Tampilkan postingan dengan label Etika bisnis. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Etika bisnis. Tampilkan semua postingan

Jumat, 08 Januari 2016

Pengantar Bisnis, Etika Bisnis & tanggung jawab perusahaan

BAB II
PENGANTAR BISNIS


2.1.   Pengertian Bisnis
‘bisnis’ berasal dari kata dalam bahasa inggris ‘business’, yang berasal dari kata ‘busy’ , yang berarti sibuk. jadi bila melihat pola bahasanya, kata ‘business’ bisa diartikan sebagai kesibukan. pengertian tersebut mungkin tidak tepat bila digunakan sekarang ini karena kata ‘bisnis’ diasosiasikan sebagai suatu aktivitas ekonomi.
Jeff Madura (2006), juga mendefinisikan bisnis adalah suatu organisasi, badan usaha atau perusahaan yang menyediakan barang atau jasa yang diinginkan oleh konsumen. Tujuan suatu bisnis adalah melayani kebutuhan konsumen yang dilakukan oleh orang-orang (dalam hal ini pemilik) yang mencari keuntungan.  Orang-orang yang membuat sebuah bisnis melihat kesempatan untuk membuat produk yang belum  ditawarkan oleh perusahaan (bisnis) lain. Dengan menyediakan suatu produk yang diinginkan oleh konsumen diharapkan mereka dapat memperoleh profit (keuntungan).
Motif sebuah bisnis pada dasarnya adalah untuk memperoleh keuntungan dengan cara menyediakan produk yang dibutuhkan konsumen. Akan tetapi ada juga suatu organisasi atau badan usaha yang didirikan bukan untuk mencari keuntungan. Organisasi yang demikian disebut organisasi Nirlaba, yaitu sebuah organisasi yang melayani kebutuhan khusus dan tidak berniat mencari keuntunga, misalnya, tempat ibadah.

Secara singkat, bisnis adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk menciptakan nilai suatu barang atau jasa yang dilakukan oleh individu atau kelompok dalam memenuhi kebutuhan masyarakat dan mendapatkan keuntungan bagi dirinya atau organisasi, melalui proses transaksi.

2.2.   Fungsi Bisnis
Bisnis memiliki fungsi-fungsi tertentu dalam kedudukannya di masyarakat. Sebuah organisasi bisnis tidak mungkin berdiri sendiri tanpa mempedulikan fungsinya bagi lingkungan tempat bisnis itu berdiri. Fungsi bisnis tersebut dipisahkan menjadi dua bagian, yaitu fungsi mikro dan fungsi makro, yaitu:
a.       Fungsi mikro
Fungsi mikro adalah pihak-pihak yang berkepentingan langsung terhadap proses penciptaan nilai perusahaan, yaitu:
·         Pekerja/karyawan
Karyawan memiliki input yang berharga bagi perusahaan dan memiliki kepentingan yang berbeda dengan manajer. Kalau karyawan mementingkan untuk mendapatkan upah atau gaji yang layak bagi kinerjannya, sementara manajer menginginkan adanya kinerja yang tinggi dari para karyawannya.
·         Dewan komisaris
Dewan komisaris adalah sekumpulan orang-orang yang mewakili para pemegang saham, yang memiliki kedudukan yang independen terhadap manajemen dan kadang-kadang mereka bisa meminta manajemen untuk melakukan perubahan-perubahan.
·         Pemegang saham
Para pemegang saham memiliki kepentingan dan tanggung jawab tertentu terhadap perusahaan sebesar saham yang mereka miliki dalam perusahaan tersebut.
b.      Fungsi makro
Fungsi makro adalah pihak-pihak yang terlibat secara tidak langsung dalam pembentukan dan pengendalian bisnis, yaitu:
·         Masyarakat sekitar perusaahaan
Keberadaan perusahaan diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi masyarakat sekitar seperti pemberian santunan, beasiswa, rekrutmen karyawan dan pengendalian lingkungan.
·         Bangsa dan negara
Tanggung jawab perusahaan terhadap bangsa dan negara diwujudkan dalam kewajiban membayar pajak.

