Rabu, 26 Desember 2012

Manajemen Operasional

Manajemen Operasional - Apa itu Manajemen Operasional? Bagaimana mananajemen Operasional? Rumus-rumus dalam manajemen Operasional. Semua Hal tersebut akan dibahas secara lengkap dalam artikel ini baik itu dalam materi manajemen operasional umum, manajemen opersi, manajemen permintaan, manajemen persediaan, maupun pemetaan proses bisnis.
Teori Manajemen Operasional dari beberapa para ahli
Pengertian Manajemen
Pengertian manajemen menurut T. Hani Handoko ( 2003 : 3 ) adalah Proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya – sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Pengertian manajemen menurut Melayu S.P Hasibuan ( 2006 : 2 ) adalah:
”Ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu.”
Pengertian Manajemen Menurut Kosasih dan Soewedo (2009:1) adalah: ”Pengarahan menggerakkan sekelompok orang dan fasilitas dalam usaha untuk mencapai tujuan tertentu.”
Pengertian Manajemen Operasional
Sedangkan pengertian manajemen operasional menurut Richard L. Daft ( 2006 : 216) adala
”Bidang manajemen yang mengkhususkan pada produksi barang, serta menggunakan alat-alat dan tekhnik-tekhnik khusus untuk memecahkan masalah-masalah produksi.”
Operasional berasal dari kata operasi yang mempunyai arti menurut Subagyo (2000:1) ialah “kegiatan untuk mengubah bentuk untuk menambah manfaat atau menciptakan manfaat baru dari suatu barang atau jasa.”
Menurut Soentoro ali idris (2000:1) dalam bukunya cara mudah belajar Manajemen Operasi bahwa dari Perkembangan dari konsep manajemen produksi yang menyangkut masalah produksi produk riel. Jadi operasi (operation) merupakan proses transformasi dari input menjadi output yang mempunyai nilai lebih tinggi dibandingkan inputnya.
Pengertian Target
Menurut Fandy Tjiptono (2007:65) Target adalah mengevaluasi daya tarik masing – masing segmen dengan menggunakan variable – variable yang bisa menguantifikasi kemungkinan permintaan dari setiap segmen, biaya melayani setiap segmen, biaya memproduksi produk dan jasa yang diinginkan pelanggan, dan kesesuaian antara kompetensi inti perusahaan dan peluang pasar.
Menurut Ali Hasan (2008:191) Target adalah “sebagai kegiatan menentukan pasar sasaran, yaitu tindakan memilih satu atau lebih segmen untuk dilayani”
Menurut Kamus besar Bahasa Indonesia (2008: 1404) Target adalah “Sasaran atau batas ketentuan yang telah ditetapkan untuk dicapai”.
Pengertian Realisasi
Menurut M.Dahlan Y.B (2003:978) ”Realisasi adalah Pelaksanaan Sesuatu sehingga menjadi nyata”
Menurut Ali hasan (2008:239) ”Realisasi adalah tindakan yang nyata atau adanya pergerakan/perubahan dari rencana yang sudah dibuat atau dikerjakan”
Menurut Diklat BP3IP (2006:13) realisasi dalam kontek pembahasan bongkar / muat berati hasil yang dicapai dalam periode waktu tertentu dengan menggunakan sumber daya perusahaan:
a) Sumber daya manusia ialah kemampuan dari crew kapal dalam melaksanakan prosedur bongkar / muat hingga kegiatan bongkar / muat berlangsung dengan cepat dan aman.
b) Aspek manajerial atau system manajemen ialah kemampuan sebuah perusahaan dan kapal dalam melaksanakan sistem manajemen bongkar / muat hingga kapal dalam melaksanakan bongkar / muat dengan aman dan cepat sehingga kapal dapat beroperasi dengan lancar.
c) Peralatan penunjang kegiatan bongkar / muat ialah semua peralatan yang menunjang kegiatan bongkar / muat seperti : Mobile crane, Sling, forklift dan lain – lain yang menunjang kelancaran kegiatan bongkar / muat.
Ada beberapa definisi manajemen operasi dari berbagai buku teks. Hampir semuanya berjalan senada. Ada baiknya saya kutip beberapa di antaranya sebagai berikut:
1. Kumpulan aktivitas untuk menciptakan nilai dalam suatu produk, baik yang berbentuk barang maupun jasa, dengan cara mengubah input menjadi output. [Heizer and Render, 9th ed]
2. Perancangan, pengoperasian, dan perbaikan suatu sistem yang menciptakan dan mengantarkan produk dan jasa utama dari sebuah perusahaan [Chase et al, 11th ed]
3. Aktivitas manajemen [Plan-Do-Check (evaluation)-Action (improvement)] yang terkait dengan proses penciptaan nilai pada suatu produk dengan cara yang efektif dan efisien. [ini versi saya]
Untuk memahami pengertian Manajemen Operasi lebih jauh, kita dapat melihat komponen-komponen pembentuknya seperti pada gambar berikut:
Aktivitas manajemen
Kita dapat menggunakan pengertian yang lebih praktis dari manajemen yaitu siklus kegiatan merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan melakukan perbaikan. Pengertian umum manajemen yang mengandung kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan, dan mengendalikan lebih tepat jika digunakan dalam konteks organisasi secara menyeluruh.
Konsep IPO
Input-Proses-Output (IPO) menjadi inti dari aktivitas manajemen. Setiap proses pasti memiliki input dan output. Input dapat berupa material, bahan baku, komponen, bahan bakar, uang, tenaga kerja, jam orang, waktu atau sumber daya lainnya. Output merupakan hasil dari proses yang dicirikan dengan adanya nilai yang bertambah dari input yang diterima. Proses dikatakan baik jika mampu memberi nilai tambah pada input yang diterima. Terlepas apakah hasil aktivitas evaluasi terhadap proses menyatakan baik atau tidak, adanya indikator proses dapat menjadi pemicu aktivitas perbaikan. Hasilnya diharapkan setiap proses dapat menjadi lebih baik, lebih cepat, lebih murah dan/atau lebih aman.
Indikator Proses
Indikator proses diturunkan dari tipikal kebutuhan industri: Quality, Cost, Delivery (responsif), dan Safety. Quality menyatakan kualitas yang dapat diterjemahkan sebagai upaya membuat produk dengan lebih baik dari kondisi sebelumnya atau lebih baik dalam pemenuhan spesifikasi.Cost menyatakan ukuran biaya yang dibutuhkan untuk melaksanakan suatu proses. Suatu proses makin baik bila memerlukan biaya lebih murah dengan output yang sama.Delivery/responsif menyatakan kecepatan perusahaan mengantarkan barang dan jasanya kepada pelanggan. Suatu proses makin baik jika dapat melakukannya lebih cepat. Termasuk ke dalam pengertian responsif adalah fleksibilitas perusahaan dalam membuat barang dan jasa yang dibutuhkan pelanggan.Safety menyatakan tingkat keamanan dan keselamatan kerja bagi karyawan dan belakangan diperluas hingga keamanan dampak proses bagi lingkungan. Proses yang lebih aman harus terus diupayakan dalam perbaikan proses.
Efisiensi dan Efektivitas
Efisiensi adalah ukuran tingkat penggunaan sumber daya dalam suatu proses. Semakin hemat/sedikit penggunaan sumber daya, maka prosesnya dikatakan semakin efisien. Proses yang efisien ditandai dengan perbaikan proses sehingga menjadi lebih murah dan lebih cepat.
Efektivitas adalah ukuran tingkat pemenuhan output atau tujuan proses. Semakin tinggi pencapaian target atau tujuan proses maka dikatakan proses tersebut semakin efektif. Proses yang efektif ditandai dengan perbaikan proses sehingga menjadi lebih baik dan lebih aman.
Ada baiknya saya kutip beberapa di antaranya sebagai berikut:
1. Kumpulan aktivitas untuk menciptakan nilai dalam suatu produk, baik yang berbentuk barang maupun jasa, dengan cara mengubah input menjadi output. [Heizer and Render, 9th ed]
2. Perancangan, pengoperasian, dan perbaikan suatu sistem yang menciptakan dan mengantarkan produk dan jasa utama dari sebuah perusahaan [Chase et al, 11th ed]
3. Aktivitas manajemen [Plan-Do-Check (evaluation)-Action (improvement)] yang terkait dengan proses penciptaan nilai pada suatu produk dengan cara yang efektif dan efisien. [ini versi saya]
Untuk memahami pengertian Manajemen Operasi lebih jauh, kita dapat melihat komponen-komponen pembentuknya seperti pada gambar berikut:
Aktivitas manajemen
Kita dapat menggunakan pengertian yang lebih praktis dari manajemen yaitu siklus kegiatan merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan melakukan perbaikan. Pengertian umum manajemen yang mengandung kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan, dan mengendalikan lebih tepat jika digunakan dalam konteks organisasi secara menyeluruh.

