Sabtu, 25 Februari 2012

Kesadaran akan Bahasa Anda


Belum lama ini saya berbicara dengan seorang eksekutif perusahaan besar. Kami membicarakan kemungkinan perusahaannya menggunakan pembicara profesional tertentu dalam pertemuan penjualan nasional mereka. Mereka mendengarkan rekaman ceramah salah seorang di antara mereka. Itu rekaman yang bagus sekali, tetapi dia menggunakan dua buah kisah yang sugestif.

Eksekutif memberi tahu si pembicara bahwa dia tidak bisa menggunakannya karena kisah-kisah ini. Pembiacara meyakinkannya bahwa untuk kelompoknya dia tidak akan menceritakan kedua kisah tersebut. Mendengar itu eksekutif menjawab, “Tidak, kami sebenarnya mencari pembicara yang tidak harus membuang cerita itu demi keuntungan kami. Kami sejak awal menginginkan pembicara yang tidak pernah menggunakan kisah-kisah dalam ceramahnya.”

Aneh? Sama sekali tidak. Saya tidak pernah mendengar siapa pun yang mempekerjakan seseorang karena dia “menyumpah” dengan begitu meyakinkan, atau mengetahui banyak lelucon kotor. Saya meragukan bahwa ada gadis remaja yang pulang kerumah dan menceritakan kepada ayahnya bahwa ayahnya harus bertemu dengan pemuda lucu yang baru pindah ke kotanya, karena pemuda ini menceritakan kisah yang paling sugestif yang pernah didengarnya! Saya mengetahui begitu banyak pekerjaan atau promosi dan banyak percintaan yang gagal karena kekasaran atau bahasa yang jorok.

Orang yang sukses dan naik ke puncak adalah mereka yang menyadari pentingnya menjaga agar segala-galanya tetap bersih.  Kalau anda tetap menjaga segala-galanya tetap bersih, peluang anda untuk sukses akan meningkat besar sekali.

Langkah-langkah Tindakan

1    1.  Hari ini saya akan lebih sadar daripada sebelumnya mengenai bahasa saya dan dampaknya terhadap mereka yang ada di sekeliling saya.
2    2. Hari ini saya akan ______________________________________________________________
          ____________________________________________________________________________



                          Kebaikan adalah satu-satunya investasi yang tidak pernah gagal.
                                                                                                  Henry David Thoreau



0 komentar:

Posting Komentar