Kamis, 30 Januari 2014

KNPB & PRD wilayah Merauke Mengadakan Aksi Dukungan Terhadap Pertemuan di Parlemen Uni Eropa


Merauke KNPB
Merauke - Parlemen Rakyat Daerah (PRD) wilayah merauke bersama Komite Nasional Papua Barat (KNPB) wilaanakan aksi dukungan di Kntor Parlemen dan sekeratariaat KNPB bersama rakyat Papua .

Aksi dukungan yang berlangsung pada tanggal 22 jatu dianuari 2014 berjalan lancar. sejak pagi apara kepolisian sedang siagakan di sekertariat KNPB dan Parlemen membatasi rakyat adaan mengintimindasi namun hal tersebut tidak membatasi rakyat bersama knpb mengadakan dukungan aksi di tempat.

Dukungan KNPB & PRD Wilayah Merauke tgl 22, untuk pertemuan Parlemen Uni Eropa di Brussels-Belgia pada taggal 23 Januari 2014, tentang masalah HAM di Paapua Barat. dalam aksu dukungan tersebut KNPB dan PRD wilayah merauke mengadakan petisi yang ditandatangani oleh seluruh rakyat yang hadir untuk mengikuti kegiatan dukungan tersebut.

Dalam aksi dukungan tersebut Ketua Parlemen membacakan beberapa tuntutan antara lain:

1. Raakyat Papua Barat bersama Parlement Rakyat daerah dan KNPB wilayah merauke mendukung penuh pertemuan Parlement Uni Eropa tentang pelanggaran Ham Di Papua Barat.

2. Kami Raakyat bersama PRD dan KNPB wilayah Merauke meminta kepada Amesti Internasionaol perlindungan terhadap daftar DPO ketua PNWP Tuan Buchtar Tabuni dan jubir Nasional Rocky medlama.

3 Kami rakyat papua meminta kepada dunia Internasional mendukung hak Penentuan Nasib Sendri bagi Rakyat Papua Barat.

4. Kami meminta kepada PBB segera mengirim pelopor khusus ke Papua Barat dalam waktu dekat.

5. Kami minta segera Kirim jurnalis Internasional di Papua Barat

Demikian stekmen kami atas perhatian disampaikan terima kasih.

Berikut foto dan Petisi dukungan:















Sumber:http://nestasuhunfree.blogspot.com


Selasa, 28 Januari 2014

Yakinlah, Papua Pasti dan Akan Bebas



Oleh Oktovianus Pogau*  

Kita harus optimis dan yakin bahwa Papua pasti dan bisa merdeka. Jauhkan segala keraguan, singkirkan segala kebimbangan, dan buang jauh-jauh rasa takut, Karena Papua merdeka adalah sebuah solusi akhir untuk bangsa dan rakyat Papua. Sebuah degungan semangat yang dipaparkan seorang sahabat dalam sebuah diskusi kecil dalam sebuah kamp di Numbay-Papua beberapa waktu lalu.

Saya sepakat dengan kobaran api semangat sahabat ini. Dimana memberikan keyakinan, yang sekaligus menanam benih cinta tanah air Papua untuk tetap menjadikan perjuangan bangsa Papua sebagai agenda yang mulus dan murni, tanpa digandeng dengan berbagai kepetingan semata.

Apa yang dipaparkan sahabat ini, sudah tentu memberikan pemahaman pada kita, bahwa kita harus menyingkirkan sikap pesimis yang selalu menghantui pola piker kita, generasi penerus bangsa Papua. Generasi yang nantinya akan berjuang dan menikmati sebuah kebebasan.

Idealisme Papua bebas yang selalu di nyanyikan oleh semesta rakyat Papua yang betul-betul membutuhkan sebuah perubahan adalah sebuah idealisme yang datangnya dari hati nurani. Muncul dari hati karena hati memang tidak bisa di bohongi.

Idealisme Papua bebas muncul karena tangisan hati dan jeritan hati. Selalu orang Papua menjerit, menangis karena harapan dan angin segar untuk bebas kadang kala sukar di temukan titiknya. Orang asli Papua dan orang luar Papua adalah dua ras yang sangat berbeda. Dan sudah tidak mungkin disatukan lagi. Tangisan ini, sudah tentu harus menjawab itu sebenarnya.

Idealisme yang muncul karena hati telah di sakiti. Gambaran pelanggaran HAM yang di lakukan tidak mungkin bias digambarkan oleh kata, pikiran dan tulisan, karena sangat biadab perlakuannya. Melihat berhamburan darah manusia setiap saat di tanah Papua yang, tanah yang telah di berkati Tuhan, telah turut memberikan pertanyaa pada orang asli Papua, kapan hati ini tidak di sakti lagi?