Manajemen operasional, konsep manajemen operasional, ruang lingkup, pengertian definisi, materi manajemen operasional mencakup persediaan, manajemen permintaan, pemetaan proses bisnis, konsep IPO, rumus-rumus, tanggung jawab manajer operasi, fungsi produksi dan oerasi, pengoperasian, strategi, sistem produksi, titik pemesanan kembali, perencanaan pabrik, efektifitas dan efisiensi
Konsep IPO
Input-Proses-Output (IPO) menjadi inti dari aktivitas manajemen. Setiap proses pasti memiliki input dan output. Input dapat berupa material, bahan baku, komponen, bahan bakar, uang, tenaga kerja, jam orang, waktu atau sumber daya lainnya. Output merupakan hasil dari proses yang dicirikan dengan adanya nilai yang bertambah dari input yang diterima. Proses dikatakan baik jika mampu memberi nilai tambah pada input yang diterima. Terlepas apakah hasil aktivitas evaluasi terhadap proses menyatakan baik atau tidak, adanya indikator proses dapat menjadi pemicu aktivitas perbaikan. Hasilnya diharapkan setiap proses dapat menjadi lebih baik, lebih cepat, lebih murah dan/atau lebih aman.
Indikator Proses
Indikator proses diturunkan dari tipikal kebutuhan industri: Quality, Cost, Delivery (responsif), dan Safety. Quality menyatakan kualitas yang dapat diterjemahkan sebagai upaya membuat produk dengan lebih baik dari kondisi sebelumnya atau lebih baik dalam pemenuhan spesifikasi.Cost menyatakan ukuran biaya yang dibutuhkan untuk melaksanakan suatu proses. Suatu proses makin baik bila memerlukan biaya lebih murah dengan output yang sama.Delivery/responsif menyatakan kecepatan perusahaan mengantarkan barang dan jasanya kepada pelanggan. Suatu proses makin baik jika dapat melakukannya lebih cepat. Termasuk ke dalam pengertian responsif adalah fleksibilitas perusahaan dalam membuat barang dan jasa yang dibutuhkan pelanggan.Safety menyatakan tingkat keamanan dan keselamatan kerja bagi karyawan dan belakangan diperluas hingga keamanan dampak proses bagi lingkungan. Proses yang lebih aman harus terus diupayakan dalam perbaikan proses.
Efisiensi dan Efektivitas
Efisiensi adalah ukuran tingkat penggunaan sumber daya dalam suatu proses. Semakin hemat/sedikit penggunaan sumber daya, maka prosesnya dikatakan semakin efisien. Proses yang efisien ditandai dengan perbaikan proses sehingga menjadi lebih murah dan lebih cepat.
Efektivitas adalah ukuran tingkat pemenuhan output atau tujuan proses. Semakin tinggi pencapaian target atau tujuan proses maka dikatakan proses tersebut semakin efektif. Proses yang efektif ditandai dengan perbaikan proses sehingga menjadi lebih baik dan lebih aman.
Pengertian Dan Definisi Manajemen Operasional
Manajemen Operasional adalah usaha pengelolaan secara optimal penggunan faktor produksi : tenaga kerja, mesin-mesin, peralatan, bahan mentah dan faktor produksi lainnya dalam proses tranformasi menjadi berbagai produk barang dan jasa.
Apa Yang Bisa Dilakukan Manajer Operasi Dan Orientasi Manajer Operasi
Melakukan fungsi-fungsi proses manajemen : perencanaan, pengorganisasian, pembentukan staf, kepemimpinan dan pengendalian.
Orientasi manajer operasi ialah mengarahkan keluaran/output dalam jumlah, kualitas, harga, waktu dan tempat tertentu sesuai dengan permintaan konsumen.
Tanggung Jawab Manajer Operasi
 Menghasilkan barang dan jasa.
 Mengambil keputusan yang berkaitan dengan fungsi operasi dan sistem transformasi.
 Mengkaji pengambilan keputusan dari suatu fungsi operasi.
Fungsi Produksi Dan Operasi
 Proses produksi dan operasi.
 Jasa-jasa penunjang pelayanan produksi.
 Perencanaan.
 Pengendalian dan pengawasan.
Ruang Lingkup Manajemen Operasi
1. Perancangan atau disain sistem produksi dan operasi
 Seleksi dan perancangan disain produk
 Seleksi dan perancangan proses dan peralatan
 Pemilihan lokasi dan site perusahaan dan unit produksi
 Rancangan tata letak dan arus kerja
 Rancangan tugas pekerjaan
 Strategi produksi dan operasi serta pemilihan kapasitas
2. Pengoperasian sistem produksi dan operasi
 Penyusunan rencana produk dan operasi
 Perencanaan dan pengendalian persediaan dan pengadaan bahan
 Pemeliharaan mesin dan peralatan
 Pengendalian mutu
 Manajemen tenaga kerja (SDM)
Pengambilan Keputusan
Dilihat dari kondisi atau keadaan dari keputusan yang harus diambil, ada 4 macam pengambilan keputusan :
1. Pengambilan keputusan atas peristiwa yang pasti
2. Pengambilan keputusan atas peristiwa yang mengandung resiko
3. Pengambilan keputusan atas peristiwa yang tidak pasti
4. Pengambilan keputusan atas peristiwa yang timbul karena pertentangan dengan keadaan lain.
Beberapa Jenis Pengambilan Keputusan Dalam Manajemen Operasi :
 Proses : keputusan mengenai proses fisik dan fasilitas yang dipakai
 Kapasitas : keputusan untuk menghasilkan jumlah, tempat dan waktu yang tepat
 Persediaan : keputusan persediaan mencakup mengenai apa yang dipesan, berapa banyak, kualitas dan kapan bahan baku dipesan
 Tenaga kerja : keputusan tenaga kerja mencakup seleksi, recruitment, penggajian, PHK, pelatihan, supervise, kompensasi dan promosi terhadap karyawan, penggunaan tenaga spesialis.
 Kualitas/mutu : keputusan untuk menentukan mutu barang dan jasa yang dihasilkan, penetapan standar, disain peralatan, karyawan trampil, dan pengawasan produk dan jasa.
Manajemen Operasional
Keputusan Dalam Manajemen Sistem Produksi
 Keputusan perencaan strategik jangka panjang dalam sumber daya
 Disain sistem produktif : pekerjaan, jalur proses, tata arus, dan susunan saran fisik
 Keputusan implementasi operasi : harian, mingguan dan bulanan.
Keputusan Perencanaan Strategis :
 Pemilihan disain rangkaian produk dan jasa
 Keputusan perencanaan kapasitas, lokasi gudang, rencana ekspansi
 Sistem pembekalan, penyimpanan dan logistik.
Pengertian Sistem Produksi :
Wahana yang dipakai untuk mengubah masukan-masukan sumberdaya untuk menciptakan barang dan jasa.
Ada tiga macam sistem dalam proses produksi :
 Proses produksi yang kontinyu
 Proses produksi terputus-putus
 Proses produksi bersifat proyek
STRATEGI OPERASI
Strategi operasi merupakan fungsi operasi yang menetapkan arah untuk pengambilan keputusan yang diintegrasikan dengan strategi bisnis melalui perencaan formal. Menghasilkan pola pengambilan keputusan operasi yang konsisten dan keunggulan bersaing bagi perusahaan.
Tipe :
1. Strategi produksi biaya rendah, melalui penekanan biaya produksi :
 Teknologi tinggi, biaya tenaga kerja rendah, tingkat persediaan rendah, mutu terjamin.
 Bagian pemasaran dan keuangan mendukung.
2. Strategi inovasi produk dan pengenalan produk baru :
 Harga bukan masalah dalam pemasaran.
 Fleksibilitas dalam pengenalan produk baru.
PERENCANAAN PABRIK
Perencanaan pabrik (factoy planning) angat penting karena diperlukan untuk menjamin kelangsungan hidup dan perkembangan perusahaan agar tujuan perusahaan tercapai dengan efektif dan efisien.
Perencanaan Pabrik :
 Penentuan lokasi pabrik
 Perencanaan bangunan pabrik
 Penyusunan peralatan pabrik
 Penerangan, pengaturan suara rebut, dan udara dalam pabrik.
Pemilihan Lokasi Pabrik
Penentuan atau pemilihan lokasi pabrik adalah penting, karena mempengaruhi kedudukan perusahaan dalam persaingan, dan kelangsungan hidupnya. Penentuan lokasi pabrik juga harus mempertimbangkan kemungkinan ekspansi.
Manajemen Operasional
Tujuan Perencanaan Lokasi Pabrik
Tujuannya adalah agar perusahaan dapat beroperasi dengan lancar, efektif dan efisien. Penentuan lokasi memperhatikan faktor biaya produksi & biaya distribusi barang yang dihasilkan & faktor lokasi sangat penting untuk menurunkan biaya operasi.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Lokasi Pabrik :
Faktor utama :
 Lingkungan masyarakat
 Kedekatan dengan pasar
 Tenaga kerja
 Kedekatan dengan bahan mentah dari pemasok
 Fasilitas dan biaya transportasi
 Sumberdaya alam lainnya
Faktor sekunder
 Harga tanah
 Dominasi masyarakat
 Peraturan tenaga kerja
 Rencana tata ruang
 Kedekatan dengan lokasi pabrik pesaing
 Tingkat pajak
 Cuaca/iklim
 Keamanan
 Peraturan lingkungan hidup
Pendekatan situasional atau contingency adalah penentuan lokasi berdasarkan faktor terpenting menurut kebutuhan dan kondisi masing-masing perusahaan. Misalnya :
 Dekat dengan pasar
 Dekat dengan sumber bahan baku saja
 Tersedia tenaga kerja
Perangkap Dalam Pemilihan Lokasi
 Lokasi sulit mendapatkan tenaga kerja .
 Lokasi dengan harga tanah murah, tetapi kondisinya jelek sehingga perlu biaya mahal untuk membuat pondasi.
 Lokasi diluar kota dengan harga murah, tetapi fasilitas prasarana jalan dan saran transportasi belum dibangun.
 Lokasi di sekitar pemukiman dan sulit membuang limbah.
Tahap Pemlihan Lokasi Pabrik
 Melihat kemungkinan beberapa alternatif daerah yang akan dipilih.
 Melihat pengalaman orang lain dan pengalaman sendiri untuk menentukan lokasi pabrik.
 Mempertimbangkan dan menilai alternatif pilihan yang menguntungkan.
Pemilihan Berbagai Alternatif Lokasi :
Sekian dulu artikel kuliah mengenai “Manajemen Operasional”.
Manajemen operasional adalah bentuk pengelolaan secara menyeluruh dan optimal pada masalah tenaga kerja, barang-barang seperti mesin, peralatan, bahan-bahan mentah, atau produk apa saja yang sekiranya bisa dijadikan sebuah produk barang dan jasa yang biasa dijualbelikan.
Sesuai dengan definisinya sendiri, manajeman yang berasal dari kata manage yang berarti mengatur penggunaan. Jika disandingkan dengan kata operasional, artinya dalah pengaturan pada masalah produksi atau operasional baik dalam bidang barang atau jasa.
Selanjutnya, secara definisi, manajemen operasional juga sebagai penanggung jawab dalam sebuah organisasi bisnis yang mengurusi persoalan produksi. Baik dalam bidang barang atau jasa. Dilihat dari definisi, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Pertama, fungsi manajemen operasional, yakni dalam hal pengambilan keputusan mengenai kebutuhan-kebutuhan operasional. Kedua, manajamen operasional mesti juga memperhatikan mengenai sistemnya. Terutama sistem transformasi. Sistem ini termasuk juga dalam sistem pengurusan mengenai membuat rancangan serta analisis dalam operasi nanti. Yang ketiga atau terakhir mengenai hak pengambilan keputusan dalam sebuah manajemen operasional.
Sebagaimana dikehatui bahwa keputusan adalah hal yang terpenting bagi seseorang agar bisa bersikap tegas dan tepat, demi lancarnya manajemen operasional yang tengah dijalankan. Oleh karena itu, manjemen operasional sangat erat kaitannya dengan pengambilan keputusan seorang pemimpin operasional.
Struktur Manajemen Operasional
Dalam persoalan manajemen operasional, ada struktur kepengurusan yang mesti dibentuk, tetapi bukan hanya dibentuk, melainkan mesti juga dilaksanakan sebagaimana fungsi dari masing-masing tugasnya. Pimpinan tertinggi dalam sistem manajemen operasional adalah manajer operasional. Mereka-mereka ini yang menjadi tiang atau pilar-pilar dalam berjalannya manajemen operasional. Tugas dari seorang manajer adalah melakukan dan memetakan fungsi-fungsi manajemen sesuai dengan tugasnya, misalnya membuat konsep dalam hal perencanaan, pembentukan staf, pengorganisasian, serta memiliki jiwa kepemimpinan dalam mengendalikan manajemen operasional secara keseluruhan.
Sepenuhnya, manajer itu mesti berorientasi pada pengarahan baik dalam hal pengeluaran atau output dari jumlah, kualitas barang, harga yang terus dikontrol, serta waktu yang tepat dalam memanjakan konsumen, sesuai dengan permintaan para konsumen, maka rasanya pas, jika para manajer operasional memanjakan konsumen selayaknya adalah raja.
Dalam dunia manajemen operasional, para pemegang keputusan, manajer operasional juga memiliki tanggung jawab yang tidak sedikit. Di antaranya sebagai manajer mestilah mempunyai pikiran luas sehingga konsepnya mesti menghasilkan barang dan jasa. Mengenai pengambilan keputusan sebagai bentuk operasi dan sistem transformasi yang akan dilakukan. Namun sebelum mengambil sebuah keputusan itu, kita terlebih dulu tidak terlalu terburu-buru dalam mengambil keputusan, tapi terlebih dulu kita mengkajinya dalam langkah pengambilan keputusan lewat fungsi operasi.
Dari fungsi operasi juga ada bagian yang mesti dijabarkan dalam pengembangannya, seperti harus disiapkan adanya proses produksi dan operasi, ada juga jasa penunjang pelayanan produksi, yang melingkupi perencanaan serta pengendalaian dan kontrol yang ekstra. Begitulah fitrah yang harus ada pada pola manajemen operasional.
Jika kita melihat dari segi ruang lingkup manajemen operasional, akan mengarah pada kriteria yang memang wajib dilaksanakan. Ambil contoh, kita membuat perancangan desain sistem produksi dan operasi itu sendiri. Kita tentu harus melakukan seleksi dari perencanaan suatu desain produk tersebut, seleksi yang meliputi mengenai perancangan dalam peralatan, memilih lokasi dan site perusahaan serta unit produksi. Selain itu, kita juga mesti menyiapkan rancangan sebagai tata letak dan arus kerja nanti, juga membuat rancangan tugas pekerjaan. langkah terakhir, menyusun strategi dalam memproduksi serta pemilihan kapasitas yang baik.
Sementara itu, adanya penyusunan rencana produk dan operasi dalam manajemen operasional, pengendalian persediaan atau dalam hal penambahan bahan, upgrade mesin yang ada, pengendalian mutu baik ditingkat barang dan jasa juga meliputi manajemen sumber daya manusia. Itulah yang disebut sebagai pengorganisasian sistem produksi pada manajemen operasional.
Langkah-Langkah Manajemen Operasional
Manajemen operasional juga meliputi langkah-langkah dalam pengambilan keputusan sebagaimana telah disebut di awal. Jika melihatnya dari segi pengambilan keputusan, sedikitnya ada empat langkah dalam pengambilan keputusan dalam manajemen operasional, yaitu pengambilan keputusan dari peristiwa yang pasti, dari peristiwa yang mengandung risiko, dari peristiwa yang belum pasti, dan peristiwa yang lahir dari pertentangan-pertentangan dari keadaan lain. Selain itu, ada juga proses yang disebut lewat keputusan, yakni mengenai proses fisik sebuah produk maupun dari fasilitas yang dipakai. Juga dari sisi kapasitas yang melingkupi keputusan dalam menghasilkan jumlah, beserta pemilihan tempat dan waktu yang tepat.
Ada juga manajemen operasional yang dilihat dari segi persediaan, baik itu mengenai apa yang dipesan, kualitas bahan hingga kapan bahan tersebut akan dipesan. Tenaga kerja yang meliputi pemilihan tenaga kerja lewat seleksi, rekrutmen, pemberian gaji, pemberian kompensansi atau promosi, hingga PHK. Selain itu, mesti juga memastikan kualitas atau mutu yang meliputi mutu barang dan jasa dari yang dihasilkan, desain peralatan, serta pengawasan produk atau jasa. Dari beberapa kriteria yang dimaksud adalah langkah sebagai salah satu jenis pengambilan keputusan dalam manajemen operasional.
Strategi Manajeman Operasional
Sebelum kita melangkah dalam hal pengambilan keputusan-keputusan atau mengeluarkan suatu produk, ada baiknya kita memetakan strategi yang akan digunakan dalam teori manajemen operasional. Salah satu strategi dalam menetapkan arah dan tujuan untuk mengambil keputusan bisnis lewat perencanaan formal sehingga mampu menghasilkan pola pengambilan keputusan yang konsisten serta menjadi keunggulan saat bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain.
Sedikitnya, ada dua tipe dalam pengambilan strategi. Pertama, dengan menggunakan biaya rendah yang ditekan dari biaya produksi, namun tetap menggunakan teknologi bagus, tapi biaya tenaga kerja diusahakan rendah, dan tingkat persediaannya juga rendah, tapi tetap menjaga mutu. Mutu yang harus tetap terjamin. Ini tentu bisa berjalan berbarengan jika bagian keuangan serta pemasaran mendukung dan tidak mati. Yang kedua adalah dengan menggunakan strategi invasi dalam menciptakan produk atau pengenalan produk baru. Pada bagian ini, tidak usah terlalu memikirkan harga pemasaran karena tidak ada masalah. Serta adanya fleksibilitas dalam pengenalan produk baru.
Dan yang berikutnya adalah perencanaan pabrik atau dalam bahasa asing disebut factoy planning. Ini adalah langkah yang penting dalam kelangsungan hidup serta kemajuan perusahaan sesuai tujuan perusahaan yang ingin dicapai dalam hal teori manajemen operasional. Di antara perencanaan pabrik itu adalah penentuan lokasi pabrik, bangunan, peralatan, hingga penerangan, dan sirkulasi udara dalam pabrik. Pemilihan lokasi pabrik sangat penting karena bisa mempengaruhi dalam daya saing dengan perusahaan lain. Selain itu, juga harus memperhatikan adanya kemungkinan terjadi ekspansi.
Agar perusahaan bisa berjalan lancar, efektif, dan efisien, kita bisa melihat banyak faktor yang bisa mempengaruhi lokasi pabrik yang masih terkait dengan menejemen operasional, di antaranya lingkungan masyarat, dekat dengan pasar, dan tenaga kerja, kedekatan dari pengiriman bahan pemasok, biaya transportasi, dan juga sumber daya alam di sekitar lokasi yang mempengaruhi. Ini peting dalam praktik manajemen operasional.