2.3.   Stakeholders dalam sebuah bisnis
Seperti pembahasan sebelumnya, ternyata setiap bisnis pasti memiliki pihak-pihak yang berkepentingan dengan adannya bisnis tersebut. Pihak-pihak tersebut adalah stakeholders. Ada 5 tipe stakeholder yang terlibat dalam sebuah bisnis (Madura, 2006), yaitu:
1.      Pemilik
Setiap bisnis berasal dari sebuah ide yang dimiliki oleh satu atau lebih entrepreneur untuk menghasilkan sebuah produk. Pada awalnya mungkin hanya satu orang saja sebagai pemilik namun seiring perkembangan bisnisnya, orang tersebut bisa saja mengundang orang lain untuk melakukan investsi dan menjadi pemilik kedua. Dengan demikian, pemilik kedua akan mendapatkan sertifikat kepemilikan (saham) perusahaan, dan akan menerima keuntungan yang disebut deviden.
2.      Kreditor
Kreditor adalah institusi keuangan (bank) yang dapat menyediakan dana bagi perusahaan yang membutuhkan pinjaman keuangan. Perusahaan harus membayar bunga jika meminjam dana dari bank ini.
3.      Karyawan
Dalam hal tanggung jawab pengelolaan tugas karyawan lain dan membuat keputusan-keputusan bisnis yang penting, maka manajer adalah yang dimaksud. Tujuan manajer adalah meningkatkan nilai perusahaan.
4.      Supplier
Setiap perusahaan pasti membutuhkan material untuk menjalankan prosses produksinya. Untuk itu sebuah perusahaan perlu sebuah penyedia bagi meterial yang dibutuhkan untuk menyelesaikan produksinya.
5.      Konsumen
Suatu perusahaan tidak dapat bertahan lama tanpa konsumen sebagai pengguna produk yang mereka hasilkan. Untuk itu sebuah perusahaan harus dapat menarik konsumennya, dengan cara membuat produk yang sesuai dengan harapan konsumen dan dengan harga yang terjangkau dan bukan hanya menarik konsumen tetapi juga mengelola dan mempertahankan konsumennya.

2.4.   Sumber dana yang diperlukan dalam bisnis
Adapun faktor-faktor yang dibutuhkan dalam proses produksi sebuah perusahaan adalah (Madura 2006):
1.      Sumber daya alam
SDA adalah sumber-sumber daya yang dapat digunakan dalam bentuk aslinya, misalnya tanah. Bisnis pertanian sangat tergantung pada sumber daya alam ini unutk menanam benih. Sedangkan bisnis yang lain, tanah digunakan sebagai tempat untuk menjalankan proses produksinya.
2.      Sumber daya manusia
SDM adalah manusia yang dapat menjalankan pekerjaan untuk sebuah bisnis. Kontribusi manusia dalam proses produksi bisa kemampuan fisik, misalnya untuk menjalankan mesin dan lain-lain. Serta kemampuan mental, misalnya untuk memikirkan perubahan-perubahan yang doperlukan dalam bisnis dan untuk memotivasi pekerja lain.
3.      Madal
Modal terdiri dari mesin, peralatan, perlengkapan dan fasilitas fisik yang digunakan dalam sebuah bisnis. Pada tahun-tahun terakhir, teknologi ternyata mampu membuat bisnis mampu menggunakan modalnya dengan efektif, misalnya: teknologi informasi, dan e-business yaitu bisnis yang dijalankan melalui akses internet.
4.      Kewirausahaan
Kewirausahaan adalah penciptaan ide bisnis dan kemauan untuk mengambil resiko; tindakan untuk menciptakan, mengorganisasi dan mengelola sebuah bisnis. Orang yang bertindak dalam aktivitas tersebut disebut wirausahawan.
   