Idealisme yang muncul karena jelas-jelas orang Papua di posisikan pada posisi yang sangat tidak manusiawi. PEPERA 69 dan masih banyak peraturan gombal yang di yakini sebagai keputusan penyatuan resmi dengan RI adalah beberapa bobot peraturan yang tidak ada nilainya, karena sudah sangat jelas banyak yang dilacuri. Uraian yang di paparkan J.P Drogloover sejarahwan belanda dalam bukunya sudah tentu bisa bisa memberikan jawab pasti.

Papua pasti bisa merdeka, Papua pasti bebas dan Papua pasti terlepas. Ini mungkin sebuah tulisan penyadaran untuk mewujudkan semua itu. Dalam mengisi dan dalam perjalanan mencapai itu, ada beberapa kelompok di Papua, dan sama-sama akan memberikan pengaruh yang sangat besar, kalau saja bersatu padu dengan tidak memandang rendah siapapun waktu Papua bebas tidak akan lama

<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>


Ada beberapa kelompok di Papua yang masih sangat susah untuk di satukan persepsinya. Dan mereka juga sebenarnya sangat berpengaruh kepada sebuah pencapaian sebuah kebebasan, namun mereka sering kali menutup diri dengan berbagai alasan yang kadang masuk di akal juga.

Dalam menempuh sebuah kebebasan itu, kelompok ini sering kali hidup di tiup angin. Kemana arah angin, mereka akan mengikutinya. Bagi mereka, yang penting hidup adalah pribadi. Tangisan orang lain bukan tangisan mereka, jeritan orang lain adalah bukanlah jeritan mereka.

Pesimis Kalau Papua Akan Merdeka

Kelompok yang pertama, adalah mereka yang pesimis kalau Papua akan merdeka. Kelompok ini tidak yakin bahwa suatu saat nanti, entah cepat atau lambat Papua bisa bebas dan berdiri sendiri sebagai sebuah Negara. Pada umumnya sikap pesimis di antara mereka muncul karena kekecewaan yang berlarut-larut di serta dengan kepentingan perut yang semakin menuntut.

Contohnya bisa kita lihat saat-saat ini, pada generasi tua. Sebut saja tindakan paitua Nikolas Jouwe Cs. yang mungkin bertindak diluar alam kesadaran manusia. Dengan memenuhi undangan resmi dari Pemerintah Indonesia untuk membicarakan masalah Papua dalam bingkai Otsus. Padahal orang asli Papua tidak pernah berharap lebih dengan kehadiran Otsus. Bahkan orang Papua juga tidak pernah beranggapan paitua Nikolas Jouwe Cs sebagai pemimpin bangsa Papua.

Sudah tentu bisa dibenarkan, bahwa klaim sikap pesimis muncul karena kepentingan perut semata yang sifatnya semu. Dan mungkin juga, tetapi bisa di benarkan bahwa beliau-beliau sedikit kecewa dengan tujuan mulia, yakni melihat Papua merdeka yang jauh dari kenyataan. Karena usia beliau-beliau saat ini juga sudah lebih dari kepala lima semua.

Contoh pada generas muda. Sebut saja tindakan Benny Dimara Cs, yang beberapa waktu lalu mendatangi kantor KPUD Jogjakarta dengan tuntutan meminta ikut memilih. Dalam tuntutan mereka, sangat kental sedang di tunggangi oleh kepentingan dari beberapa pihak. Mungkin mata hati mereka tertutup dengan agenda penting yang mahasiswa Eksodus Se-Jawa Bali serukan.

Dengan sikap dan aksi mereka, sudah memberikan angina segar kepada pemerintah Indonesia bahwa harapan untuk Papua bebas adalah sebuah harapan yang konyol. Memang demikian, ikut memilih berarti masih puas dengan segala perlakuaan yang pemerintah Indonesia lakukan.

Yah, inilah di sebut dengan bagian yang menjilat darah orang asli Papua yang terbunuh karena ulah militer Indonesia. Ini yang di sebut dengan kelompok yang tertawa ria ketika ratusan ribu nyawa orang Papua hilang tiap tahunnya dan ini kelompok yang disebut menjual orang asli Papua dalam rana demokras untuk menuntut pembebasan bangsa Papua.


Pesimis Dengan Kesiapan SDM dan Mental

Banyak orang Papua masih tidak siap menyambut kemerdekaan Papua yang sudah di depan mata. Banyak alasan dan bual yang mereka selalu lontarkan, diantaranya mungkin karena Sumber Daya Manusia yang mereka klaim belum mampu, mental dan moral anak-anak Papua sendiri yang masih bobrok.

Contoh ini bisa terlihat pada generas muda Papua, kaum yang dianggap sebagai kelompok intelektual yang menutup diri terhadap segala tangisan orang Papua. Kaum intelektual yang mengorbankan segalanya untuk sebatas pengetahuan mereka. Kelompok ini akan menikmati keasriaan lingkungan tanpa ikut merasakan jeritan dan tangisan saudara-saudara se-rasnya yang sedang menangis di tanah Papua.