Menghitung rata-rata level inventori

Dalam manajemen persediaan rata-rata level inventori merupakan salah satu parameter yang penting dan sering digunakan. Berdasarkan angka inilah perusahaan dapat mengukur berapa besar dana mereka yang diserap oleh inventori. Jangan kaget kalau ternyata ada perusahaan yang memiliki rata-rata level inventori berbulan-bulan yang kalau di-uang-kan menjadi sangat besar. Oleh karena itu dalam manajemen persediaan rata-rata level inventori ini perlu dikelola dengan baik. Sebagaimana tujuan dari manajemen operasi, dalam hal ini pun kita menginginkan untuk dapat menurunkan rata-rata level inventori sekecil mungkin tanpa mengurangi service level.
Apa saja yang kita perlukan untuk menghitung rata-rata level inventori? Jika safety stock (SS) kita anggap adalah level inventori yang harus selalu ada setiap saat, maka level inventori sebelum menerima order adalah sebanyak  SS.Dalam metoda Q (atau continuous review), ketika menerima pesanan sebanyak Q maka level inventori menjadi Q + SS. Dengan demikian secara rata-rata kita dapat hitung rata-rata level inventori adalah Q/2 + SS. Hasil yang diperoleh adalah dalam unit. jika kita mengetahui rata-rata demand per perioda, maka kita dapat konversikan ke dalam satuan waktu dengan cara membaginya dengan rata-rata demand per perioda. Misalnya rata-rata level inventori 100 unit, sedangkan rata-rata demand per minggu adalah 50, maka rata-rata level inventori adalah untuk selama 2 minggu.

Bagaimana cara menurunkan rata-rata level inventori? Kita dapat menjawab hal ini dengan melihat faktor-faktor yang membentuknya. Berdasarkan rumus di atas, maka faktornya adalah Q (EOQ) dan SS. Q akan dipengaruhi oleh total demand dalam setahun, biaya pesan, dan biaya simpan. sedangkan SS kita ketahui dipengaruhi oleh variasi demand (sigma), service level (z) dan lead time. Jadi tinggal dimainkan saja parameter-parameter pembentuk rata-rata level inventori tersebut. Yang penting untuk dicatat, mengubah-ubah parameter tersebut untuk menurunkan rata-rata level inventori adalah mudah. Yang tidak boleh lupa adalah konsekuensi biaya yang dikeluarkan untuk mengubah parameter tersebut harus lebih kecil dari penghematan yang diperoleh dari penurunan rata-rata level inventori.

Perbedaan Safety stock, ROP dan EOQ dalam Manajemen Persediaan
Banyak yang menganggap bahwa safety stock itu sama dengan ROP (reorder point – titik pemesanan kembali). pemahaman ini  kurang tepat kalau tidak disebut salah. apalagi ada yang beranggapan bahwa tidak perlu menghitung safety stock dengan akurat. Sebagian orang ini berpendapat menambahkan 10% dari historical performance saja sudah cukup. berikut catatan saya mengenai hal ini.
Dalam inventory management, ada 3 hal yang harus diputuskan: (i) di level berapa kita harus memiliki stok, (ii) kapan harus memesan kembali dan (iii) berapa banyak ketika memesan. Tentu saja keputusan ini untuk produk yang independen. walau ada model review kontinu dan review periodik, saya akan coba lihat secara umum saja.
point (i) ini adalah keputusan yang biasanya diambil paling akhir, setelah kita mengetahui (ii) dan (iii). orang biasa menyebutnya dengan rata-rata level inventory. Angka ini dapat dinyatakan dengan unit, atau dengan waktu (rata-rata inventory/rata-rata demand per satuan waktu). Jadi misalnya rata-rata level inventory =100 unit, dan diketahui demand per minggu misalnya 50 unit, maka rata-rata inventory tersebut cukup untuk 2 minggu. Keputusan ini termasuk keputusan penting mengingat rata-rata inventory banyak perusahaan cukup besar, bahkan sangat besar.
point (ii) adalah titik yang kita kenal dengan ROP (re-order point). Ketika inventory menurun akibat dikonsumsi atau dijual, pada suatu waktu akan menemui titik di mana kita harus segera memesan kembali. Jika situasinya pasti, maka ROP ini dapat ditentukan dengan mudah, yaitu dxL (demand dikalikan dengan Leadtime). Tapi tentu saja tidak ada yang pasti di dunia ini, apalagi dunia bisnis. Oleh karena itu kita memerlukan buffer untuk mengantisipasi ketidakpastian ini. Item terakhir inilah yang kita sebut safety stock. Jadi ROP secara generik dapat dinyatakan dengan dL + Safety Stock. artinya ROP tidak sama dengan safety stock. perhitungan safety stock akan saya sampaikan lain kali.
point (iii) diperlukan ketika kita akan memesan. model EOQ ini sudah sangat lama, hampir 1 abad. Tapi sejauh ini masih banyak dipakai oleh banyak perusahaan. Bahkan vendor paket ERP   pun memasukkan komponen ini dalam modulnya. Silakan lihat di buku-buku operations management rumusnya.
(dari berbagai sumber)
 
Artikel Terkait :

