Kepercayaan terhadap keberadaan Ya’juj dan Ma’juj tidak hanya ada pada agama Islam saja, karena orang Nasrani dan Yahudi juga mengakuinya dengan nama yang berbeda, yaitu Gog dan Magog (dalam Perjanjian Lama). Saat ini atas izin Allah Ya’juj dan Ma’juj masih terkurung dalam penjara besi tak kasat mata yang tidak dapat mereka tembus kecuali jika hari kiamat sudah dekat.
Ciri-ciri dan Sifat Ya’juj dan Ma’juj
Kaum Ya’juj dan Ma’juj adalah sekelompok dari golongan manusia, hanya saja secara fisik dan kekuatan mereka berbeda dari manusia biasa. Sebagian beranggapan Ya’juj dan Ma’juj berasal dari keturunan Adam as. dan Hawa, namun ada juga yang berpendapat mereka merupakan keturunan Nabi Nuh as. Ya’juj dan Ma’juj tidak pandai dan fasih dalam berbicara, mereka sangat suka membuat kerusakan di bumi, dan jumlah mereka sangatlah besar.
Secara fisik, tubuh mereka hanya setengah dari manusia biasa, memiliki wajah yang lebar, mata sipit, hidung kecil, rambut merah kecoklatan dan warna kulit yang kemerahan. Wajah mereka seakan-akan terlihat seperti perisai. Ya’juj dan Ma’juj bergerak sangat cepat seperti air yang mengalir deras dari atas gunung.
[ Baca juga : Fakta-Fakta Benua Antartika Menurut Hasil Penelitian ]Peristiwa Dikurungnya Ya’juj dan Ma’juj
Ketika Ya’juj dan Ma’juj menyerang penduduk dan menyebabkan binasanya tumbuhan, ternak dan sumber air, datanglah seorang raja bernama Dzulkarnain. Para penduduk memohon kepada raja tersebut untuk mengurung Ya’juj dan Ma’juj agar bisa terbebas dari kejahatan yang mereka perbuat.
Kisah Ya’juj dan Ma’juj telah disebutkan di dalam surah Al-Kahfi seperti berikut ini.
"Hingga apabila dia telah sampai di antara dua buah gunung, dia mendapati di hadapan kedua bukit itu suatu kaum yang hampir tidak mengerti pembicaraan. Mereka berkata: 'Hai Dzulqarnain, sesungguhnya Ya'juj wa-Ma'juj itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi, maka dapatkah kami memberikan sesuatu pembayaran kepadamu, supaya kamu membuat dinding antara kami dan mereka.' Dzulqarnain berkata: 'Apa yang telah dikuasakan oleh Tuhanku kepadaku terhadapnya adalah lebih baik, maka tolonglah aku dengan kekuatan (manusia dan alat-alat), agar aku membuatkan dinding antara kamu dan mereka. Berilah Aku potongan-potongan besi.' Hingga apabila besi itu telah sama rata dengan kedua (puncak) gunung itu, berkatalah Dzulqarnain: 'Tiuplah (api itu)', hingga apabila besi itu sudah menjadi (merah seperti) api, diapun berkata: 'Berilah Aku tembaga (yang mendidih) agar aku tuangkan ke atas besi panas itu.' Maka mereka tidak bisa mendakinya dan mereka tidak bisa (pula) melobanginya. Dzulqarnain berkata: 'Ini (dinding) adalah rahmat dari Tuhanku, maka apabila sudah datang janji Tuhanku, dia akan menjadikannya hancur lu luh; dan janji Tuhanku itu adalah benar." (QS. Al-Kahfi: 93-98).
Juga firman Allah SWT dalam surah Al-Anbiyaa’:
"Hingga apabila dibukakan (tembok) Ya`juj dan Ma`juj, dan mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi. Dan telah dekatlah kedatangan janji yang benar (Hari berbangkit), maka tiba-tiba terbelalaklah mata orang-orang yang kafir. (Mereka berkata); "Aduhai celakalah kami, sesungguhnya kami adalah dalam kelalaian tentang ini, bahkan kami adalah orang-orang yang zalim" (QS. Al-Anbiyaa’: 96)
Ya’juj dan Ma’juj dikurung sampai tiba masa yang telah dijanjikan Allah SWT. Mereka setiap hari menggali tembok tempat mereka ditahan, ketika keesokannya tempat yang merreka gali akan kembali seperti semula. Sampai nanti suatu ketika mereka menggali dan keesokan paginya tempat tersebut tetap seperti kemarin, saat itulah mereka akan bebas. Baginda Rasulullah SAW juga pernah beberapa kali menyebutkan perihal Ya’juj dan Ma’juj, salah satunya seperti berikut ini.
"Sesungguhnya Ya'juj dan Ma'juj membongkarnya setiap hari, sampai ketika mereka hampir melihat cahaya matahari. Pemimpin mereka berkata: 'Kita pulang, kita teruskan besok'. Lalu Allah mengembalikannya lebih kuat dari sebelumnya. Ketika masa mereka telah tiba dan Allah ingin mengeluarkan mereka kepada manusia, mereka menggali, ketika mereka hampir melihat cahaya matahari, pemimpin mereka berkata: 'Kita pulang, kita teruskan besok insya Allah Ta'ala'. Mereka mengucapkan insya Allah. Mereka kembali ke tempat mereka menggali, mereka mendapatkan galian seperti kemarin. Akhirnya mereka berhasil menggali dan keluar kepada manusia. Mereka meminum air sampai kering dan orang-orang berlindung di benteng mereka. Lalu mereka melemparkan panah-panah mereka ke langit dan ia kembali dengan berlumuran darah. Mereka berkata: 'Kita telah mengalahkan penduduk bumi dan mengungguli penghuni langit."
Kisah Antara Ya’juj dan Ma’juj dengan Dzulkarnain
Dzulkarnain adalah seorang raja dari kerajaan At-Tababi’ah. Dzulkarnain sendiri merupakan julukan dari Abu Karb AlHimyari atau Abu Bakar bin Ifraiqisy, yang artinya pemilik dua tanduk. Disebut demikian karena wilayah kekuasaannya yang begitu luas mulai dari ujung tanduk matahari bagian timur hingga barat.
Ketika raja Dzulkarnain mengembara dan tiba di sebuah desa antara gunung Armenia dan Azzarbaijan, beliau mendapat keluhan dari penduduk setempat dan memintanya untuk melindungi mereka dari Ya’juj dan Ma’juj. Atas izin Allah SWT dia dapat membuat tembok besi yang sangat kuat sehingga tidak dapat ditembus oleh kaum Ya’juj dan Ma’juj.
Demikian kisah dan misteri Ya’juj dan Ma’juj, semoga dapat dijadikan pelajaran dan renungan untuk umat Muslim bahwa hari kiamat pasti akan tiba dan salah satu tandanya adalah kemunculan Ya’juj dan Ma’juj. Kita harus mengimaninya dan selalu memohon kepada Allah SWT untuk tetap dalam lidungan-Nya seraya memperbaiki diri.