Septinus George Saa, putra asal Papua yang saat ini sedang menempuh pendidikan di Florida, Amerika Serikat pernah mengukapkan dalam sebuah majalah rohani terbitan Indonesia, bahwa dirinya tidak punya mimpi bahkan harapan lagi untuk balik ke Papua. “Saya akan memediasi orang-orang Indonesia yang ingin datang belajar di Amerika. Jadi kemungkinan saya akan jadi ilmuwan dan menetap tinggal di amerika” secuil kalimat yang pernah di keluarkan olehnya.

Kelompok ini sangat benci bahkan anti dengan tindakan yang anarkis. Bagi mereka, mewujudkan Papua merdeka bisa di tempuh dengan kecerdasan, kepandaian, bahkan kepintaran mereka. Bagi kelompok ini, pendidikan dan ilmu pengetahuan lebih penting dari segalanya, termasuk nyawa sekalipun. Bahkan kelompok ini selalu mengklaim teman-teman seperjuangan yang berjuang dengan tindakan yang sedikit anarkis dengan lebel “kaum kanibal”.

Padahal sampai ayam tumbuh gigi sekalipun, pemerintah Indonesia tidak akan pernah membuka ruang dialog yang transparan antara Jakarta dan Papua. Memang kalau di cermati, solusi akhir penyelesaian masalah Papua adalah dialog, namun bagaimana mau di andalkan metode itu, kalau pihak yang di harapkan selalu menutup mata dengan tindakan ini.

Memalukan, mungkin kata yang pantas buat kelompok ini, kelompok yang selalu berkotek dengan kapasitas ilmu pengetahuannya. Padahal kapasitas ilmu pengetahuan itu yang di gunakan pemerintah Indonesia untuk menghancurkan generasi muda Papua yang ada.


Pesimis Papua Akan Menjadi Negara Damai

Bahkan yang lebih tragis, masih banyak orang Papua yang tidak memimpikan Papua menjadi sebuah Negara yang penuh dengan kedamaian. Mungkin karena sebuah harapan kedamaiaan yang sifatnya semua dan pribadi telah mereka rasakan. Bagi mereka, beberapa satpam dan anjing-anjin helder yang menghiasi halaman rumah mereka sudah menjadi ukuran mencapai sebuah kedamaiaan.

Kelompok ini juga sangat banyak di Papua. Pada umumnya orang-orang tua yang dulunya sebelum Otsus dan banyak uang berkotek macam ayam yang kehilangan induk untuk meminta merdeka. Tetapi setelah ada Otsus dengan ekornya yang berbunyi triliunan, mereka lupakan semua kotekan yang pernah mereka degung-degungkan.

Kelompok ini mungkin kelompok yang hidup dan paling suka berbual. Di lapangan saat mahasiswa sedang melakukan sebuah demonstrasi, kelompok ini dengan terang-terangan menyatakan dukungannya, namun di belakang berlainan tindakan, kadang kala mereka yang memerintahkan aparat keamanan untuk melakukan tindakan penembakan, bahkan sampai pada pembunuhan.

Bagi kelompok ini, melakukan berbagai hal biadab untuk mewujudkan hidup damai untuk pribadi dan keluarga mereka adalah sangat penting. Kelompok ini kalau berjalan, tidak pernah melihat kebawah, selalu melihat keatas. Egoisme sangat tinggi. Bahkan yang lebih aneh lagi, kelompok ini tidak senang meliht orang lain bahagia.

Mungkin masih ingat kinerja Agus Alua Alue, ketua Majels Rakyat Papua (MRP) saat ini. Tidak ada yang menggembirakan dari keputusannya bahkan kebijakannya. Mungkin sebagian besar orang asli Papua sedikit bernafas lega ketika beliau terpilih jadi ketua MRP, karena sebelumnya dirinya pernah di Presedium Dewan Papua (PDP). Namun apa boleh kata, seperti si cebol mengharapkan jatuhnya bulan itu harapan rakyat Papua terhadapnya.

Kelompok ini adalah kelompok yang telah menikmati segala kemewaan dan faslititas yang di milki Negara Indonesia. Kelompok ini tentu berpikir hutang budi pada Negara yang telah menjamin segala kehidupanya. Dan kelompok ini adalah kelompok yang telah di “nina bobokan” oleh system Negara. Antara system dan idealisme dari sanubari hati, seringkali di putarbalikan. Pilihan sering kali jatuh pada system Negara yang melindungi mereka dari segala gigitan, termasuk gigitan nyamuk sekalipun.


Penutup

Dalam langkah-langkahg mewujudkan sebuah kebebasan itu, nampaknya masih banyak kejahatan yang mengarah kpeada Genocida (pemusnahan etnis orang asli Papua). Dan bukan rahasia umum lagi, kalau orang Papua sengaja di habisi dengan maksud menggalkan sebuah kebebasan yang sedang di imipikan itu yang sekaligus menurunkan tingkat kepercayaan generasi muda Papua terkait isu merdeka.