Selasa, 25 Desember 2012

Ekonomi Koperasi

Ekonomi Koperasi - Berikut ulasan materi ekonomi Koperasi yang dibahas secara kompleks dan mencakup seluruh aspek perkembangan ekonomi yang ada di Indonesia maupun dibahas secara submateri dengan konsep dan analisis kuantitatif atau kualitatif. Materi Ekonomi Koperasi ini juga memberikan gambaran tentang pembangunan yang terlaksana di Indonesia, baik itu pada oerde baru, orde lama, dan di masa reformasi. Selamat membaca, semoga bermanfaat.
BAB I
PEMBANGUNAN EKONOMI DAN EKONOMI PEMBANGUNAN
Krisis nilai tukar telah menurunkan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Nilai tukar rupiah yang merosot tajam sejak bulan Juli 1997 menyebabkan pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam triwulan ketiga dan triwulan keempat menurun menjadi 2,45 persen dan 1,37 persen. Pada triwulan pertama dan triwulan kedua tahun 1997 tercatat pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 8,46 persen dan 6,77 persen. Pada triwulan I tahun 1998 tercatat pertumbuhan negatif sebesar -6,21 persen.
Merosotnya pertumbuhan ekonomi tidak dapat dilepaskan dari masalah kondisi usaha sektor swasta yang makin melambat kinerjanya. Kelambatan ini terjadi antara lain karena sulitnya memperoleh bahan baku impor yang terkait dengan tidak diterimanya LC Indonesia dan beban pembayaran hutang luar negeri yang semakin membengkak sejalan dengan melemahnya rupiah serta semakin tingginya tingkat bunga bank. Kerusuhan yang melanda beberapa kota dalam bulan Mei 1998 diperkirakan akan semakin melambatkan kinerja swasta yang pada giliran selanjutnya menurunkan lebih lanjut pertumbuhan ekonomi, khususnya pada triwulan kedua tahun 1998. (grafik 1)
Sementara itu perkembangan ekspor pada bulan Maret 1998 menunjukkan pertumbuhan ekspor nonmigas yang menggembirakan yaitu sekitar 16 persen. Laju pertumbuhan ini dicapai berkat harga komoditi ekspor yang makin kompetitif dengan merosotnya nilai rupiah. Peningkatan ini turut menyebabkan surplus perdagangan melonjak menjadi 1,97 miliar dollar AS dibandingkan dengan 206,1 juta dollar AS pada bulan Maret tahun 1997. Impor yang menurun tajam merupakan faktor lain terciptanya surplus tersebut. Impor pada bulan Maret 1998 turun sebesar 38 persen sejalan dengan menurunnya pertumbuhan ekonomi.
Pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan pendapatan total dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk dan disertai dengan perubahan fundamental dalam struktur ekonomi suatu negara dan pemerataan pendapatan bagi penduduk suau negara.
Pembangunan ekonomi tak dapat lepas dari pertumbuhan ekonomi (economic growth); pembangunan ekonomi mendorong pertumbuhan ekonomi, dan sebaliknya, pertumbuhan ekonomi memperlancar proses pembangunan ekonomi. Yang dimaksud dengan pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional[1]. Suatu negara dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi apabila terjadi peningkatan GNP riil di negara tersebut. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi.
Perbedaan antara keduanya adalah pertumbuhan ekonomi keberhasilannya lebih bersifat kuantitatif, yaitu adanya kenaikan dalam standar pendapatan dan tingkat output produksi yang dihasilkan, sedangkan pembangunan ekonomi lebih bersifat kualitatif, bukan hanya pertambahan produksi, tetapi juga terdapat perubahan-perubahan dalam struktur produksi dan alokasi input pada berbagai sektor perekonomian seperti dalam lembaga, pengetahuan, sosial dan teknik.
Sumber daya alam yang dimiliki mempengaruhi pembangunan ekonomi.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi, namun pada hakikatnya faktor-faktor tersebut dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu faktor ekonomi dan faktor nonekonomi. Faktor ekonomi yang mempengaruhi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi diantaranya adalah sumber daya alam, sumber daya manusia, sumber daya modal, dan keahlian atau kewirausahaan.
Sumber daya alam, yang meliputi tanah dan kekayaan alam seperti kesuburan tanah, keadaan iklim/cuaca, hasil hutan, tambang, dan hasil laut, sangat mempengaruhi pertumbuhan industri suatu negara, terutama dalam hal penyediaan bahan baku produksi. Sementara itu, keahlian dan kewirausahaan dibutuhkan untuk mengolah bahan mentah dari alam, menjadi sesuatu yang memiliki nilai lebih tinggi (disebut juga sebagai proses produksi).
Sumber daya manusia juga menentukan keberhasilan pembangunan nasional melalui jumlah dan kualitas penduduk. Jumlah penduduk yang besar merupakan pasar potensial untuk memasarkan hasil-hasil produksi, sementara kualitas penduduk menentukan seberapa besar produktivitas yang ada.
Sementara itu, sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah bahan mentah tersebut. Pembentukan modal dan investasi ditujukan untuk menggali dan mengolah kekayaan. Sumber daya modal berupa barang-barang modal sangat penting bagi perkembangan dan kelancaran pembangunan ekonomi karena barang-barang modal juga dapat meningkatkan produktivitas.
Faktor nonekonomi mencakup kondisi sosial kultur yang ada di masyarakat, keadaan politik, dan sistem yang berkembang dan berlaku.
BAB II
PERKEMBANGAN EKONOMI DUNIA DAN JURANG PEMBANGUNAN
Jurang pembangunan Hingga Pertengahan Abad Kedua Puluh
Di bagian ini akan diterangkan studi Kuznets dan Zimmerman yang menggambarkan perubahan perbedaan tingkat pembangunan dan perubahannya yang, berlaku di antara pertengahan abab ke-19 pertengahan abad ke-20. Kuznets merupakan, ahli ekonomi yang mempelopori studi sperti itu. Karena itu hasil Studinya masih sangat sederhana. Gambaran yang lebih lengkap dikemukakan oleh Zimmerman, dan Agus Maddison.
Hasil Studi Kuznets
Kuznets membuat perbandingan laju pembangunan ekonomi dari akhir abad yang lalu di empat daerah berikut: (i) “Negara-negara Baru”, yaitu negara-negara yang diciptakan oleh bangsa-bangsa Eropa Barat seperti Amerika Scrikat, Kanada, Australia, dan Selandia Baru; (ii) Eropa Barat, yaitu negara-negara Perancis Austria, Jerman, Swiss, dan negara-negara Eropa Utara; (iii) daerah Eropa lainnya, yaitu Eropa Selatan dan Eropa Timur; dan (iv) Rusia. Data yang diperbandingkannva adalah data pendapatan per kapita di keempat daerah tersebut pada tahun-tahun 1894-95, 1938, dan 1949. Untuk tujuan analisisnva data pendapatan per kapita yang dikumpulkannya itu diubah menjadi dalam bentuk angka indeks. pendapatan per kapita daerah Eropa lainnya, untuk masing-masing tahun di atas dijadikan sebagai dasar perbandingan dan diberi angka indeks 100. Angka indeks pendapatan per kapita di daerah lainnya ditentukan berdasarkan kepada perbandingan di antara pendapatan per kapita daerah yang hcrsangkutan dengan pendapatan per kapita daerah Eropa lainnva.
Hasil Studi Zimmerman
Zimmerman menggunakan data yang lebih Iengkap dalam menganalisismengenai tingkat pembangunan ekonomi di beberapa daerah di dunia di antara tahun 1860-1960, dan implikasinva kepada jurang pembangunan. Menurut hasil penelitian Zimmerman pendapatan per kapita di berbagai daerah di dunia ini pada tahun­-tahun 1860, 1913, dan 1960 dan laju perkembangan diataara ketiga tahun ter­sebut, adalah sepertl yang ditunjukkan dalam Tabel 2.6. Gambaran itu menunjukkan bahwa, dinilai dengan daya beli dolar Amerika Serikat pada tahun 1952-54, di antara tahun 1860-1960 pendapatan per kapita dunia telah menigkat dari sebesar U$90 menjadi US$400. Kenaikan ini berarti di antara kedua masa tersebut, pendapatan per kapita dunia mengalami perkembangan rata-rata 1,52%
Mengenai corak perkembangan ekonomi dunia di antara tahun-tahn tersebut, sifa-sifatnya adalah seperti dirumuskan di bawah ini:
  1. Di tiga daerah, yaitu Amerika Utara, Rusia, dan jepang, tingkat pertambahan pendapatan per kapita melebihi tingkat pertumbuhan rata-rata pendapatan per kapita dunia. Berarti kulga daerah itu meupakan daerah yang perkem­bangannya paling resat di dalam satu abad belakangan ini. Di Rusia, per­kembangan pesat baru berlaku dalam periode 1913-60. Dalam periode ini Rusia merupakan Negara yang paling cepat berkembang dinuai.
  2. Lajunya tingkat petambahan pendaptan per-kapita di Erpa Barat, Eropa Selatan dan Amerika Latin berada dibawah perkembangan rata-rata dunia pada tahun 1860-1913 tetapi mendekati atau melebihinya pada periode 1913-1960 untuk periode 1860-1960.
BAB III
MENELUSURI ARTI PEMBANGUNAN
Kelemahan Pendapatan Per Kapita Sebagai Indeks Tingkat Kesejahteraan
Apabila kita membandingkan tingkat kesejahteraan masyarakat di beberapa negara berdasarkan pada tingkat pendapatan per kapita mereka, maka secara radar atau tidak sebenamya kita telah menganggap bahwa tingkat kesejahteraan masyarakat ditentukan oleh besarnya pendapatan per kapita masyarakat tersebut. Salah satu kelemahan penting dari pendapatan per kapita sebagai indeks tingkat kesejahteraan bersumber dari ang­gapan ini. Sudah lama orang meragukan kesesuaian dari anggapan bahwa tingkat pendapatan masyarakat merupakan pencerminan dari tingkat kesejahteraan yang dinikmati sesuatu masyarakat. Diakui bahwa pada umumnya tingkat pendapatan masyarakat merupakan salah satu faktor penting yang menentukan tingkat kesejahteraan mereka. Tetapi di samping itu terdapat pula beberapa faktor lain yang adakalanya me­rupakan faktor yang cukup penting dalam menentukan tingkat kesejahteraan. Cukup banyak kenyataan yang membuktikan hal ini.
Beberapa Faktor Non-Ekonomi yang Menentukan Kesejahteraan
Kalau dibandingkan keadaan kehidupan masyarakat dalam suata negara dan di antara berbagai negara, maka akan dapat dilihat bahwa banyak faktor lain di luar tingkat pendapatan yang sangat berpengaruh kepada tingkat kesejahteraan. Faktor non­ekonomi seperti pengaruh adat istiadat dalam kehidupan masyarakat, keadaan iklim dan alam selcitar, dan ada tidaknya kebebasan be-tindak dan mengeluarkan pendapat merupakan beberapa faktor yang akan menimbulkan perbedaan dalam tingkat kesejahteraan di negara yang mempunyai pendapatan per kapita yang tidak banyak berbeda. Hal ini dapat dilihat dengan)’clas dari beberapa contoh di bawah ini.
Walaupun penduduk di pegunungan mempunyai pendapatan yang sama dengan penduduk yang hidup di dataran rendah, berdasarkan kepada perbedaan keadaan alamnya kita dapat mengatakan bahwa tingkat kesejahteraan penduduk di dataran rendah adalah lebih tinggi. Keyakinan seperti ini didasarkan kepada kenyataan bahwa pada umumnya penduduk dataran rendah menghadapi tantangan alam yang sedikit. Di dataran rendah iklimnya tidak tedalu dingin, pekerjaan di sektor pertanian lebih,
Beberapa Faktor Lain yang Mempengaruhi Tingkat Kesejahteraan
Dalam bentuk yang lebih spesifik, nilai pendapatan per kapita sebagai indeks untuk menunjukkan perbandingan tingkat kesejahteraan danjurang tingkat kesejahteraan dikritik karena perbandingan secara demikian mengabaikan adanya perbedaan­perbedaan dalam hal-hal berikut di antara berbagai negara:
  • Komposisi umur penduduk.
  • Distribusi pendapatan masyarakat.
  • Pola pengeluaran masyarakat.
  • Komposisi pendapatan nasional.
  • Jumlah masa lapang (leisure) yang dinikmati masyarakat,
  • Per-ubahan-perubahan dalam keadaan pengangguran.
1. Komposisi UmurPenduduk
Di negara berkembang proporsi penduduk yang di bawah umur dan orang-orang muda adalah lebih tinggi dari negara maju. Dengan demikian, perbandingan pendapat­an setiap keluarga di kedua golongan negara itu tidaklah seburuk seperti yang di­gambarkan dengan membandingkan tingkat pendapatan per kapita mereka. Apabila suatu keluarga terdiri dari 6 orang berpendapatan US$1000 dan sate keluarga lain berpendapatan US$500 terdiri dari 3 anggota keluarga, maka besar kemungkinan keluarga yang terdiri dari 6 orang tersebut mempunyai tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi. Ini disebabkan karena beberapa jenis perbelanjaan seperti pembayaran air dan listrik, perumahan dan barang-barang lain yang digunakan secara bersama tidak banyak berbeda di antara kedua keluarga tersebut.
2 Distribusi Pendapatan Masyarakat
Di samping tingkat pendapatan, distribusi pendapatan merupakan faktor penting lainnya yang menentukan keadaan kesejahteraan masyarakat pada umumnya. Faktor ini tidak diperhatikan dalam membandingkan tingkat kesejahteraan masyarakat dan perubahannya dari masa ke masa, jika indeks yang digunakan adalah tingkat pendapat­an per kapita. pada akhir-akhir ini, dari pengamatan atas thasil-hash pembangunan di negara berkembang, makin meluas kesadaran bahwa walaupun dalam sejarah pem­bangunan negara maju telah terbukti pembangunan ekonomi pada akhirnya akan di­ ikuti oleh.
MASALAH PENGANGGURAN DI NEGARA BERKEMBANG
Dalam pembangunan ekonomi di negara berkembang  penganggura-nyan_g semakin bertambah ju ahnya merupakanmasalahyang lebih rumit dan lebih serius dari masalah perubahan dalam distribusi pendapatan yang kurang menguntungkan penduduk yang berpendapat terendah. Keadaan di negara berkembang dalam beberapa dasa ini menunjukkan bahwa pembangunan ekonomi tidak sanggup menciptakan  kesempatan kerja yang lebih cepat dari pertambahan penduduk. Oleh karenanya masalah pengangguran yang dihadapi dari tahun ke tahun semakin lama semakin ber­tambah serius. Lebih malang lagi, di beberapa negara miskin bukan saja jumlah peng­angguran menjadi bertambah besar, tetapi juga proporsi mereka dari keseluruhan tenaga kerja telah menjadi bertambah tinggi.
Dengan cara Beckerman ini indek tingkat kesejahteraan dari masing-masing negara  ditentukan berdasarkan kepada tingkat konsums jumlah stok barang dari beberapa jenis barang tertentu yang datanya dapat dengan mudah diperoleh di Negara berkembang data tersbut adalah:
  1. Jumlah konsumsi baja dalam satu tahun dan dinyatakan dalam kilogram
  2. Jumlah konsumsi semen dalam satu tahun dikalikan 10 dan dinyatakan 1 ton.
  3. jumlah Surat dalam negeri dalam satu tahun.
  4. Jumlah stok pesawat radio dikalikan 10.
  5. Jumlah stok telepon dikalikan 10.
  6. Jumlah stok berbagai jenis kendaraan.
  7. Jumlah konsumsi daging dalam satu tahun dinyatakan dalam kilogram

