebab jika terlambat akan menjadi sebuah berita yang basi, hal ini karena Hard News adalah tingkatan paling atas dalam jenis berita, isi hard news tergolong berita berat dan semua wartawan akan memburunya.
· Soft News, yaitu berita yang tidak terikat dengan aktivitas namun memiliki daya tarik bagi pemirsanya. Hal ini bisa menjadi semacam selingan dan pelengkap dalam pemberitaan di media cetak, televisi, atau radio. Soft News lebih mudah didapatkan ketimbang Hard News.
· Human Interest, yaitu berita yang mengeksplorasi ketokohan seseorang. Berita ini termasuk berita yang tingkatan ketiga dari jenis berita. Dalam hal is, beritanya ringan.
C. Macam-macam Berita
Berita langsung yaitu informasi/pemaparan tentang suatu fakta yang diperoleh langsung dari narasumber/sumber berita (kejadian/peristiwa/orang). Penyajiannya mengutamakan aktualitas (hangat, baru, sedang berlangsung), langsung, sederhana, lugas/apa adanya, singkat, padat, lancar, jelas, tidak berbelit-belit, menarik, dan kaya akan data. Sebagian besar halaman depan surat kabar berisi jenis berita ini.
Contoh: Berita Tsunami yang melanda Jepang
2. Berita tidak langsung
Berita tidak langsung merupakan kebalikan berita langsung. Informasi/pemaparan suatu fakta telah melalui proses terlebih dahulu sebelum akhirnya berita tersebut disampaikan kepada khalayak/ pembaca.
Berita tidak langsung memiliki empat jenis berita, yaitu
Investigative News (Berita Penggalian). Bahan-bahan berita (mentah/minim data) yang diperoleh, selanjutnya dilengkapi melalui penggalian data/informasi/fakta dari berbagai sumber untuk kemudian diolah dan disajikan menjadi berita. Bahan-bahan berita dapat diperoleh dari press release, liputan acara, dan penyelidikan/ penelitian (investigasi).
Contoh: Berita kasus korupsi oleh Nazarudin
Explanatory News (Berita Pengungkapan). Berita yang bersifat mengungkapkan/ menguraikan secara rinci dengan memadukan fakta dan opini. Fakta yang diperoleh dijelaskan secara rinci dan panjang lebar disertai argumentasi. Dapat disajikan secara bersambung. Untuk itu diperlukan banyak data/informasi dari sumber (narasumber/peristiwa) lain.
Interpretative News (Berita Penafsiran/Penjelasan). Berita yang dikembangkan melalui penafsiran/penilaian/komentar karena kekurang-jelasan/kekuranglengkapan suatu data/informasi/narasumber/peristiwa. Disajikan dengan memadukan fakta dan interpretasi.
Depth News(Berita Pengembangan). Hampir sama dengan investigative news, merupakan pengembangan berita yang belum selesai pengungkapannya, kemudian dilanjutkan kembali. Hal ini disebabkan terlalu banyak data, tetapi data tersebut tidak terkait satu sama lain. Apabila disajikan secara langsung atau investigasi, berita dirasa terlalu dangkal karena dapat berdiri sendiri-sendiri. Untuk itu, berita dikembangkan lagi sesuai dengan klasifikasinya.
D. Fungsi Berita
1. Fungsi pengawasan media adalah fungsi yang khusus menyediakan informasi dan peringatan kepada masyarakat tentang apa saja di lingkungan mereka. Media massa meng-up date pengetahuan dan pemahaman manusia tentang lingkungan sekitarnya.
2. Fungsi interpretasi adalah fungsi media yang menjadi sarana memproses, menginterpretasikan dan mengkorelasikan seluruh pengetahuan atau hal yang diketahui oleh manusia.
3. Fungsi transmisi nilai adalah fungsi media untuk menyebarkan nilai, ide dari generasi satu ke generasi yang lain.
4. Fungsi hiburan adalah fungsi media untuk menghibur manusia. Manusia cenderung untuk melihat dan memahami peristiwa atau pengalaman manusia sebagai sebuah hiburan.
E. Aspek dalam Membaca BeritaMembaca berita merupakan kegiatan pembacaan berita dengan pelafalan yang tepat. Ketepatan dapat didapatkan dari konsentrasi dan dari pengetahuan seputar membaca berita. Nah disini, akan kita ulas sedikit bagaiman cara membaca berita yang baik dan benar.
1. Membaca Berita dengan Intonasi yang Tepat serta Lafal yang Jelas Ketepatan lafal, intonasi, dan kejelasan ucapan merupakan sebuah keharusan bagi pembaca berita. Enak atau tidaknya kita mendengarkan berita tergantung dari hal-hal tersebut. Pembaca berita yang baik adalah pembaca yang fasih, andal, dan cermat terhadap setiap kata, frase, klausa, atau kalimat yang dibaca. Pemenggalan kalimat yang tepat juga perlu diperhatikan agar tidak menimbulkan salah penafsiran.
2. Tatapan Mata dan sikap membaca berita yang baik Sikap membaca berita yang baik antara lain :
a. Memfokuskan pandangan ke depan. Jika ada audience, usahakan jangan monoton. Bila di depan kamera, tujukan pandangan tepat pada kamera.
b. Jika penyampaian berita dengan posisi duduk, hendaknya duduk tegak dengan pandangan lurus ke depan. Jika dengan posisi berdiri hendaknya juga tegak.
c. Membaca hendaknya dengan santai. Tentunya dengan ucapan serta intonasi yang tepat.
3. Membaca berita dengan teknik tutup daun telinga Teknik ini ikemukakan oleh seorang tokoh bahasa, yaitu W.S Rendra. Saat kita membaca sebuah berita, tekan kedua daun telinga ke depan menutup lubang pendengaran. Teknik ini berguna untuk mendengarkan apakah lafal, intonasi dan ucapan kita sudah tepat atau belum.
F. Cara Membaca BeritaCara membacakan teks berita haruslah memperhatikan beberapa hal berikut:
1. Seorang pembaca berita harus memahami isi berita secara menyeluruh. Oleh karena itu, sebelum membacakan berita, ia harus membaca berita itu terlebih dulu dengan penuh konsentrasi dan berlatih membacakannya.
2. Menggunakan intonasi atau memberi tekanan suara pada kata-kata yang dianggap penting dengan tepat sehingga enak didengar.
3. Melafalkan kata-kata dengan tepat dan jelas (menggunakan artikulasi dengan jelas).
4. Mengatur volume suara agar jelas terdengar.
5. Memberikan jeda agar tidak terlalu cepat atau terlalu lambat.
6. Mengatur napas dengan seimbang.
7. Mengekspresikan setiap ucapan dengan tepat, seperti mimik wajah, sikap/posisi badan, dan gerak agar tidak terkesan monoton dan menimbulkan makna ganda bagi penyimak.
8. Pembaca berita juga harus memperhatikan faktor pendukung lainnya, seperti penggunaan perangkat teknologi berupa komputer yang berisi gambar, foto, film, teks, atau animasi di luar teks berita yang akan dibacakan, pemilihan busana dan riasan (untuk pembacaan berita yang langsung berhadapan dengan pendengar), dll.
0 komentar:
Posting Komentar