Beragam cara yang di lakukan untuk memusnahkan etnis Melanesia di Papua. Cara biadap sekalipun akan di tempuh, apabila melihat peluang dan tujuan mulia ini akan tercapai dengan mulus. Tuhan-pun akan di setankan, dan setan-pun akan di Tuhan-kan ini moto yang selalu di gandeng BIN dalam operasi khusus di bumi Papua, operasi untuk menghabiskan orang asli Papua.

Orang Papua masih di anggap sebagai hama yang mengganggu kedaultan NKRI. Orang Papua lagi-lagi di anggap sebagai akar persoalan konflik vertical. Bahkan orang asli Papua di anggap sebagai sebuah “kutukan” yang mengganggu perkembangan Negara Indonesia.

Data kongkrit yang berhasil di himpun Sekertaris Perdamaian dan Keadilan (SKP) Kordinator Nabire, Pania dan Puncak Jaya, bahwa dalam Tiap bulannya kurang lebih 300 orang asli Papua meninggal dunia. Data ini-pun hanya jumlah di sebuah distrik saja.

Hal ini terungkap dalam sebuah diskusi bersama beberapa saat lalu. Bisa di bayangkan, berapa jumlah korba nyawa tiap bulannya pada satu Kabupaten saja. Apalagi di gabungkan seluruh Kabupaten di Papua. Hal ini kalau di biarkan sampai puluhan tahun mendatang, bukankah orang asli Papua akan habis dalam tempo yang tidak terlalu lama.

Tidak salah yakin kalau Papua akan merdeka. Tapi salah juga, kalau tidak berpikir bagaimana cara supaya orang Papua bisa sampai di ambang kebebasan dengan sebuah taktik mulia. Harus di pikirkan, tindakan apa yang harus di lakukan, membendung arus BIN yang sedetik saja bagi mereka sangat berarti.

Sekarang saatnya kita bersatu padu. Buang semua keraguan dan kebimbangan. Hidup harus untuk orang lain, hidup harus memikirkan tangisan orang lain, hidup harus melihat penderitaan orang lain. Ini sebuah kesatuan yang akan membuahkan hasil yang sungguh mulia. Papua Merdeka, itu sudah harga mati. Salam.


*Sebuah Refleksi Untuk Mempersatukan Barisan dan Tekat*


Sumber:http://pogauokto.blogspot.com



IDENTITAS RAKYAT ASLI PAPUA LENYAP DALAM LAUTAN KESEJATERAAN


Foto Ilustrasi
Oleh: Kemby Kiryar

Sebagai orang Papua telah lama mengalami penindasan dan kekerasaan selama masih hidup maupun sudah meninggal dunia. Permintahan rakyat untuk merdeka dan berpisah dari NKRI adalah tujuan utama. Sebab dengan tujuan itu, gerakan kami orang pribumi untuk dapat beraktifitas memperjuangkan keadilan, kebenaran dan kedamaian perspektif, namun bertentangan dengan kehendak baik pemimpin negara Indonesia. Misalnya tim seratus menerima kebijakan President BJ. Habibi, tentang Otonmi khusus dan pemekaran propinsi Papua.
     
Masyarakat Papua marah dan menolak kebijakan yang dilakukan pemerintah terhadap rakyat sebagai orang Papua, terkesan kami ini tidak mampu, bangsa malas, miskin dan terbelakang. Seolah-seolah manusia Papua tidak dibutuhkan akan tetapi kekayaan alaminya yang diperlukan demi kepentingan negara-negara kapitalis, dan penjajahan misalnya dengan PT. Freeport Indonesia hal ini terjadi agar negara dapat hidup dari kekayaan bangsa Papua. Tambang PT. Freeport Indonesia sebagai sarana dalam membungkam akar kekerasan di Papua.
     
Mengapa identitasku hilang lenyap dalam lautan samudera “kesejahteraan”? Karena tahun-demi tahun mencatat bahwa perjuangan rakyat untuk “M” selalu dinilai negetif oleh pemerintah pusat sebagai gerakan seperatis dari Indonesia. Sehingga untuk menghilangkan “M” mereka memakai pendekatakan kesejahetraan. Katanya, “masalah Papua adalah masalah kesejahteraan” sehingga dari Jakarta memprogramkan jaringan kerjanya langsung pusat Jakarta kepada propinsi Papua melalui progam pemerintah. Mereka tetap mendorong pemerintah daerah terus menjalankan tugas dan tanggungjawab sebagai warga negara. Akan tetapi, pembagunan manusian masih dibawah standar, kata “kesejahteraan” hanya dipakai untuk menjinakkan hati rakyat Papua. Sistim politik ini bisa diumpamakan dengan induk ayam menyembunyikkan anaknya saat hujan. Setelah itu tidak tahu kemana anak ayam tersebut.
       