2.5.   Lingkungan bisnis
Sebuah perusahaan umumnya sangat tergantung dengan lingkungannya. Bahkan setelah sebuah perusahaan didirikan, maka pemilik dan pengelola harus tetap memantau lingkungan supaya dapat mengantisipasi bagaimana permintaan dan kemungkinan perubahan biaya produksi. Limgkungan bisnis terdiri dari:
1.      Lingkungan sosial
Lingkungan sosial termasuk demografi, dan preferensi konsumen untuk menunjukkan kecenderungan sosial yang di tampilkan oleh sebuah bisnis. Demografi sendiri berarti karakteristik populasi manusia atau populasi segmentasi yang spesifik.
2.      Lingkungan industri
Lingkungan industri menyatakan suatu kondisi di dalam perusahaan. Kondisi masing-masing perusahaan akan bervariasi sesuai dengan permintaan dan persaiangan. Keuntungan akan diperoleh oleh industri yang memiliki tingkat permintaan yang tinggi untuk produk yang dihasilkan. Persaingan yang ketat menguntungkan konsumen karena mereka akan mendapatkan harga yang relatif rendah dari perusahaan yang bersiang, sementara dari sisi perusahaan, persaingan mengakibatkan rendahnya pendapatan dan tentu saja keuntungannya.
3.      Lingkungan ekonomi
Lingkungan ekonimi mempunyai pengaruh yang kuat terhadap kinerja bisnis. Ketika ekonomi kuat, lapangan kerja tinggi dan tingkat kompensasi pada karyawan juga meningkat. Sementara, daya beli masyarakat yang tinggi membuat mereka, mampu membeli produk yang ditawarakan perusahaan. Pada akhirnya, perusahaan akan mendapatkan untung yang tinggi dan mampu mengembangkan usahanya, melakukan rekrutmen tenaga kerja. Sebaliknya pada kondisi ekonomi yang lemah, perusahaan akan cenderung melakukan PHK pada karyawan dan tidak mampu memberi kompensasi yang tinggi, sehingga daya beli masyarakat terhadap produk yang ditawarkan menurun dan mengakibatkan perusahaan rugi.
4.      Lingkungan global
Lingkungan global akan mempengaruhi kinerja perusahaan baik secara langsung maupun tidak. Pada perusahaan yang memiliki hubungan dagang, baik pembelian ataupun penjualan akan sangat tergantung pada situasi global. Sedangkan bagi perusahaan yang tidak memiliki hubungan dagang dengan negara lain tetap harus mampu menilai kondisi lingkungan global untuk mewaspadai adanya pesaing yang datang dari luar negeri. Selain mempengaruhi kondisi dalam perusahaan, lingkungan global juga dapat mempengaruhi kondisi ekonomi lokal. Jika kondisi ekonomi di luar negeri lemah, maka industri di negara tersebut juga akan mengalami penurunan dalam hal keuntungan yang diraih.

2.6.   Tipe-tipe keputusan bisnis
Setelah memperhatikan fungsi, sumber daya, stakeholder, dan lingkungan bisnisnya, seorang pengusaha mau tidak harus membuat keputusan-keputusan untuk dapat menjalankan perusahaan dengan baik. Dalam sebuah bisnis setidaknya ada 3 tipe pengambilan keputusan yang umumnya diambil, yaitu:
1.      Manajemen
Sumber daya manusia dan sumber daya lainnya, mesin dan lain-lain.
2.      Pemasaran
Mengenai produk dikembangkan, harga, distribusi dan program promosi yang akan dijalankan untuk mengenalkan produk tersebut pada konsumen.
3.      Keuangan
Meliputi bagaimana perusahaan memperoleh dana dan penggunaan dana yang dimiliki untuk operasional bisnis. 

BAB III
ETIKA BISNIS DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN


3.1.   Definisi etika bisnis
Etika berasal dari kata Yunani ethos yang mengandung arti yang cukup luas yaitu, adat, kebiasaan, akhlak, watak, perasaan, sikap dan cara berpikir.  Etika bisnis yaitu pengetahuan tentang tata cara ideal pengetahuan dan pengelolaan bisnis yang memperhatikan norma dan moralitas yang berlaku  secara universal dan secara ekonomi/sosial, dan tujuan bisnis (muslich, 1998:4).

3.2.   Prinsip – Prinsip Etika Bisnis
Etika bisnis memiliki prinsip-prinsip yang harus ditempuh perusahaan untuk mencapai tujuannya dan harus dijadikan pedoman agar memiliki standar baku yang mencegah timbulnya ketimpangan dan mengandung etika normal sebagai standar kerja atau operasi perusahaan. Muslich (1998: 31-33) mengemukakan prinsip-prinsip etika bisnis sebagai berikut:
1.      Prinsip otonomi
Prinsip otonomi mengandung bahwa perusahaan secar bebas memiliki wewenang sesuai dengan bidang yang dilakukan dan pelaksanaannya dengan visi dan misi yang dimilikinya. Kebijakan yang diambil perusahaan harus diarahkan untuk pengembangan visi dan misi perusahaan ynag berorientasi pada kemakmuran dan kesejahteraan karyawan dan komunitasnya.
2.      Prinsip kejujuran
Kejujuran merupakan nilai yang paling mendasar dalam mendukung keberhasilan perusahaan. Kejujuran harus diarahkan pada semua pihak, baik internal maupun eksternal perusahaan. Jika prinsip kejujuran ini dapat dipegang teguh oleh perusahaan, maka akan dapat meningkatkan kepercayaan dari lingkungan perusahaan tersebut.
3.      Kesatuan (Unity)
Adalah kesatuan sebagaimana terefleksikan dalam konsep yang memadukan keseluruhan aspek aspek kehidupan, baik dalam bidang ekonomi, politik,sosial menjadi keseluruhan yang homogen,serta mementingkan konsep konsistensi dan keteraturan yang menyeluruh.
4.      Kehendak Bebas (Free Will)
Kebebasan merupakan bagian penting dalam nilai etika bisnis,tetapi kebebasan itu tidak merugikan kepentingan kolektif.Kepentingan individu dibuka lebar.Tidak adanya batasan pendapatan bagi seseorang mendorong manusia untuk aktif berkarya dan bekerja dengan segala potensi yang dimilikinya.
5.      Prinsip keadilan / Keseimbangan (Equilibrium)
Perusahaan harus bersikap adil kepada pihak-pihak yang terkait dengan sistem bisnis. Contohnya, upah yang adil kepada karywan sesuai kontribusinya, pelayanan yang sama kepada konsumen, dan lain-lain.
6.      Prinsip hormat pada diri sendiri
Perlunya menjaga citra baik perusahaan tersebut melalui prinsip kejujuran, tidak berniat jahat dan prinsip keadilan.
7.      Tanggung jawab (Responsibility)
Kebebasan tanpa batas adalah suatu hal yang mustahil dilakukan oleh manusia karena tidak menuntut adanya pertanggungjawaban dan akuntabilitas. untuk memenuhi tuntunan keadilan dan kesatuan, manusia perlu mempertanggungjawabkan tindakannya. secara logis prinsip ini berhubungan erat dengan kehendak bebas. Ia menetapkan batasan mengenai apa yang bebas dilakukan oleh manusia dengan bertanggungjawab atas semua yang dilakukannya.
  