ertambahan jumlah penduduk yang sangat besar di negara berkembang. Hal ini menimbulkan beberapa masalah pada usaha-usaha pembangunan karena, di satu pihak, pertambahan pendu­duk yang sangat tinggi akan menimbulkan perkembangan jumlah tenaga kerja yang hampir sama cepatnya. Di lain pihak, kemampuan negara itu menciptakan kesempatan kerja yang barn sangat terbatas. Sebagai akibat dari kedua keadaan yang bertentangan, pertambahan penduduk menimbulkan masalah-masalah berikut: (i) jumlah peng­angguran yang sudah cukup serius keadaannya
MASALAH PENDUDUK
Di negara berkembang pertumbuhan penduduk yang sangat besar jumlahnya, menambah kerumitan masalah pembangunan. Dapatlah dikatakan bahwa masalah penduduk merupakan, salah satu masalah pembangunan yang paling utama dan paling sukar diatasi.
Faktor yang Mempercepat Perkembangan Penduduk
Perkembangan penduduk dunia yang besar jumlahnya tersebut disebabkan olch dua faktor. Yang pertama adalah jumlah penduduk yang sudah terlalu banyak dewasa ini. Semenjak permulaan abad lalu, yaitu dalam waktu satu abad, pcnduduk dunia telah berkembang dari 1,6 miliar menjadi lebih dari 6 miliar. pertambahan pcnduduk yang demikian besar dalam waktu singkat tersebut belum pernah terjadi dalam sejarah. Pada pertengahan abad ketujuh belas (tahun 1650), pcnduduk dunia ditaksir berjumlah 545 juta Jiwa, dan satu setengah abad kemudian yaitu pada tahun 1800 penduduk dunia baru berjumlah 906 juta.
Faktor kedua, dan yang lebih penting, yang menyebabkan perkembangan penduduk yang sangat pesat dewasa ini adalah tingakat pertambahan penduduk yang relatif sangat cepat dalam beberapa dasawarsa belakangan ini. Bahwa pada masa ini cepatnya tingkat pertambahan pcnduduk adalah lebih besar daripada masa-masa sebelumriya sudah dapat disimpulkar, dari gambaran mengenai keadaan perkembangan pcnduduk yang baru saja dijelaskan.
Pendapatan per kapitanya. Negara di dunia dibedakan menjadi tiga golongan, yaitu:
  1. 1. Low income countries (LIC) atau negara yang berpendapatan rendah.
  2. 2. Middle income countries (MIC) atau negara berpendapatan menengah.
  3. 3. High income countries (HIC) atau negara yang berpendapatan tinggi.
BAB V
FAKTOR-FAKTOR YANG MENIMBULKAN TINGKAT PERKEMBANGAN PENDUDUK  YANG CEPAT
Tahap-tahap Perkembangan Penduduk
Tahap pertama antara tahun 1900 sampai tahun 1920—ddah periode di many tingkat perkembangan penduduk lambat. Dalam tahap ini penduduk tidak selalu berkernbang. Adakalanya jumlah penduduk mengalami kemunduran yang timbul Sebagai akibat bahaya kclaparan atau wabah penyakit. Ciri lain dan lebih penting dari tahap ini adalah terdapatnya tingkat kelahiran dan kematian yang tinggi. Kedua faktor ini me­nyebabkan tingkat pertambahan penduduk rendah.
Tahap kedua, yaitu dari akl-iir tahap pertama hingga tahun 1950 merupakan periode yang ditandai dengan penurunan tingkat kematian, narnun tingkat kelahiran tidak mengalarni perubahan. Faktor yang menvebabkan penurunan tingkat kematian, Z:) tersebut adalah kemajuan dalam bidang kedokteran dan perluasan pdayanan kesehatan kepada  masyarakat..
Didasarkan pada sifat ketiga tahap perkembangan penduduk tersebut dapat di­simpulkan bahwa perkembangan penduduk yang sangat pesac di negara berkembang disebabkan oleh proses penurunan tingkat kematian yang tidak diikuti oleh penurunan dalam tingkat kelahiran. Sebagai akibatnya perbedaan antara tingkat kelahiran dan kematian, yang terutania menentukan tingkat pertambahan penduduk di suatu negara (faktor lain adalah perpindahan penduduk dari negara lain), menjadi scn-iakin ber­tambala besar.
MASALAH PERPINDAHAN PENDUDUK DARI DAERAH PEDESAAN KE KOTA BESAR
Di samping, pertambahan jumlah pengangguran di daerah pedesaan, pertambahan penduduk clan tenaga kerja yang semakin cepat dan besar di sektor pertanian me­nimbulkan pula masalah penting lain yang harus diatasi negara berkembang, yaitu masalah perpindahan penduduk yang sangat berlebihan dari daerah pedesaan ke kota­kota besar. Migrasi dari desa ke kota bukan saja memperburuk masalah pengangguran dan underemployment di kota-kota besar, akan tetapi juga mcnimbulkan banyak masalah lainnya, seperti masalah kongesti/kesesakan, penyerobotan tanah dan pembangunan rumah liar, daerah perumahan yang kurang memadal (slumps), dan sebagainya.
Urbanisasi di Negara Maju
TEORI-TEORI HAMBATAN PEMBANGUNAN
lima aspek dari teori yang menjelaskan tentang bentuk-bentuk hambatan tersebut. Teori-teori tersebut adalah:
  1. Analisis mengenai pengaruh perkembangan penduduk terhadap beberapa
  2. aspek dalam pembangunan ekonomi.
  3. Efek dualisme sosial dan teknologi terhadap mckanisinc pasar dan penggunaan tenaga kerja.
  4. Lingkaran perangkap kemiskinan (the vicious circle ofpovei-ty) sebagai factor yang mengekalkan keterbelakangan.
  5. Struktur ekspor yang bcrupa bahan mentah dan efek-nya kepada kemungkinan mewujudkan pembangunan
  6. Proses sebab-akibat kumulatif (the circularcumulatire causation) dan efeknya kepada daerah yang lebih miskin.
EFEK TAK LANGSUNG PERKEMBANGAN PENDUDUK TERRADAP PEMBANGUNAN
Untuk melengkapi uraian mengenai pengaruh pertambahan penduduk terhadap pembangunan ekonomi, selanjutnya perlu pula dibahas analisis-analisis vang menun­jukkan pengaruh tidak langsung dari perkembangan penduduk terhadap pertambahan tingkat kesejahteraan masyarakat. Seperti telah dikatakan, analisis serupa ini bertujuan untuk menunjukkan pengaruh pertambahan penduduk yang pesat terhadap beberapa faktor penting yang menentukan lajunya tingkat pertumbuhan ekonomi. Berbagai analisis yang dikemukokan terutama menunjukkan pengaruh pertambahan penduduk yang pesat kepada:
  • Kemampuan masyarakat untuk menabung.
  • Corak penanaman modal yang akan dilakukan.
  • Pemerataan pendapatan.
  • Strategi pemilihan teknologi yang akan digunakan.
  • Keperluan untuk mempercepat kenaikan produksi bahan makanan.
  • perkembangan perdagangan luar negeri.
Bagaimana perkembangan penduduk akan mempengaruhi berbagai faktor ini, dan se­lanjutnya menimbulkan efek kepada pembangunan ekonomi, akan diterangkan dalam uraian berikut.
  • Pertambahan Penduduk dan Tingkat Tabungan
Salah satu kesimpulan yang dapat ditank dari teori Nelson adalah bahwa suatu masya­rakat dapat rnelepaskan dirinya dari the low level equilibiiuin trap dengan memperbesar tingkat penanaman modalnya sehingga menimbulkan pertambahan pendapatan nasional yang lebih besar dari pertambahan penduduk. Unwk menaikkan penanaman
  • Pertambahan Penduduk dan penanaman Modal
Mengenai pengaruh pertambahan penduduk yang sangat cepat terhadap corak pe­nanaman modal, ahli-ahli ekonomi sepenul-inya sependapat bahwa keadaan tersebut akan mengakibatkan beberapa perubahan yang tidak menguntungkan struktur penanaman modal yang dilak-sanakan olch negara berkembang.
  • Pertambahan Penduduk dan. Pemerataan pendapatan
EFEK DUALISME EKONOMI TERHADAP MEKANISME PASAR
Salah satu ciri penting dari negara berkembang seperti telah dijelaskan dalam Bab Satu, adalah: perekonomiannya bersifat dualistic. Maksudnya, dalam perekonomian kegiatan ekonomi dapat dibedakan kepada dun golongan: kegiatan ekonomi modern dan kegiatan ekonomi tradisional. Beberapa pendapat telah dikemukakan tentang akibat yang kurang menguntungkan dari adanya dualisme tersebut terhadap kemung­kinan untuk mengembangkan perekonomian, terutama yang masih menjalankan kegiatan-kegiatannya secara tradisional. Analisis-analisis tersebut pada dasarnya menun­jukkan bahwa ciri ekonomi yang bersifat dualistic tersebut, terutama dualisme sosial dan teknologi, menimbulkan keadaan-keadaan yang menyebabkan mekanisme pasar tidak berfungsi secara semestinya. Dan ketidaksempurnaan mekanisme pasar ini selan­jutnya men’akibatkan cumber daya yang tersedia tidak digunakan secara efisien.
Efek Dualisme Teknologi
Yangpertama, di dalam keadaan di mana dualisme teknologi sebagai akibat domi­nannya modal asing atas sektor modern, sebagian besar keuntungan yang diperoleh akan dibawa ke luar negeri. Ini akan mengurangi potensi tabungan yang dapat dikerah­kan untuk penanaman modal di dolah negeri lajunya pembangunan ekonomi. Walau demikian, keadaan yang kurang menguntungkan ini tidal, perlu di­anggap sebagai suatu masalah yang serius, karena setelah Perang Dania 11 peranan modal asing di sektor pertanian dan pertambangan di negara berkcmbano, Judah kian berkurang. Tabungan asing di sektor tersebut hanya merupakan sebagian kecil saja dari sejumlah tabungan lain yang bisa dikerahkan.