Sejak itulah Identitas diri orang Papua tidak lagi dihargai dan dipercaya terhadap Indonesia mulai hilang dan pendapat kami ditolak, segalah pikiran ide-ide kami ditolak dan tidak diakui sebagai orang asli Papua. Kami merasa rendah, hilang kepercayaan diri terhada orang lain. Tanah kami diambil, perempun dibunuh, diperkosa, laki-laki dibunuh, rakyat kami dikejar-kejar, kasus kekarasaan penindasan oleh aparat TNI/POLRI semakin dirasakan di mana-mana di Papua.

Muncul keprihatinan bahwa dengan OTSUS,UP4B dan pemekaran propinsi, kabupaten telah mengandung banyak ancaman bagi eksistensi orang asli Papua. 
Sebab dengan pemekaraan propinsi ini berpontensi memburuk, menghancurkan identitas jati diri dan kepercayaan orang asli terhadap Jakarta. Semakin dimekarkan daerah-daerah dan propinsi di Papua, semakin membuka ruang seluas-seluas untuk orang papua tidak berdaya serta tidak memumupuk kebersamaan, nasionalisme dan kesadaran diri sebagai orang Papua akan tetapi yang ada adalah tahan perasaan, ketidakadilan, diskrimasi, minoritas dan ketidakberdayaan untuk mengambil kebjiakan baru dan alernatif guna selesaikan masalah kemanusiaan. Kebijakan pemekaran wilayah di Papua tersebut ibarat “pisau bermata dua”, di mana di satu sisi diharapkan dapat mengatasi permasalahan jauhnya rentang efektivitas pelayanan publik, pemerataan pembangunan daerah, desentralisasi demokrasi tetapi nyanya pemekaran diberikan akibat Nafsu Besar, Tenaga Kurang : Catatan Evaluasi Pemekaran Wilayah di Papua. Kiranya tidak tepat untuk menggambarkan perjalanan kebijakan pemekaran wilayah yang dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia. Karena perkembangan jumlah daerah otonom selama ini tidak berpengaruh signifikan terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat secara nasional – terutama di daerah pemekaran Papua.
         
Pihak DPR dan DPRD Propinsi menjalankan program yang sudah diatur secara struktural oleh pemerintah pusat sehingga dengan itu mereka hanya menjalani apa yang dituntut oleh negara. Kami sendiri tidak mampu, membuat kebijakan baru dan keberpihakan terhadap rakyat yang dibunuh dan dianiaya di hutan dan diatas tanah sendiri. Kami sendiri merasa dilematis dan tidak mampu baik legislative, eksekutif dan yudikatif seharusnya DPR bertindak sebagai pemegang fungsi kontral akan tetapi kini dibuang fungsi kontral kepada MRP, LMA semua lembaga ini tujuan akhir tidak jelas alias punya kepentingan sehingga “bekerja untuk siapa? beretorika untuk siapa?” sangat membingunkan masyarakat dan mahasiwa berada di tanah Papua.
          
Orang Papua sendiri akan bingun dengan diri sendiri dalam urusi program pusat karena wajib menjalaNkan tugas dan segalah cita-cita, impian, harapan mereka dipenuhi oleh pekerjaan sehari-hari. Sistem NKRI telah berhasil menjadikan orang kami sebagai anak-anak yang baik dan dapat didikan dari Indonesia sehingga kami tidak mau balik lawan, tidak ada identitas asli, tidak ada kejahatan dalam diri kami tetapi yang ada adalah kebaikan hati berhasil dilunakan oleh budaya Indonesia, sistem pemerintah Republik Indonesia.
            
Kami telah kehilangan idenititas dan jati diri kami ditengah-tengah kesibukan diri dengan berbagai tawaran dari Jakarta, sementara di lain pihak kami tidak sadari adalah identitas diri sebagai orang Papua yang kini mulai punah dan mengikis secara sistematisasi. Alasan pemerintah hanya karena kesibukan mengurusi kesejahteraan, namun akan tinggal adalah sejarah ceritra tentang orang Papua bahwa pernah berjuang untuk merdeka. Bahwa akan tinggal sebuah cerita yang dicerita kepada generasi berikut dari bangsa Papua tidak peduli dengan perjuangan  Papua.
         
Walaupun di sisi lain, telah pancing emosi dan kejahatan dalam diri sesama  manusia baik Papua maupun Indonesia. Peristiwa ini terjadi misalnya tanggal 1 Juli, jam 8 pagi hari minggu penembakan, pembunuhan kepala desa di distrik Arso Kabupaten Keerom oleh Kopasus, karena dianggap terlibat dalam gerakan Papua merdeka. Kasus penembakan, pembunuhan Mako Tabuni oleh TNI pada tangal 14 Juni, jam 10 pagi permunas III Abepura-Papua, karena diaggap pengkianat NKRI.
          
