BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peningkatan mutu pendidikan bagi bangsa Indonesia merupakan masalah yang selalu mendapat perhatian yang mutlak bagi pelaksanaan pembangunan di bidang pendidikan. Karena Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia yang prosesnya berlangsung seumur hidup. Bagi negara Indonesia pelaksanaannya dengan melalui tiga bentuk yaitu: pendidikan formal, informal, dan non formal. Dalam pendidikan melibatkan keluarga, masyarakat, dan sekolah. Berhasil tidaknya pelaksanaan pendidikan formal salah satunya diukur melalui hasil prestasi belajar siswa. Seperti yang diungkapkan oleh Oemar Hamalik (1995: 159) Prestasi belajar adalah tingkat hasil belajar yang dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Pencapaian prestasi belajar siswa dapat ditentukan melalui dua faktor, yakni faktor dari dalam diri siswa (internal) maupun dari luar diri siswa (eksternal). Faktor dari dalam diri siswa (internal) terbagi menjadi faktor fisik dan psikis. Faktor fisik terdiri dari : keadaan fisiologi umum dan panca indra, dan faktor psikis terdiri dari : minat, kecerdasan, bakat, dan motivasi. Sedangkan faktor dari luar diri siswa (eskternal) terbagi menjadi faktor lingkungan dan faktor instrumental pendidikan. Faktor lingkungan terdiri dari : bimbingan, bantuan dari keluarga, sedangkan faktor dari instrumental pendidikan terdiri dari : kurikulum, program, sarana, fasilitas, serta guru. Salah satu yang termasuk faktor internal yang menentukan prestasi belajar siswa adalah motivasi belajar. Motivasi belajar dimaksudkan sebagai satu kondisi psikis yang mendorong siswa untuk melakukan aktivitas guna mencapai tujuan yaitu hasil belajar yang maksimal. Dengan begitu siswa yang memiliki keinginan dan motivasi untuk berhasil tentu cenderung mempunyai sikap positif, yang dapat memacu siswa untuk meraih hasil belajar yang lebih baik.
Motivasi merupakan salah satu faktor yang ikut menentukan tinggi rendahnya prestasi yang akan dicapai oleh XVI siswa. Dengan memiliki motivasi yang kuat, maka individu tersebut akan berusaha keras untuk mencapai tujuannya. Motivasi dalam diri individu berbeda-beda, ada yang memiliki motivasi kuat, ada yang bermotivasi sedang dan ada yang lemah. Sehingga faktor motivasi ini merupakan salah satu faktor yang memiliki peran penting terhadap intensifitas belajar siswa sehingga menentukan prestasi belajar. Selain motivasi belajar, sekolahan juga merupakan faktor yang menentukan prestasi belajar. Dengan adanya kondisi sekolah kondusif, teratur, dan tertib, maka siswa akan bisa belajar dengan tenang tanpa ada gangguan yang menyebabkan prestasinnya menurun. Untuk menciptakan prestasi belajar yang baik maka perlu didukung dengan fasilitas belajar yang memadai, kurikulum yang tepat dan tenaga pengajar atau guru yang profesional pula. Sehingga dengan begitu siswa akan bersemangat untuk bersekolah dan belajar. Dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah, terdapat proses belajar mengajar yang akan menghasilkan perubahan pada setiap individu. Perubahan tersebut dapat terlihat dari bertambahnya pengetahuan atau pengalaman baru yang diperoleh dari usaha individu karena proses belajar.
Keluarga, dalam hal ini orang tua memegang peran yang penting dalam proses pendidikan anak. Pendidikan dalam keluarga merupakan basis pendidikan yang pertama dan utama. Situasi keluarga yang harmonis dan bahagia akan melahirkan anak atau generasigenerasi penerus yang baik dan bertanggung jawab. Setiap orang tua pasti akan menginginkan anaknya dapat mengenyam pendidikan dengan baik. Dengan adanya keinginan seperti itu, orang tua akan berusaha untuk memenuhi kebutuhan anak dalam bersekolah. Orang tua akan berperan aktif dengan memberi motivasi, bimbingan, fasilitas belajar serta perhatian cukup terhadap anakanaknya akan menunjang keberhasilan belajar anak, kecuali itu anak dalam belajar diperlukan disiplin diri sehingga belajar merupakan kebutuhan masing-masing. Dari uraian di atas nampak bahwa, orang tua memiliki hubungan yang dapat menentukan keberhasilan anak disamping motivasi belajar yang dimiliki setiap anak. Sebab orang tua sebagai peletak dasar pendidikan bagi anak dalam keluarga yang selanjutnya akan menjadi dasar kepribadian anak di kemudian hari.
Apabila anak sejak dini telah dilatih kedisiplinan, ketekunan, dalam belajar maka akan xvii berpengaruh selanjutnya kepada anak di masa-masa yang akan datang. Demikian pula bimbingan, asuhan orang tua akan ikut membentuk motivasi belajar bagi anak. Oleh karena itu peneliti akan meneliti tentang ; Hubungan Antara Peran Orang Tua dan Motivasi Belajar Dengan Prestasi Belajar Sosiologi Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Karangdowo Tahun Ajaran 2009/2010. Masalah ini bagi peneliti dianggap sangat penting karena, prestasi belajar tidak hanya bergantung pada anak semata tetapi memiliki hubungan erat dengan peran orang tua dalam keluarga maupun motivasi belajar.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan di atas maka penulis menentukan beberapa identifikasi terhadap masalah yang berkaitan dengan pengajaran sosiologi di SMA 1 Karangdowo adalah sebagai berikut: 1. Prestasi belajar ditentukan oleh faktor intern dan ekstern. Faktor intern kecerdasan, kedisiplinan, motivasi diri, kematangan pribadi, keadaan psikologis dan sebagainya. 2. Prestasi belajar ditentukan oleh faktor ekstern, meliputi faktor-faktor yang berhubungan dengan lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat serta lingkungan keluarga. 3. Peran orang tua sangat dibutuhkan oleh anak karena orang tua adalah yang paling dominan dalam mendidik anak untuk setiap masa perkembangan anak. 4. Motivasi belajar siswa yang kuat dapat menentukan prestasi belajar. 5. Suatu kenyataan bahwa motivasi yang dimiliki anak itu berbeda-beda dan hal ini ditentukan pada pencapaian prestasi belajar yang berbeda-beda pula. 6. Kurangnya perhatian orang tua dapat menyebabkan motivasi belajar siswa rendah yang pada akhirnya dapat mengakibatkan prestasi belajar siswa rendah. 7. Kurang terpenuhinya fasilitas belajar dapat menyebabkan kurang optimalnya dalam belajar sehingga prestasi belajar yang dicapai rendah.
C. Pembatasan Masalah Agar penelitian ini tidak terlalu luas ruang likupnya maka penulis membatasi masalah sebagai berikut: xviii
0 komentar:
Posting Komentar