3.3.   Tanggung jawab sosial
Dalam membuat dan memasarkan produk, sebuah perusahaan memiliki tanggung jawab sosial, sebagai pengetahuan perusahaan mengenai bagaimana keputusan bisnisnya dapat mempengaruhi masyarakat (Madura, 2006). Tanggung jawab perusahaan meliputi:
1.      Tanggung jawab kepada konsumen
Dalam hal tanggung jawb kepada konsumen, perusahaan harus memperhatikan beberapa hal sebagai berikut (madura, 2006):
a.       Tanggung jawab dalam pelaksanaan produksi
Produk yang dibuat harus diberikan jaminan keselamatan kepada konsumen. Produk yang dibuat harus menyertarkan label peringatan untuk mencegah kecelakaan yang mungkin terjadi akibat salah dalam penggunaan produk.
b.      Tanggung jawab dalam pelaksanaan penjualan
Sebuah perusahaan harus menyertakan petunjuk pelaksanaan bagi karyawan bagian penjualannya, agar tidak terlalu agresif atau melakukan promosi yang tidak benar.
c.       Peranan konsumerisme
Konsumerisme adalah kumpulan permintaan oleh konsumen dimana perusahaan memuaskan kebutuhannya. Sekumpulan orang yang peka dengan hal inni telah memotivasi perusahaan untuk memenuhi tanggungjawabnya terhadap konsumen.
d.      Peranan pemerintah
Pemerintah juga bisa sangat peduli terhadap kepentingan konsumen untuk memastikan bahwa perusahaan telah memenuhi tanggung jawab terhadap konsumen. Aturan-aturan yang mungkin dikeluarkan pemerintah dalam hal ini adalah:
·         Aturan pemerintah dalam keamanan produk
·         Sebagai contoh, BPOM dan FDA(USA)
·         Aturan pemerintah dalam hal periklanan
·         Aturan pemerintah dalam persaingan industri
·         Memonitor keluhan konsumen
·         Mendapatkan dan memanfaatkan feedback dari konsumen
e.       Tanggung jawab terhadap karyawan
Tanggung jawab perusahaan meliputi keamanan karyawan, perlakuan yang baik dan manusiawi dari karyawan yang lain, kesempatan yang sama dan tanggung jawab untuk memuaskan karyawan.
f.       Tanggung jawab terhadap pemegang saham
Perusahaan bertanggung jawab untuk memuaskan pemilik saham. Perusahaan juga harus berusaha untuk menyakinkan para pemegang saham bahwa dana yang mereka tanamkan telah digunakan secara tepat.
g.      Tanggung jawab terhadap kreditor
Tanggung jawab perusahaan adalah memenuhi kewajiban keuangan perusahaan terhadap kreditor. Selain itu perusahaan juga harus selalu menginformasikan kondisi keuangan perusahaan kepada kreditornya.
h.      Tanggung jawab terhadap lingkungan
Tanggung jawabnya adalah berupaya untuk tidak merusak lingkungan dan menjaga kelestarian lingkungan baik udara, air maupun tanah.
i.        Tanggung jawab terhadap masyarakat
Perusahaan selalu dituntut untuk selalu memberikan kontribusi yang positif bagi masyarakat sekitar perusahaan. Misalnya memberikan beasiswa, merekrut tenaga kerja dari masyarakat sekitar lokasi perusahaan dan lain-lain.