Muncul keteggang akibat terlalu baik dan jahat berhasil dilunakan oleh sistem negara pemerintah NKRI terhadap orang asli Papua merupakan diri sebagai ciptaan Tuhan, akibatnya mereka saling membunuh. Untuk menghindari kejahatan demikian, maka marilah kita saling membuka diri guna mengungkapkan masalah-masalah melalui jalan Dialog Papua-Jakarta oleh organisasi (JDP) sebagai cara mencapai kesepakatan dan solusi Papua tanah damai dan dimediasi oleh pihak ketiga yang netral dari pihak asing. Dengan maksud bawha pada inti adalah saling membuka diri baik pemerintah Indonesia  maupun orang Papua. 


Penulis adalah Mahasiswa STFT ”Fajar Timur” Abepura -  Papua

Bapa Kami


Foto Ilustrasi Googlr


Oleh: Honaratus Pigai


Bapa kami yang ada di surga
Engkaulah Allah yang memihak orang yang melarat, bukan pada orang yang gila harta
Engkaulah Allah yang berdiri di sisi orang yang tertindas, bukan pada orang yang gila kuasa
Engkaulah Allah yang berbelas kasih pada orang yang hina, bukan pada orang-orang yang gila hormat.

Dimuliakanlah namaMu
Di antara para petani, Yang harus menggarap kebun-kebun tergadai,
Di lingkungan para petani, Yang harus berteduh di gubuk kumuh
Di kalangan anak asongan, Yang harus mandi di kali tercemar,
Di antara rakyat kecil, Yang tergusur demi suksesnya pembangunan

Datanglah KerajaanMu
Yakni dunia baru,
Yang berundang-undang cintakasih
Yang berhaluan kebebasan,
Yang bernilai kebenaran
Yang bertatanan keadilan.

Jadilah kehendakMu di atas bumi,
Untuk memberi makan pada yang lapar
Untuk memberi minum pada yang haus
Untuk memberi tumpangan pada para janda-duda/fakir miskin
Untuk memberi pakaian pada yang telanjang
Untuk melawat mereka yang sakit
Untuk mengunjungi mereka yang ada dalam penjara
Untuk memperjuangkan hak-hak mereka yang tertimpa ketidakadilan

Seperti di dalam sorga,
Yang berpihak pada rakyat kecil
Yang melawan segala bentuk intimidasi
Yang menghilangkan segala upaya pembodohan masyarakat
Yang membongkar segala kemunafikan manusia dan praktek bisnis serakah tanpa moral
Yang mendobrak segala praktek penyalahgunaan kekuasaan

Berilah kami rejeki pada hari ini,
Agar kami kuat dan berkobar dalam membongkar budaya bisu
Agar kami kuat dan pantang mundur dalam melawan penjajahan dan kejahatan
Agar kami kuat dan berani menentang penindasan dan pembunuhan

Dan ampunilah kesalahan kami,
Karena kami diam, Ketika hutan-hutan dibabat untuk arena pembangunan daerah
Karena kami bungkam, Ketika rumah dan ladang digusur untuk Jalan raya
Karena kami bisu, Ketika kebun-kebun dirampas untuk rumah mewah
Karena kami tak acuh, Ketika rakyat kecil disingkirkan demi gemerlapnya keindahan kota

Seperti kami pun mengampuni,
Mereka yang bersalah kepada rakyat
Melalui sistem pembodohan massal
Sehingga rakyat hanya mampu mengucap “ya, ya, dan ya”

Jangan masukkan kami ke dalam percobaan
Sehingga kami pun ikut melakukan kekerasan
Seperti mereka yang tidak mengenal Tuhan,
Sehingga kami hanya mampu melontarkan kritik
Tanpa kami sendiri bertindak adil, jujur, dan bertanggung jawab,
Sehingga kami berpihak dan membantu orang kecil
Tetapi kami sendiri tidak terlepas dari permainan manipulasi

Tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat,
Yakni pikiran yang memonopoli kekayaan alam,
Perkataan untuk memanipulasi pendapat umum,
Perbuatan yang melecehkan keinginan rakyat.
Amin.  

Senin, 27 Januari 2014

INDONESIA MEMAKSA RAKYAT PAPUA MENERIMA PEMBANGUNAN


KNPB KAIMANA NEWS. Setelah masalah Papua Barat menjadi perdebatan internasional, pemerintah  adalah pendekatan sosial berupa santunan bantuan kepada rakyat West Papua. Pernyatan Sekjend KNPB nasional Ones Suhuniap yang dikeluarkan  di depan rakyat Papua barat saat peresmian kantor KNPB dan PRD Mimika 31 Desember 2013 lalu benar-benar suatu kenyataan.

Semua format pembangunan yang dilakukan Indonesia untuk Papua Barat telah Gagal sehingga yang terjadi saat ini adalah pendropan bantuan-bantuan social dengan berbagai alasan.

Di Kaimana, pemerintah Indonesia Sendiri telah bingung untuk menahan arus pergolakan poltik Papua Merdeka sehingga pada bulan desember lalu di adakan pertemuan oleh Dinas Sosial Kaimana di dengan rakyat Papua Barat untuk membicarakan tawaran pembangunan kepada Rakyat Papua Barat.