EFEK LINGKARAN PERANGKAP KEMISKINAN TERHADAP PEMBANGUNAN EKONOMI
Yang dimaksudkan dengan lingkaran perangkap keiniskinan (the vicious circle OfPovol)) atau dengan selengkatpemykap kemiskinan, nan, adalah serangkaian kekuatan yang sating inemperigaml-ii secara secicirilkiari rupa sehingga menimbulkan keadaan d: inana sesuarLi negara akan tetap miskin dan akan tetap mengalami banyak kesukaran untuk mencapai tingkat pembangunan yang lebih tinggi. Teori ini terutama dikaitkan kepada name Nurkse, seorang ahli ekonomi yang merintis mengenai masalah pem­bentukan modal di negara berkembang. Nurkse inengempkakan teorinva tersebut scbagai suite landasan untuk menjelaskan tentang perlunnya dilaksanakan strategi.
BAB VI
HAMBATAN PEMBANGUNAN FAKTOR LUAR NEGERI
Ahli -ahli ekonomi Klasik telah menunjukkan beberapa keuntungan yang mungkin diperoleh apabila mengadakan hubungan ekonomi dan perdagangan dengan negara lain. Apabila keuntungan ini dapat benar-benar diperolch, hubungan ekonomi dan perdagangan dengan negara lain dapat merupakan alas pendorong penning untuk mempercepat pernbangunan ekonomi. Akan tetapi malangnya, walaupun sejak bebe­rapa abad lain kebanyakan negara berkembang telah melakukan hubungan dengan dunia luar, terutaima dengan negara maul, keuntungan yang, tclah diperolch belumlah mencapai tingkat yang, cukup menggembirakan. Sebaliknva, segolongan ahli ekonomi mengaanggap bahwa hubungan tersebut telah menghambat negara berkembang mencapai perkembangan yang iebih pesat.
EKSPOR DAN PEMBANGUNAN EKONOMI: PANDANGAN RICARDO
Sejak beberapa abad lalu ahli ckonomi telah menelaah peranan ekspor dalam pem­bangunan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Di dalam masa Klasik analisis mengenai keterkaitan antara perdagangan luar negeri dan pembangunan mendapat perhatian yang lebih besar lagi. Beberapa ahli ekonomi pada masa itu, Ricardo, Smith, dan Mill telah menujukan bahwa perdagangan luau negeri seperti perdaganga dan memberikan beberapa sumbangan yang pada akhirnya akan dapat mempercepat perkembangan ekonomi suatu negara. Apabila pandangan mereka mengenai keuntungan-keuntungan perdagangan luar negeri digabungkan, maka dapat dikatakan bahwa ahli-ahli ekonomi Klasik mengemukakan tiga sumbangan penting perdagangan luar negeri dalam pembangunan ekonomi. Keuntungan yang pertama Ricardo menyatakan Apabila suatu Negara sudah mencapai tingkat kesempatan kerja penuh, perdangangan luar negeri memungkinkan mencapai tingkat konsumsi yang lebih tingi dari pada yang mungkin dicapai tanpa adanya kegiatan tersebut. Sedangkan Smith dan Mill mengemukakan dua keuntngan lainya yaitu (i) memunginkan suatu Negara memperluas pasar atas hasill produksinya dan (ii) memungkinkan Negara tersebut menggunakan teknologi yang dikembangkan diluar negeri, yang lebih baik dari pada yang terdapat dalam negeri.
Skspor Dan Pembangunan Ekonomi: Pandangan Smith Dan Mill
Menurut ahli-ahli ekonomi klasik, ada dua keuntungan lain darimengadakan hubungan ekonomi dengan Negara lain, yaitu dapat memperluas pasar dan dapat memperolch teknologi yang lebih baik daripada yang ada di dalam negeri. Adam Smith merupakan ahli ekonomi Klasik pertama yang menunjukkan kemungkinan memperolch kedua keuntungan ini. Pada pokoknya la berpendapat bahwa, pertaina, dengan adanya perdagangan luar negeri, negara dapat menaikkan produksi barang­barang yang sudah tidak dapat dijual lagi di dalam negeri akan tetapi masih dapat dijual ke luar negeri. Dan selanjutnya, dengan adanya ekspor tersebut negara itu dapat mengimpor barang luar negeri dan menambah jumlah barang yang dapat dikonsumsi- kan oleh penduduknya. Mengenai keuntungan yang kedua, Smith menjelaskan bahwa perluasan pasar yang terjadi akan mendorong sektor produktif untuk menggunakan teknik produksi yang lebih tinggi prod uktivi tas n ya. Salah satu cara yang dapat di­tempuh untuk melaksanakan hal ini adalah dengan mengimpor teknologi yang lebih tinggi dari luar negeri.
Pandangan bahwa perdagangan luar negeri dan hubungan ekonomi dengan negara lain dapat mempertinggi tingkat produktivitas kegiatan memproduksi diuraikan dengan lebih mendalam oleh John Stuart Mill. Menurut pendapatnya ada beberapa faktor yang menyebabkan perdagangan luar negeri akan menaikkan tingkat produktivitas. Sama dengan Smith, Mill berpendapat bahwa perluasan pasar yang diakibatkan olch perdagangan luar negeri akan mendorong dilaksanakannya perbaikan-perbaikan tek­nologi yang digunakan dalam proses produksi. perdagangan luar negeri akan mem­pertinggi tingkat spesialisasi, mempertinggi efisiensi penggunaan mesin yang ada, dan akan mendorong usaha-usaha untuk memperbaiki efisiensi proses produksi dengan mengadakan pcmbaruan (inovasi).
Perbandingan Teori Ricardo Dengan Teori Smith Dan Mill
Apabila dibandingkan teori Ricardo di satu pihak dengan teori Smith dan Mill di lain pihak, dapat disimpulkan bahwa di antara teori-teori itu terdapat tiga perbedaan peering.
Pertama, dalam doktrin comparative costs yang dikemukakan oleh Ricardo dimisal­kan bahwa tingkat kesempatan kerja penuh sudah tercapai. Oleh karena itu produksi suatu barang hanya dapat dinaikan dengan mengurangi produksi baranglainnya. faktor-faktor produksi, oleh karenanya produksi suatu barang masih dapat ditambah tanpa mengurangi produksi barang lainnya. Maka apabila perdagangan luar negeri dilakukan, hanya dapat ditambah dengan memindahkan sebagian faktor-faktor produksi yang digunakan untuk menghasilkan barang yang dapat dilmpor. Hal ini tidak perlu terjadi menurut teori Smith dan Mill. produksi barang yang dapat diekspor dapar ditambah dengan menggunakan faktor-faktor produksi yang menganggur dan dengan mempertinggi teknologi yang digunakan dalam proses produksi.
Perbedaan yang kedua, dalam doktrin comparative costs dianggap terdapat dua hal berikut: (i) jumlah permintaan dalam masyarakat cukiip besar sehingga mernungkinkin dicapainya tingkat kesempatan kerja penuh; dan (ii) mobilitas faktor-faktor produksi adalah sempurna. Dalam kedua teori lainnya, hal-hal yang dirnyatakan ini tidak periu wujud. Doktrin vent for sutlus dan productivity menganggap bahwa permintaan ) dalam masvarakat sudah seluruhnya  dipenuhi sebelum tingkat kesempatan tercapai. Maka faktor-faktor produksi yang belum digunakan terpaksa menganggur. DoCim, keadaan seperti ini perluasan pasar ke luar negeri akan menaikkan permintaan. Selanjutnya kenaikan permintaan ini akan menaikkan produksi dan mempertinggi tingkat penggunaar, faktor-faktor produksi.
EFEK STRUKTUR EKSPOR KOLONIAL TERHADAP PEMBANGUNAN
Sifat-sifat Sektor Ekspor
Dipandang dari sudut sifat atau ciri sektor ekspor, tingkat laju pertumbuhan ekonomi sebagai akibat dari perkembangan ekspor, akan menjadi bertambah tinggi apabila berlaku keadaan-keadaan berikut:
  1. Tingkat perkembangan ekspor bertambah tinggi.
  2. Akibat langsung dari kegiatan ekspor terhadap kesempatan kerja adalah tinggi
  3. Hanya sebagian kecil pendapatan dari ekspor diterima oleh golongan masyarakat yang memiliki kecondongan marjinal mengimpor (marginal propensity to import) yang tinggi.
  4. penanaman modal yang dilakukan dan dibiayai oleh tabungan sekcor ekspor sangat produktif.
  5. perkembangan ekspor diciptakan oleh perkembangan teknologi, bukan oleh perluasan kegiatan tersebut.
  6. Hubungan kait mengait diantara sector ekspor dengan sector-sektor lain sangat erat.
  7. Pendapatan ekspor tetap berada didalam negeri.
PROSES SEBAB-AKIBAT KUMULATIF
Teori yang dikemukakan oleh Myrdal ini mengemukakan sebab-sebab dari bertambah memburuknya perbedaan tingkat pembangunan di berbagai daerah dalam suatu negara. Tetapi ia menekankan bahwa Lori tersebut dapat pula digunakan untuk menjelaskan tentang sebab-sebab terjadinya jurang pembangunan antara negara miskin dan negara kaya. Teori Klasik berkeyakinan bahwa dalam jangka panjang mekanisme pasar akan menciptakan pembangunan yang seimbang antara berbagai daerah dan negara. Myrdal tidak sependapat dengan pandangan ini dan berkeyakinan bahwa dalam proses pem­bangunan ada faktor-faktor yang akan memperburuk- perbedaan tingkat pembangunan antara berbagai daerah atau negara. Keadaan seperti itu terjadi akibat dari suatu proses sebab-akibat kumulatif (circular cumulative causation).

