BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Hasil Belajar Akuntansi Belajar merupakan suatu kebutuhan mutlak setiap manusia. Tanpa belajar manusia tidak dapat bertahan hidup karena dalam proses kehidupan manusia dari bayi sampai sepanjang usia mereka, proses belajar itu sendiri akan terus berlangsung. Proses belajar inilah yang menjadikan manusia berkembang secara utuh, baik dalam segi jasmani maupun rohani. Muhibbin (2006:92), menyatakan secara umum bahwa belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Sejalan dengan pendapat tersebut, Ngalim Purwanto mengemukakan beberapa elemen penting dalam pengertian belajar, yaitu sebagai berikut: 1. Belajar merupakan perubahan tingkah laku. 2. Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau pengalaman. 3. Untuk dapat disebut belajar, maka perubahan tersebut harus relatif mantap. 4. Tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut beberapa aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis. (Ngalim Purwanto, 2004:85).
Keberhasilan aktivitas belajar siswa ditentukan dengan adanya kegiatan evaluasi yang dilaksanakan oleh guru. Menurut UU No. 58 Tahun 2003 ayat 1, disebutkan bahwa: Evaluasi hasil belajar peserta didik dilaksanakan oleh pendidik untuk memantau proses kemajuan dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan. Evaluasi itu sendiri dapat diartikan sebagai suatu tindakan mengukur dan menilai, dimana mengukur artinya membandingkan sesuatu dengan satu ukuran yang bersifat kuantitatif. Sedangkan menilai adalah mengambil keputusan atas sesuatu dengan ukuran baik buruk atau bersifat kualitatif. (Suharsimi, 2006:3). Evaluasi yang dilaksanakan oleh guru bertujuan untuk mengetahui Hasil Belajar siswa. Hasil Belajar adalah perubahan tingkah laku yang mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotor yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. (Sudjana, 2005: 3). Untuk mengukur Hasil Belajar siswa, guru biasanya melakukan evaluasi dengan menggunakan beberapa tes seperti tes diagnostik, tes sumatif dan tes formatif. (Suharsimi, 2006:33). Dengan menggunakan tes tersebut, maka akan diketahui tingkat pemahaman dalam kegiatan pembelajaran.
Pelaksanaan penilaian atau evaluasi dapat dilakukan secara langsung pada saat peserta didik melakukan aktivitas belajar maupun secara tidak langsung melalui bukti hasil belajar siswa Pelaksanaan penilaian hasil belajar peserta didik dapat dibagi menjadi 2 macam penilaian yaitu penilaian berbasis kelas dan penilaian kompetensi. Penilaian berbasis kelas adalah penilaian yang dilaksanakan oleh guru dalam proses pembelajaran, sedangkan penilaian kompetensi merupakan penilaian formatif dan sumatif terhadap ketuntasan pencapaian hasil peserta didik setelah menyelesaikan satu unit kompetensi. Hasil penilaian kompetensi inilah yang dijadikan sebagai indikator Hasil Belajar siswa. Hasil Belajar dalam penelitian ini adalah Hasil Belajar Akuntansi. Hasil Belajar Akuntansi merupakan tingkat penguasaan kompetensi siswa baik dari segi kognitif, afektif maupun psikomotorik dalam mata pelajaran Akuntansi yang ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru. Hasil Belajar Akuntansi juga dapat diartikan sebagai suatu hasil yang telah dicapai oleh siswa dalam mempelajari mata pelajaran Akuntansi yang diperoleh dari hasil tes yang dinyatakan dalam bentuk skor atau angka. b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Akuntansi Hasil Belajar yang dicapai seorang individu merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam individu (faktor internal) maupun dari luar diri individu (faktor eksternal). Pengenalan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi Hasil belajar penting artinya dalam membantu siswa dalam mencapai Hasil belajar yang optimal.
Menurut Sudjana (2005: 39), Hasil Belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor dari dalam diri siswa (intern) dan faktor dari luar diri siswa (ekstern). Faktor- faktor tersebut yaitu: 1) Faktor Internal (yang berasal dari dalam diri siswa), meliputi: a) kemampuan yang dimilikinya b) motivasi belajar c) minat dan perhatian d) sikap dan kebiasaan belajar e) konsep diri f) ketekunan g) sosial ekonomi h) fisik dan psikis 2) Faktor Eksternal (yang berasal dari luar diri), yaitu lingkungan dan yang paling dominan adalah kualitas pengajaran. Kualitas pengajaran yang dimaksud adalah profesional yang dimiliki oleh guru, yaitu kemampuan dasar guru baik di bidang kognitif (intelektual), bidang sikap (afektif) dan bidang perilaku (psikomotorik). Faktor di atas dalam banyak hal sering saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu sama lain. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Hasil Belajar Akuntansi yang diperoleh siswa ditentukan oleh banyak faktor, antara lain : 1) Faktor intern terdiri yaitu dari faktor fisiologis (kesehatan jasmani dan rohani) dan faktor psikologis (kecerdasan, motivasi, minat, Persepsi siswa, Kebiasaan Belajar, bakat dan Konsep Diri). 2) Faktor ekstern yaitu faktor dari luar diri siswa antara lain: media pembelajaran, kinerja guru, lingkungan belajar baik sekolah, keluarga maupun masyarakat. 3) Faktor pendekatan belajar, yakni meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk mempelajari materi-materi pelajaran.
Menurut Nana Sudjana (2005: 173), menyatakan bahwa Keberhasilan siswa atau mahasiswa dalam mengikuti pelajaran atau kuliah banyak bergantung pada Kebiasaan Belajar yang dilakukan secara teratur dan berkesinambungan. Kebiasaan Belajar merupakan faktor penting dalam Hasil Belajar Akuntansi. Kebiasaan Belajar secara teratur dimulai dari cara mengikuti pelajaran, cara belajar mandiri, cara belajar kelompok, cara mempelajari buku pelajaran, dan cara menghadapi ujian /ulangan/ tes. 2. Konsep Diri a. Pengertian Konsep Diri Pengertian mengenai Siapakah Saya? menurut Jalaludin Rakhmad (2003:53) sejak dulu sudah menarik perhatian para ahli. Konsep Diri akan menentukan pandangan individu terhadap dirinya. Konsep Diri yang positif membuat individu memahami apa yang menjadi kelebihan-kelebihan yang ada, selanjutnya akan dimanfaatkan oleh individu tersebut. Individu yang memiliki Konsep Diri positif juga akan menerima kekurangan yang dimilikinya. Kekuranagn yang dimilikinya akan diusahakan untuk diminimalisir dan tidak membuatnya rendah diri karena menyadari bahwa setiap manusia pasti memiliki kekurangan. Konsep Diri yang positif akan membuat individu mau menerima dirinya secara apa adanya dan tidak merasa tertekan dengan kondisi dirinya. (Jalaludin Rakhmad, 2003:99).
0 komentar:
Posting Komentar