Dalam Pertemuan itu, pemerintah tidak mendapatkan hasil Positif dari rakyat Papua, dimana rakyat tidak mendukung tawaran atau program pemerintah yang di rencanakan.

Sehingga aplikasi dari hasil pertemuan Pemerintah Indonesia dengan Rakyat Papua Barat ini diwujudkan dengan pendropan bantuan-bantuan social secara paksa kepada rakyat.

Indonesia kehabisan cara untuk mengembalikan simpati bangsa Papua Barat untuk bertahan dalam bingkai NKRI, sehingga yang terakhir di lakukan
Pada hari ini, kamis 23 Januari 2013, Pemerintah Indonesia yang di motori oleh Dinas PU Kaimana mendatangi perumahan warga menggunakan 3 Truk bermuatan bahan-bahan bangunan untuk di turunkan kepada Raykat Papua Barat.

Kegiatan ini awalnya di lakukan dengan cara pendataan penduduk oleh dinas Sosial yang di kawal oleh aparat TNI AD. Rakyat Papua yang tidak memiliki kartu identitas berupa KTP dan Kartu Keluarga di minta secara paksa untuk mengumpulkan data mereka segera mungkin.

Menurut kesaksian Ibu M. Furay yang merupakan salah seorang warga Papua yang juga didatangi Pemerintah dan aparat TNI AD ini,” pada hari pertama kami di kagetkan dengan sejumlah tentara dan pegawai negeri Dinas Sosial Kaimana yang mendatangi kami untuk meminta identitas kami berupa KTP atau Kartu keluarga, namun karena kami takut kami tidak memberikan indentitas diri kami, sehingga sampai tiga hari berturut-turut mereka mendatangi kami dengan tujuan yang sama.

Melihat perkembangan politik di daerah saat ini, pemerintah Indonesia selama 52 Tahun baru terbangun dari tidur untuk memperhatikan kehidupan orang Papua, namun sudah terlambat sehingga ia harus membujuk rakyat Papua dengan berbagai kado-kado politik.


Sumber: http://nestasuhunfree.blogspot.com

Jumat, 24 Januari 2014

DALAM AKSI DUKUNGAN HEARING SUB-KOMITE PARLEMEN UNI EROPA KNPB MINTA PERLINDUNGAN AMESTI INTERNASIONAL TERHADAP DPO KETUA PNWP BUCHTAR TABUNI DAN JUBIR KNPB ROCKY MEDLAMA


AKSI DUKUNGAN TERHADAP HEARING SUB-KOMITE PARLEMEN UNI EROPA KNPB MINTA PERLINDUNGAN AMESTI
                           INTERNASIONAL TERHADAP KETUA PNWP

FOTO REGINA WENDA
JAYAPURA 22 JANUARI 2014. Akasi dukungan  rakyat Papua bersama KNPB terhadap hearing sub komite parlemen Uni Eropa  di jayapura KNPB meminta advokasi atau minta perlindungan terhadap amesti Internasional. hal tersebut disampaikan Ketua I KNPB pusat pada saat aksi dukungan di sekertariat KNPB pusat di Vietnam perumnas III waena.

Sejak wilayah teritori West Papua diintegrasikan kedalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia hingga kini rakyat West Papua terus – menerus diteror, diintimidasi, dikejar, ditangkap, dipenjarakan, dibunuh, ditembak dan dimarginalisasi melalui berbagai macam system penjajahan. Harapan hidup masa depan bangsa Papua telah dipasung oleh penjajah Indonesia. Dengan demikian ketika melihat Negara – Negara di Internasional berbicara tentang pelanggaran Hak Asasi Manusia di West Papua, rakyat West Papua dengan rasa antusias dan gembira selalu menyambut pertemuan/kegiatan – kegiatan tersebut melalui aksi demonstrasi, doa dan puasa. 

Aksi hari ini merupakan salah satu dari sekian banyak aksi yang dilakukan rakyat West Papua sebagai wujud dukungan. Rakyat West Papua selalu merindukan niat penyelamatan jiwa mereka dari bangsa lain di dunia. Dengan maksud tersebut, maka kini untuk mendukung penuh hearing Sub Komite Parlemen Uni Eropa bagian Hak Asasi Manusia ini hendak melakukan aksi demonstrasi besar – besaran di seluruh West Papua. Namun karena Indonesia melalui Kepolisian Daerah Papua telah menutup ruang demokrasi untuk menyampaikan pendapat secara bebas sehingga rakyat tak melakukan aksi demonstrasi dami. Rakyat hanya melakukan aksi ditempat serta membacakan pernyataan – pernyataan dukungan. 

Agus kosay ketua I KNPB mengatakan daftar Pencarian orang terhadap Buchtar Tabuni ketua Parlement Nasional West papua (PNWP), karena referensi hukum atau landasan Hukum tidak jelas, karena seseorang dinyatakan sebagai daftar pencarian Orang (DPO) apabila aeseorang tidak patuhi terhadap hukum.