Dari Berbagai Sumber.

Artikel Terkait :

Senin, 24 Desember 2012

Manajemen Pemasaran

Manajemen Pemasaran - Contoh makalah tentang manajemen pemasaran
BAB I
PENDAHULUAN
A. INFORMASI & PASAR
Dalam pengertian yang sederhana atau sempit pasar adalah tempat terjadinya transaksi jual beli (penjualan dan pembelian) yang dilakukan oleh penjual dan pembeli yang terjadi pada waktu dan tempat tertentu.
Definisi pasar secara luas menurut W.J. Stanton adalah orang-orang yang mempunyai keinginan untuk memenuhi kebutuhan, uang untuk belanja serta kemauan untuk membelanjakannya.
Pada umumnya suatu transaksi jual beli melibatkan produk/barang atau jasa dengan uang sebagai alat transaksi pembayaran yang sah dan disetujui oleh kedua belah pihak yang bertransaksi.
Sangat penting untuk mengadakan analisis dan penilaian aspek pasar dengan sebaik-baiknya agar biaya yang telah dikeluarkan untuk pendirian proyek atau produksi produk tidak sia-sia.
Di dalam penilaian aspek pasar dan pemasaran akan dibahas antara lain cara memperkirakan luas pasar yang diminta dan pasar yang tersedia untuk mengetahui posisi perusahaan di dalam industrinya guna merencanakan volume penjualan termasuk analisa persaingan sehingga dapat merencanakan teknik dan strategi yang tepat serta sesuai untuk memasarkan barang atau jasa dari proyek yang bersangkutan.
Analisis pasar sangat penting karena tidak ada proyek yang berhasil tanpa adanya permintaan produk/jasa tersebut atau dengan kata lain, proyek akan gagal tanpa adanya permintaan atas barang/jasa tersebut.
B. MARKET DEMAND
Pengertian permintaan pasar atau suatu produk/jasa menurut Kotler adalah jumlah keseluruhan yang akan dibeli oleh sekelompok konsumen tertentu di dalam suatu daerah tertentu, dalam waktu tertentu dalam lingkungan pemasaran tertentu dan dalam suatu program pemasaran tertentu.
Dalam proses analisis studi kelayakan, analisis pasar bisa dilakukan secara terpisah maupun merupakan bagian dari keseluruhan studi kelayakan. Studi pasar bisa pula merupakan cara untuk mencari gagasan proyek maupun untuk menilai kelayakan proyek dari segi pasarnya. Perbedaan antara analisis pasar untuk mencari gagasan proyek dan untuk menilai kelayakan proyek adalah bahwa dalam analisis pasar guna menilai kelayakan proyek, analisis dan studi yang dilakukan lebih teliti, mendalam dan lebih lengkap dibandingkan dengan jika melakukan analisis pasar untuk mencari gagasan proyek.
Pada dasarnya analisis pasar bertujuan untuk mengetahui seberapa luas pasar produk/jasa yang bersangkutan, bagaimana pertumbuhan permintaannya dan berapa besar yang dapat dipenuhi oleh perusahaan. Dan ini merupakan cara mengukur permintaan pasar agar perusahaan dapat melangkah secara pasti berdasar informasi tersebut
BAB II
PEMBAHASAN
A. ANALISA PASAR
Analisis pasar dalam hal ini meliputi analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif misalnya mengidentifikasi, memisahkan dan membuat diskripsi pasar. Sedangkan analisis kuantitatif misalnya menghitung besarnya perkiraan penjualan satu tahun yang akan datang.
Pada umumnya analisis pasar meliputi:
  1. Deskripsi pasar antara lain daerah atau luas pasar, saluran distribusi dan praktek perdagangan setempat.
  2. Analisis permintaan masa lalu dan masa sekarang termasuk besarnya jumlah dan nilai konsumsi barang/jasa yang bersangkutan serta identifikasi konsumen barang/jasa.
  3. Analisis penawaran barang/jasa pada masa lalu dan masa sekarang (baik dari impor maupun produksi lokal) juga termasuk informasi mengenai keadaan persaingan, harga penjualan yang terjadi, kualitas dan strategi pemasaran para pesaing.
  4. Perkiraan permintaan yang akan datang barang/jasa yang bersangkutan.
  5. Perkiraan pangsa pasar (market share) proyek dengan mempertimbangkan tingka permintaan, penawaran, posisi perusahaan dalam bersaingan dan program pemasaran perusahaan.
Ada banyak prosedur yang bisa diikuti agar studi pasar berjalan dengan seefisien dan seefektif mungkin. Salah satu prosedur tersebut adalah:
1)      Menentuan tujuan studi
2)      Studi pasar informal
3)      Studi pasar formal:
  1. Studi data sekunder
  2. Studi data primer
4)      Karakteristik permintaan saat ini
5)      Perkiraan permintaan yang akan datang
6)      Merencanakan strategi pemasaran
7)      Menilai kelayakan pasar
Pada dasarnya pasar meliputi konsumen, industri, perantara dan pemerintah. Usaha untuk mengadakan klasifikasi pasar bisa ditinjau dari sifat produk. Misalnya produk awet atau tidak awet (durable or nondurable), produk baru atau produk yang sudah ada di pasar. Jadi di dalam menentukan permintaan pasar, pangsa pasar dan pasar potensial, perlu ditentukan lebih dahulu rencana pasar yang dituju dan produk atau jasanya.
Pengukuran pasar merupakan usaha untuk memperkirakan permintaan secara kuantitatif. Usaha memperkirakan pasar produk atau jasa untuk masa sekarang meliputi jumlah permintaan pasar, pangsa pasar dan pola pertumbuhan yang terjadi saat ini.
Permintaan pasar mencakup daerah geografis, kelompok konsumen dan dalam periode tertentu. Penentuan permintaan pasar meliputi usaha untuk mendefinisikan pasar dan memperkirakan luas pasar.
Dalam usaha mendefinisikan pasar, perlu ditentukan bahwa produk/jasa diperuntukkan bagi seluruh pasar atau segmen pasar tertentu. Konsep segmentasi pasar ini penting di dalam analisis pasar karena setiap segmen pasar membutuhkan strategi bauran pemasaran yang berbeda-beda dan bersifat khusus. Usaha untuk memperkirakan luas seluruh pasar perlu dilakukan sebelum menentukan pangsa pasar perusahaan. Kesulitan yang sering dihadapi dalam melaksanakan usaha ini adalah misalnya untuk memperkirakan luas seluruh pasar bagi produk/jasa baru yang belum pernah ada di pasar. Hal ini disebabkan oleh ketergantungan analis pada data yang sudah ada padahal untuk produk baru data historis belum ada. Untuk mengatasi hal tersebut, analis perlu menggunakan data yang berhubungan dengan produk yang bersangkutan kemudian memperkirakan tingkat kemungkinan. Misalnya permintaan bahan makanan, bahan bangunan atau barang-barang secara umum. Usaha lain adalah menggabungkan data sekunder dan data primer.
Hal yang perlu diperhatikan di dalam menentukan pangsa pasar adalah kondisi persaingan, harga yang terjadi dan pola pertumbuhan pasar selama ini.
  1. Perkiraan permintaan yang akan datang. Setelah mengetahui keadaan pasar saat ini dan pertumbuhannya, analis kemudian bisa memperkirakan permintaan yang akan datang dengan berbagai teknik peramalan yang ada baik kuantitatif maupun kualitatif.
  2. Merencanakan strategi pemasaran. Pada tahap ini, peramalan penjualan telah dilakukan. Peramalan penjualan di sini adalah memperkirakan penjualan yang diharapkan biasa tercapai dalam kondisi perekonomian tertentu, persaingan dan strategi pemasaran tertentu. Strategi pemasaran tersebut meliputi strategi produk/jasa, harga promosi dan iklan serta distribusi.
  3. Menilai kelayakan pasar. Pengambilan keputusan bisa dilakukan pada tahap ini untuk menentukan perlu tidaknya proyek diteruskan penelitiannya pada aspek lain atau tidak. Jika dari hasil penelitian pasar diperoleh kesimpulan tidak ada permintaan produk/jasa yang mencukupi maka proyek dinyatakan tidak layak karena diperkirakan tidak akan berhasil di masa datang.
B. POSITIONING
Dalam pemasaran, positioning adalah cara yang dilakukan oleh marketer untuk membangun citra atau identitas di benak konsumen untuk produk, merk atau lembaga tertentu. Positioning adalah membangun persepsi relatif satu produk dibanding produk lain. Karena penikmat produk adalah pasar, maka yang perlu dibangun adalah persepsi pasar. Reposisi produk sangat ditentukan dari sudut pandang mana konsumen melihat citra produk kita, apabila kita menerapkan family branding dalam mengembangkan produk, maka keseluruhan citra perusahaan akan sangat mempengaruhi citra produk.
Re-positioning merupakan kegiatan yang melibatkan penggantian identitas produk , jalinan kompetitor yang ada dan mengubah citra yang ada di benak konsumen.
De-positioning merupakan kegiatan untuk mengganti jalinan kompetitor, tujuannya adalah untuk mengganti segmen pasar dan kegiatan ini mengharuskan pemilik merk untuk mengubah citra produk yang ada di benak konsumen. Contoh paling nyata adalah dalam industri otomotif, Yamaha melakukan de-positioning untuk produk Vega R nya dari segmen menengah ke segmen ekonomis, sebagai pesaing langsung produk murah dari china, produk supra fit dari honda dan Smash dari suzuki.
Strategi Positioning Produk
Kemampuan untuk mengidentifikasi peluang positioning merupakan ujian yang berat bagi seorang marketer. Keberhasilan satu positioning biasanya berakar pada berapa lama produk tersebut mempunyai keunggulan bersaing. Beberapa hal mendasar dalam membangun strategi positioning satu produk antara lain :
ü  Positioning pada fitur spesifikasi produk
ü  Positioning pada spesifikasi penggunaan produk
ü  Positioning pada frekuensi penggunaan produk
ü  Positioning pada alasan mengapa memilih produk tersebut dibanding pesaing
ü  Positioning melawan produk pesaing
ü  Positioning dengan melakukan pemisahan kelas produk
ü  Positioning dengan menggunakan simbol budaya/kultur
ü  Proses Positioning Produk
Pada umumnya, proses postioning produk melibatkan :
Mendefinisikan ke segmen pasar mana produk tersebut akan disaingkan
Mengidentifikasikan dimensi atribut dan kemasan untuk menentukan seberapa besar pasar
Mengumpulkan informasi dari konsumen tentang persepsi mereka tehadap produk dan produk pesaing Mengukur seberapa jauh persepsi konsumen terhadap produk Mengukur seberapa besar pasar produk pesaing
Mengukur kombinasi target pasar untuk menentukan variabel marketing dalam melakukan marketing mix
Menguji ketepatan antara
Daya saing produk kita dengan produk pesaing
Posisi produk kita dalam persaingan
Posisi vektor idela dalam marketing mix
Positioning produk