DAFTAR PUSTAKA
Sukardi, Paulus; Sari, Evi Thelia; BISNIS INTERNASIONAL; sebuah Perspektif kewirausahaan/Paulus Sukardi, Evi Thelia Sari – Edisi Pertama – Yogyakarata; Graha Ilmu, 2007

Minggu, 15 Maret 2015

Etika Bisnis

Pemahaman tentang etika


  1. Etika merupakan ajaran kesusilaan dan menciptakan akal.
  2. Etika merupakan refleksi dari ajaran moral
  3. Usaha sistematis dengan menggunakan rasio untuk menafsirkan pengalaman moral individu dan moral sosial sehingga dapat menetapkan aturan untuk mengendalikan perilaku manusia.

Istilah etika diartikan sebagai suatu perbuatan standar (standard of conduct) yang memimpin individu dalam membuat keputusan. 

Etik adalah suatu studi mengenai yang benar dan yang salah dan pilihan moral yang dilakukan seseorang

Keputusan etik ialah suatu hal yang benar mengenai perilaku standar. Etika bisnis kadang-kadang disebut pula etika manajemen,yaitu penerapan standar moral dalam kegiatan bisnis.

Pengertian Etika

Beberapa pengertian tentang etika adalah sebagai berikut:

  1. Etika adalah perbuatan standar yang memimpin individu dalam membuat keputusan
  2. Etika adalah suatu studi mengenai yang benar dan yang salah serta pilihan moral yang dilakukan seseorang 
  3. Keputusan etis adalah suatu hal yang benar mengenai perilaku standar


Etika bisnis adalah keseluruhan dari aturan-aturan etika, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis yang mengatur hak-hak dan kewajiban produsen dan konsumen serta etika yang harus dipraktekkan dalam bisnis.

Etika Bisnis Mencakup

Etika bisnis mencakup hubungan antara perusahaan dengan orang yang menginvestasi uangnya dalam perusahaan, dengan konsumen, pegawai, kreditur dan pesaing.


  • Orang yang menanam uang atau investor menginginkan manajemen dapat mengelola perusahaan secara berhasil, sehingga dapat menghasilkan keuntungan bagi mereka.
  • Konsumen menginginkan agar perusahaan menghasilkan produk bermutu yang dapat dipercaya dan dengan harga yang layak
  • Para karyawan menginginkan agar perusahaan mampu membayar balas jasa yang layak bagi kehidupan mereka, memberi kesempatan naik pangkat atau promosi jabatan.
  • Pihak kreditur mengharapkan agar semua hutang perusahaan dapat dibayar tepat pada waktunya dan membuat laporan keuangan yang dapat dipercaya dan dibuat secara teratur.
  • Pihak pesaing mengharapkan agar dalam persaingan dilakukan secara baik, tidak merugikan dan menghancurkan pihak lain.

Orang-orang bisnis diharapkan bertindak secara etis dalam berbagai aktivitasnya di masyarakat. Harus ada etik dalam menggunakan sumber daya yang terbatas di masyarakat, apa akibat dari pemakaian sumber daya tersebut dan apa akibat dari proses produksi yang dilakukan.
Etika bisnis menyangkut usaha membangun kepercayaan antara masyarakat dengan perusahaan,dan ini merupakan elemen sangat penting buat suksesnya suatu bisnis dalam jangka panjang.
Jadi prinsipnya seorang wirausaha lebih baik merugi daripada melakukan perbuatan tidak terpuji

Menjaga etika adalah suatu hal yang sangat penting untuk melindungi reputasi perusahaan. Masalah etika ini selalu dihadapi oleh para manajer dalam keseharian kegiatan bisnis, namun harus dijaga terus menerus, sebab reputasi sebuah perusahaan yang etis tidak dibentuk dalam waktu pendek tapi akan terbentuk dalam jangka panjang. Dan ini merupakan aset tak ternilai sebagai good will bagi sebuah perusahaan. Suatu trademark istimewa dalam competitive advantage.

Komponen Etika

1. Komponen Sumber
- kemauan individu
seseorang tidak suka KKN
- konsensus sosial
ada kesepakatan tidak saling menjatuhkan 
- nilai pribadi
seseorang memiliki pribadi jujur.