Sebab seseorang dinyatakan DPO harus melalui mekanisme hukum yang jelas, dan yang berlaku di negara ini, menurut hukum sebelum mengeluarkan DPO terhadap seseorang harus ada pangkilan secara lisan sebanyak 3 kali, jika panggilan secara lisan tidak dipatuhi maka pihak kepolisian mengeluarkan surat panggilan sebanyak 3, kemuadia seseorang tidak patuhi terhadap surat panggilan 3 kali maka pihak kepolisian mengelurakan daftar Pencarian Orang (DPO).
Namun DPO terhadap ketua PNWP dan Jubir KNPB ini tidak melalui prosedur hukum yang berlaku di negara ini, maka kami menilai DPO terhadap Buchtar Tabuni hanya sekenario atau target Pembunuhan sama seperti Mako Tabuni dan Hubertus Mabel. untuk membungkam dan mengkriminalisasi perjuagan cuci rakyat Papua melalui KNPB dan PNWP.

Oleh sebab itu Kami minta perlindungan kepada Amesti internasional terhadap DPO ketua Parlement Nasional West Papua Tuan Buchtar Tabuni dan jubir Nasional KNPB Wim Rocky Medlama,
Kami meminta Kepada Polda Papua Segera Menghapus daftar DPO Buchtar Tabuni dan Wim Rocky Medlama,
Amesti Internasional dan Jurnalis Internasional segera ke Papua Barat
PBB segera mengirim Pelopor khusus ke Papua Barat Untuk mengindentifikasi Pelanggaran HAM di Papua Barat.

Foto-foto:




















Sumber:http://nestasuhunfree.blogspot.com


Sabtu, 18 Januari 2014

Tuhan Yesus : Papua Pasti Merdeka


suarakolaitaga.blogspot.com (ISt)

Papua pasti merdeka. Hal tersebut ada dalam rencanaNya yang besar menjelang akhir Zaman. Menurut Tuhan Yesus, setelah Papua merdeka tidak lama kemudian akan datang masa kesukaran yakni Iblis (Anti Kristus dg simbol 666) akan menguasai dunia untuk menyiksa umat Tuhan agar percaya pada Anti Kristus/Iblis. Tapi kata Yesus, jangan takut karena bagi siapapun yang setia padaNya tidak akan mengalami masa tersebut.
"Saya (Tuhan Yesus) akan meluputkan umatKu yang setia padaKu dan memindahkan mereka ke padang belantara agar mereka terhindar dari masa kepecikan itu"

Tuhan Yesus menegaskanan, Jangan Pake E-KTP atau KTP Elektronik karena itu merupakan kartu keanggotaan yang di pake Anti Kristus (666) untuk menjadi pengikutnya. Kata Yesus, bagi pengikut Kristus yang sudah terlanjur memiliki E-KTP agar tengki dalam Nama Yesus lalu membakar KTP Elektronik.

Tuhan Yesus berharap pada kita pengikutNya, agar kita setia padaNya dan saling mengasihi antara sesama kita. dan dengan tekun dalam doa serta saling menasihati.

Sumber : Kesaksian Laura Wanma, dara usia 12 tahun yang dibawah oleh Malaikat Gabriel bertemu Tuhan Yesus di Surga pada 16 Maret 2013 lalu.

Kamis, 16 Januari 2014

Tentang Pria dan Wanita 2014

Ada ungkapan yang mengatakan "Jika Anda mencari seorang pria, carilah seorang pria dengan hati seorang anak miskin namun memiliki pikiran seorang penakluk. Jangan kebalikannya (pria dengan hati seorang anak kaya dengan pikiran gampang menyerah)"

Secara kodrati memang pria adalah penakluk dalam segala hal, para pria yang memikirkan tentang ide-ide terbang ke angkasa hingga ke luar angkasa, para pria yang memikirkan bagaimana menyeberangi lautan....pria selalu berfikir untuk menerobos dan menaklukan segala hal.Segala teknologi, perubahan, dan kemajuan yang tampil dalam peradaban modern jaman ini berawal dari ide-ide pria. Pria berorientasi pada keuntungan dan kepuasan.

Wanita, secara kodrati memiliki pola yang cenderung berkebalikan dari pria....wanita tidak ingin menerobos dan mendobrak...wanita cenderung ingin memiliki dan memelihara sesuatub yang telah ada...Wanita berorientasi pada kemapanan dan kenyamanan hidup.... Ibarat kutub positif dan negatif, ibarat siang dan malam, ibarat panas dan dingin, wanita dan pria adalah elemen-elemen yang saling melengkapi satu-sama lain dalam hidup ini....pria memelihara exterior...wanita memlihara interior...keduanya sama pentingnya...ada perbedaan dan ada juga persamaanya...

Tentang Pria dan Wanita 2014