Proses positioning untuk barang dan jasa sama saja, meskipun jasa tidak memiliki ujud fisik, namun prosesnya sama. Hanya saja karena jasa tidak memiliki visualisasi yang jelas, maka sebelum membangun positioning, kita harus bertanya kepada konsumen nilai tambah apa yang mereka inginkan dari layanan kita, mengapa mereka akan memilih jasa orang lain dibanding jasa kita ? dan apakah ada karakteristik khusus yang membedakan layanan kita dibanding perusahaan lain ?
Menuliskan nilai pembeda dari sudut pandang konsumen merupakan tahap awal proses positioning kita. Ujikan kepada orang yang belum mengenal apa yang kita lakukan dan apa yang kita jual, kemudian perhatikan ekspresi wajah merekan dan bagaiman mereka merespon kita. Pada saat mereka ingin tahu lebih banyak tentang produk kita karena mereka tertarik dengan prolog kita, maka kita sdah berada di jalur yang tepat.
Konsep Positioning
Secara umum, ada tiga tipe konsep postioning :
Functional positions
Pemecahan masalah
Menyediakan manfaat bagi konsumen
Memperoleh persepsi yang menyenangkan dari investor
Symbolic positions
Peningkatan citra diri
Identifikasi diri
Rasa ikut memiliki dan tingkat penghargaan lingkungan terhadap perusahaan
Membangun pengaruh yang cukup kuat dalam segmen pasar tertentu
Experiential positions
Mampu menstimulasi sensor motorik
Mampu menstimulasi sensor kognitif
C. MEREK
Dalam pemasaran, merk adalah simbol pengejawantahan seluruh informasi yang berkaitan dengan produk atau jasa. Meerk biasanya terdiri dari nama, logo dan seluruh elemen visual lainnya seperti gambar, tipografi, warna, dan simbol. Merek juga merupakan visualisasi dari citra yang ingin ditanamkan di benak konsumen. Dalam konteks lain, merek sering menggunakan kata trademark (merk dagang)
Konsep Merek
Beberapa marketer membedakan aspek psikologi merek dengan aspek pengalaman. Aspek pengalaman merupakan gabungan seluruh point pengalaman berinteraksi dengan merek, atau sering disebut brand experience. Aspek psikologis, sering direferensikan sebagai brand image, adalah citra yang dibangun dalam alam bawah sadar konsumen melalui informasi dan ekspektasi yang diharapkan melalui produk atau jasa. Pendekatan yang menyeluruh dalam membangun merek meliputi struktur merek, bisnis dan manusia yang terlibat dalam produk.
Marketer mencari model pengembangan melalui penyelarasan harapan dan pengalaman konsumen melalui branding, karena itu bran membawa janji bahwa produk atau jasa membawa karakteristik dan kualitas yang unik dan spesifik sesuai dengan harapan konsumen yang dituju.
Citra merk dibangun dengan memasukkan “kepribadian” atau “citra” kedalam produk atau jasa, untuk kemudian “dimasukkan” ke dalam alam bawah sadar konsumen. Merk merupakan salah satu elemen penting dalam tema periklanan, untuk menunjukkan apa yang bisa diberikan oleh pemilik merk kepada pasar. Seni dalam membangun dan mengelola merk disebut brand management.
Merk yang telah dikenal luas oleh pasar disebut brand recognition. Brand recognition dibangun dari titik dimana merk mendapat sentimen positif di pasar, tingkatan dimana sentimen positif tersebut mencapai titik puncaknya disebut brand franchise. Point keberhasilan dalam brand recognition adalah merk dapat dikenal tanpa nama perusahaan pemilik merk. Sebagai contoh adalah disney yang sukses dalam membangun merk melalui tipografi huruf yang aslinya merupakan tanda tangan walt disney.
Brand equity mengukur keseluruhan nilai dari merk terhadap pemilik merk, dan menggambarkan tingkatan brand franchise. Jika merk tersebut secara eksklusif mengidentifikasikan pemilik merk sebagai merk produk atau jasa, sebaiknya pemilik merk melindungi hak kepemilikan merk tersebut dengan mendaftarkannya sebagai merk dagang. Kebiasan menghubungkan satu produk dengan merk sudah menjadi budaya saat ini. Hampir semua produk memiliki suatu identitas, mulai dari garam sampai ke baju.
Dalam konteks produk non komersial, mempublikasikan sesuatu yang berisi ide atau janji melalui suatu produk atau jasa juga bisa disebut branding, sebagai contoh kampanye politik atau organisasi kemasyarakatan.
Konsumen mungkin melihat branding sebagai aspek yang nilai tambah dari produk atau jasa, seperti kebanyakan vendor seringkali menunjukkan kualitas dan karakteristik unik dari produk atau jasa. Namun dari sisi pemilik merk, branding produk atau jasa identik dengan harga tinggi. Dimana dua produk memiliki karakter yang hampir sama, tetapi satu memiliki merk dan yang lain tidak, konsumen akan lebih memiliki produk yang memilik merk meskipun harganya lebih mahal dibandingkan produk tak bermerk meskipun berkualitas setara, pilihan ini didasarkan pada reputasi merk atau pemilik merk.
D. SEGMENTASI PASAR
Terdapat dua keterbatasan utama dalam strategi merek majemuk, yaitu manajemen biaya dan proses marketing. Meskipun alasan untuk melakukan merek majemuk secara prinsip bukan untuk membuat struktur harga yang bersaing dalam suatu kebutuhan pasar secara khusus, namun faktor harga masih memainkan peran yang penting. Strategi ini dapat menimbulkan biaya tinggi dibandingkan dengan merek tunggal, terutama jika tidak dikelola secara hati-hati karena setiap merek harus didukung oleh bauran pemasaran dan sumberdaya tersendiri. Dalam proses pemasarannya, khalayak harus memahami masing-masing merek melalui investasi periklanan yang cukup besar, karena pemahaman terhadap merek ini menuntut suatu anggaran komunikasi jangka panjang untuk setiap merek. Jadi jika tidak hati-hati dalam pengelolaannya strategi merek majemuk adalah sebuah pemborosan.
Merek majemuk berawal dari sebuah proses diferensiasi, sebagai upaya perusahaan untuk memperluas pasar dengan memenuhi sasaran pasar yang mempunyai kebutuhan yang berbeda. Dengan demikian inti dari strategi merek majemuk adalah mengalokasikan sumber daya merek secara tepat berdasarkan kebutuhan setiap segmen pasar sasaran, yang dituangkan dalam portofolio merek. Segmentasi pada hakekatnya adalah upaya pengelompokan konsumen berdasarkan preferensinya, yang akan membantu portofolio merek sebagai pemandu agar merek-merek membidik sasaran yang tepat.
Segmen pasar akan menentukan pola portfolio merek dengan mempertimbangkan peran strategis masing-masing merek yang sifatnya saling melengkapi secara sinergis. Perusahaan harus secara berhati-hati dalam mendefinisikan peran masing-masing merek sehingga tidak terjadi kanibalisasi, dan terjadi pertempuran diantara merek mereka sendiri. Jika ini terjadi banyak sumber daya perusahaan yang dikeluarkan secara sia-sia. Dana dan upaya perusahan hanya dipakai untuk memindahkan basis pelangan dari gengaman tangan kanan berpindah ke tangan kiri. Portofolio merek majemuk tidak berarti apa-apa jika dalam jangka panjang masing-masing merek tidak mempunyai wilayah sendiri. Salah satu tujuan strategi merek majemuk adalah agar tiap-tiap merek memiliki kavling tersendiri, dan masing-masing kavling diharapkan tidak berimpit satu dengan yang lain. Kecuali jika ada alasan strategis maupun taktis dengan tujuan untuk melindungi merek utama atau menggempur merek kompetitor.
E. BRAND MANAGEMENT
Brand management atau manajemen merk adalah salah satu praktik pemasaran yang spesifik menangani produk. Para marketer melihat merk memiliki implikasi penting terhadap citra kualitas produk yang ingin ditampilkan ke konsumen dengan harapan bahwa dengan adanya jaminan standart kualitas melalui merk, konsumen akan terus membeli produk dari lini produk yang sama. Merk juga dapat meningkatkan penjualan dan membuat satu poduk lebih mudah bersaing. Dengan merk, maka harga bisa dinaikkan sehingga berimplikasi pada naiknya omset dan keuntungan penjualan.
Merk yang baik seharusnya :
  • Terlindungi dengan baik
  • Mudah diucapkan
  • Mudah diingat
  • Mudah dikenali
  • Mudah dikenali
  • Menarik
  • Menampilkan manfaat produk atau saran penggunaan produk
  • Menonjolkan citra perusahaan atau produk
  • Menonjolkan perbedaan produk dibanding pesaing
Premium brand (merk premium) biasanya menghabiskan biaya produksi lebih tinggi dibanding produk lain dalam lini yang sama. Economy brand (merk ekonomis) ditujukan bagi segmen pasar yang sensitif harga, hingga di merk ini, harga bisa sangat fleksibel. Fighting brand (merk petarung) merk ini dibuat secara khusus untuk menghadapi ancaman pesaing.
Ada beberapa hambatan dalam menetapkan target yang ingin diraih dari merk, yaitu :
Banyak brand manager mambatasi diri hanya memfokuskan diri pada target finansial. Mereka mengabaikan target strategis hanya karena mereka beranggapan target strategis merupakan tanggung jawab manajemen diatas mereka
Kebanyakan level produk atau brand manager membatasi diri untuk tujuan jangka pendek, karena kompensasi bagi prestasi hanya didesain untuk jangka pandek.
Seringkali manajer produksi tidak diberi informasi yang cukup agar dapat memproduksi produk sesuai spesifikasi. Kadangkala ada kesulitan dalam menterjemahkan tujuan perusahaan ke dalam tujuan merk atau produk. Mengganti tujuan dan filososi perusahaan jauh lebih mudah dibandingkan saat seorang manajer produk harus mengimplementasikan perubahan tersebut ke dalam karakter produk.
Dalam perusahaan yang memiliki produk beragam, kadang target satu merk akan bersinggungan dengan merk lain. Atau bahkan lebih buruk lagi, target perusahaan bertentangan dengan kebutuhan spesifik satu produk. Seorang brand manager juga harus tahu tujuan akhir yang dibidik oleh manajemen secara keseluruhan. Apabila manajemen secara corporate memiliki tujuan jangka panjang terhadap satu produk, akan sangat salah apabila manajer produk membidik target jangka pendek untuk produk tersebut.
Banyak brand manager menentukan langkah untuk mengoptimalisasi kinerja hanya di unit mereka tanpa memikirkan optimalisasi kinerja keseluruhan perusahaan. Hal ini biasa dilakukan para manajer apabila penilaian prestasi dilakukan berdasarkan kinerja unit dan bukan sinergi kinerja unit dengan seluruh unit di perusahaan.
F. MARKETING MIX (BAURAN PEMASARAN)
Strategi Marketing mix ini merupakan kombinasi dari 4 variable. Marketing mix merupakan variable terkontrol yang dapat digunakan untuk mempengaruhi tanggapan konsumen.
  1. Product
  2. Place
  3. Promotion
  4. Price
Artikel Terkait :