2. Komponen mekanik
usaha melalui berbagai metode untuk mencapai konsensus. Misalnya: hasil negosiasi disepakati tidak boleh membanting harga
3. Produk 
kesepakatan individu dalam masyarakat. 
misalnya :
- barang dibeli dapat garansi selama 6 bulan
- kecap yang terbaik itu memiliki syarat-syarat tertentu
4. Aliran Etika
- Aliran DEANTOLOGI
 kewajiban moral dapat diketahui secara intuitif.
 misalnya: rasanya tak pantas kalau kita turunkan harga

- Aliran TEOLOGI
  Menilai perbuatan orang dari tujuannya.
  Misalnya: saya turunkan harga untuk jatuhkan lawan.

Kesimpulan:

  1. Etika bisnis perlu dimiliki individu dan perusahaan
  2. Etika bisnis sangat bermanfaat dalam menyelesaikan masalah-masalah bisnis
  3. Etika bisnis memiliki sanksi moral
  4. Tanpa etika bisnis, ekonomi akan kacau 

Konsep Etika Bisnis

Konsep etika bisnis tercermin pada corporate culture (budaya perusahaan).
Menurut Kotler (1997) budaya perusahaan merupakan karakter suatu perusahaan yang mencakup pengalaman, cerita, kepercayaan dan norma bersama yang dianut oleh jajaran perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari cara karyawannya berpakaian, berbicara, melayani tamu dan pengaturan kantor

Dasar pemikiran:
Suatu perusahaan akan memiliki hak hidup apabila perusahaan tersebut memiliki pasar, dan dikelola oleh orang-orang yang ahli dan menyenangi pekerjaannya.

Agar perusahaan tersebut mampu melangsungkan hidupnya, ia dihadapkan pada masalah:

  1. intern,misalnya masalah perburuhan
  2. Ekstern,misalnya konsumen dan persaingan
  3. Lingkungan, misalnya gangguan keamanan

pada dasarnya ada 3 hal yang dapat membantu perusahaan mengatasi masalah di atas yaitu:

  1. Perusahaan tersebut harus dapat menemukan sesuatu yang baru.
  2. Mampu menemukan yang terbaik dan berbeda
  3. Tidak lebih jelek dari yang lain

Untuk mewujudkan hal tersebut perlu memiliki nilai-nilai yang tercermin pada:

  1. Visi
  2. Misi 
  3. Tujuan
  4. Budaya organisasi

Budaya Organisasi

Pada budaya organisasi terdapat unsur 

  1. Memecahkan masalah baik internal maupun eksternal organisasi
  2. Budaya tersebut dapat ditafsirkan secara mendalam
  3. Mempunyai persepsi yang sama
  4. Pemikiran yang sama
  5. Perasaan yang sama

Fungsi dan Manfaat Budaya Perusahaan

1. Fungsi 
menentukan maksud dan tujuan organisasi dengan fungsi tersebut organisasi akan mengikat anggotanya.

2. Manfaat 
a. mampu memecahkan masalah intern
b. mampu memecahkan masalah ekstern
c. mampu memiliki daya saing
d. mampu hidup jangka panjang
Kunci Membangun Budaya Perusahaan

I. Memahami proses terbentuknya budaya perusahaan
1. Alamiah
2. Konseptual
sumber budaya perusahaan adalah 
a. karakteristik pemimpin
b. jenis pekerjaan
c. cara memecahkan masalah
II. Memahami faktor-faktor yang mempengaruhi budaya perusahaan.
a. Nilai
b. Ideologi
c. Norma
III. Langkah-langkah membangun budaya perusahaan:
1. menemukan masalah dalam organisasi
2. menemukan opini yang berkembang
3. menganalisis opini dari:
- lingkup
- pemunculan
- kompetensi
- mutu
- kadar
4. Menentukan strategi
5. Membuat program
6. Merumuskan pesan yang dapat mengubah
- opini negatif menjadi positif
- opini positif menjadi lebih positif
7. menciptakan opini baru yang positif 
   tercermin pada:
(1) individul image
(2) unit image
(3)coorporate
IV. Budaya perusahaan dapat dibagi menjadi:
1. Produk
2. Organisasi
- Perhatian pada karyawan (suasana, keejahteraan)
- Perhatian pada tata kerja
- Menyangkut pada sistem dan prosedur aturan-aturan kerja
- Perhatian pada sarana/peralatan

Individual Opinion

Opini Bagian

OPINI PERUSAHAAN (Corporate Image)





Hak dan Kewajiban Konsumen dan Produsen

Hak dan Kewajiban Konsumen

- Hak Konsumen

  1. Hak atas kenyamanan, keamanan dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang dan/atau jasa..
  2. Hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang dan/atau jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan.
  3. Hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa.
  4. Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau jasa yang digunakan.
  5. hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan konsumen, dan upaya penyelesaian sengketa perlindungan konsumen secara patut.
  6. hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen.
  7. hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif
  8. hak untuk mendapat kompensasi, ganti rugi, dan/atau penggantian jika barang dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian dan tidak sebagaimana mestinya

- Kewajiban Konsumen

  1. membaca atau mengikuti petunjuk informasi dan prosedur pemakaian atau pemanfaatan barang dan/atau jasa, demi keamanan dan keselamatan.
  2. beritikad baik dalam melakukan transaksi pembelian barang dan/atau jasa.
  3. membayar sesuai dengan nilai tukar yang disepakati.
  4. mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa perlindungan konsumen secara patut


Hak dan Kewajiban Produsen

- Hak Produsen (pelaku usaha/wirausahawan)

  1. hak menerima pembayaran yang sesuai dengan kesepakatan mengenai kondisi dan nilai tukar barang dan/atau jasa yang diperdagangkan.
  2. hak untuk mendapat perlindungan hukum dari tindakan konsumen yang beritikad tidak baik.
  3. hak untuk melakukan pembelaan diri sepatutnya di dalam penyelesaian hukum sengketa konsumen
  4. hak untuk rehabilitasi nama baik apabila terbukti secara hukum bahwa kerugian konsumen tidak diakibatkan oleh barang dan/atau jasa yang diperdagangkan

- Kewajiban produsen

  1. Beritikad baik dalam kegiatan usahanya
  2. Memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa serta memberikan penjelasan, penggunaan, perbaikan dan pemeliharaan
  3. Memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif
  4. Menjamin mutu barang dan/atau jasa yang diproduksi dan/atau diperdagangkan Berdasarkan ketentuan standar mutu dan/atau jasa yang berlaku
  5. Memberi kesempatan kepada konsumen untuk menguji dan/atau mencoba barang dan/atau jasa yang dibuat dan/atau yang diperdagangkan
  6. Memberi kompensasi, ganti rugi, dan/atau penggantian atas kerugian akibat penggunaan, pemakaian dan pemanfaatan barang dan/atau jasa yang diperdagangkan.
  7. Memberi kompensasi ganti rugi dan/atau penggantian bila barang dan/atau jasa yang diterima atau dimanfaatkan tidak sesuai dengan perjanjian

Perbuatan yang dilarang bagi produsen

Undang-undang no.8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen telah mengatur larangan kepada produsen dalam menjalankan kegiatannya, sebagai berikut:
  1. tidak memenuhi atau tidak sesuai standar yang disyaratkan dari ketentuan perundang-undangan.
  2. tidak sesuai dengan berat bersih, isi bersih dan jumlah dalam hitungan sebagaimana dinyatakan dalam label atau etiket barang tersebut.
  3. tidak sesuai dengan ukuran, takaran, timbangan dan jumlah dalam hitungan menurut ukuran yang sebenarnya. 
  4. tidak sesuai dengan kondisi, jaminan, keistimewaan atau kemanjuran sebagaimana dinyatakan dalam label, etiket atau keterangan barang dan/atau jasa tersebut.
  5. tidak sesuai dengan mutu, tingkatan, komposisi, proses pengelolaan, gaya, mode atau penggunaan tertentu sebagaimana dinyatakan dalam label, etiket atau keterangan barang dan/atau jasa tersebut.
  6. tidak sesuai dengan janji yang dinyatakan dalam label, etiket, keterangan, iklan atau promosi barang dan/atau jasa tersebut.
  7. tidak mencantumkan tanggal kadaluarsa atau jangka waktu penggunaan yang paling baik atas barang tertentu.
  8. tidak mengikuti ketentuan produksi secara halal, sebagaimana dinyatakan halal yang dicantumkan dalam label.
  9. tidak memasang label atau membuat penjelasan barang yang memuat nama barang, ukuran, berat bersih atau isi bersih, komposisi, aturan pakai, tanggal pembuatan, efek samping, nama dan alamat produsen, serta keterangan lain untuk penggunaan yang menurut ketentuan harus dipasang atau dibuat
  10. tidak mencantumkan informasi dan/atau petunjuk penggunaan barang dalam bahasa Indonesia sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.
  11. memperdagangkan barang yang rusak, cacat atau bekas, dan tercemar tanpa memberikan informasi yang lengkap.
  12. memperdagangkan sediaan farmasi dan pangan yang rusak, cacat atau bekas, dan tercemar, dan/atau tanpa memberikan informasi secara lengkap.

Fundamental Etika yang Berlaku Pada Semua Etnis.

Fundamental etika yang berlaku pada semua etnis menurut Zimmerer (1996) terdiri atas:
  1. Sopan santun, yaitu selalu bicara benar, terus terang, tidak menipu dan tidak mencuri.
  2. Integritas, yaitu memiliki prinsip, hormat dan tidak bermuka dua.
  3. Manjaga janji, yaitu dapat dipercaya bila berjanji, tidak mau menang sendiri
  4. Kesetiaan, ketaatan, yaitu benar dan loyal pada keluarga dan teman, tidak menyembunyikan informasi yang tidak perlu dirahasiakan 
  5. Kejujuran, kewajaran (fairness), yaitu berlaku fair dan terbuka, berkomitmen pada kedamaian, jika bersalah cepat mengakui kesalahan, perlakuan yang sama terhadap setiap orang dan memiliki toleransi yang tinggi
  6. Menjaga satu sama lain (caring for others), yaitu penuh perhatian, baik budi, ikut andil, menolong siapa saja yang memerlukan bantuan.
  7. Saling menghargai satu sama lain (respect for others), yaitu menghormati hak-hak orang lain, menghormati kebebasan dan rahasia pribadi (privasi), mempertimbangkan orang lain yang dianggap bermanfaat dan tidak berprasangka buruk.
  8. Bertanggung jawab (responsible), yaitu patuh terhadap undang-undang dan peraturan yang berlaku, jika menjadi seseorang pimpinan maka harus bersikap terbuka dan menolong.
  9. Pengejaran keunggulan (pursuit of excellence), yaitu berbuat yang terbaik di segala kegiatan, bertanggung jawab, rajin, berkomitmen, bersedia untuk meningkatkan kompetensi dalam segala bidang.
  10. Dapat dipertanggungjawabkan (accountability), yaitu bertanggungjawab dalam segala perbuatan terutama dalam mengambil keputusan 

Prinsip Etika

Prinsip etika adalah sebagai berikut:
  1. Usaha membangun kepercayaan antara anggota masyarakat dengan perusahaan atau pengusaha.
  2. Hal tersebut merupakan elemen penting buat suksesnya bisnis jangka panjang
  3. Menjaga etika adalah hal penting untuk melindungi reputasi perusahaan.
  4. Kejujuran merupakan barang langka dan “mata uang” yang berlaku di mana-mana
  5. Etika adalah standar perilaku dan nilai-nilai moral menyangkut tindakan yang benar dan salah yang terjadi di dalam lingkungan kerja

Etika dan Tanggung Jawab Sosial

Corporate Social Responsibility (CSR) adalah bentuk tanggung jawab dari setiap perusahaan terhadap lingkungan, sosial dan ekonomi masyarakat.

Pelanggaran etika akan mengakibatkan:
1. Masalah citra publik
2. Tuntutan hukum yang mahal
3. Tingginya tingkat pencurian oleh karyawan.

Pengambilan keputusan etis dapat menumbuhkan kepercayaan bagi hubungan antara para pelanggan, karyawan dan perusahaan lain

Perilaku etis sangat penting bagi wirausahawan karena dapat memberikan efek positif sebagai berikut :
a. Staf akan meniru perilaku pimpinannya
b. Standar etis akan membentuk kerangka kerja yang positif
Perilaku tidak etis dalam berwirausaha akan menimbulkan hal-hal sebagai berikut:
a. Mengganggu pengambilan keputusan usaha
b. Dapat dituntut dengan Undang-undang perlindungan konsumen
c. Bisnis tidak akan mampu bertahan dalam jangka panjang

Perilaku Saling Menipu Para Wirausahawan

1. Pelaku bisnis dengan pelaku bisnis
a. mengirim barang dengan jumlah yang tidak sama (kurang)
b. mempengaruhi pihak lain untuk saling menjatuhkan
c. salah satu dapat bangkrut bahkan kedua-duanya.
2. Pelaku bisnis dengan konsumen
a. pemakaian formalin untuk pengawetan makanan
b. menutupi kualitas barang yang rusak
c. ingkar janji
3. Konsumen dengan pelaku bisnis
a. membayar dengan menggunakan cek kosong
b. membayar tagihan lewat rekening yang sudah ditutup.

Keuntungan Menjaga Etika

1. Jika jujur dalam berbisnis, maka bisnisnya akan maju
2. Timbulnya kepercayaan
3. Kemajuan terjaga, jika perilaku etis terjaga
4. Perolehan laba akan meningkat
5. Bisnis akan terjaga eksistensi dan kesinambungannya

Cara Pria dan Wanita dalam Penyelesaian Masalah Etika

Perbedaan Konsumerisme dengan Hedonisme