Moral, akhlaq, jiwa, atau hati nurani bangsa ini sedang mengalami sakit parah dan belum ada pemimpin bangsa yang mampu menyembuhkannya. Ruwatan massal, kenduri nasional, dan dzikir akbar sudah dilakukan, tetapi tidak membawa perubahan.
Restrukturisasi lembaga legislatif, desentralisasi lembaga eksekutif, dan revitalisasi lembaga yudikatif sudah dilakukan, tetapi hasilnya masih sama saja. Akademisi brilian, kritikus vokal, dan politikus handal yang terlibat dalam pemerintahan belum mampu mengatasi persoalan.
Mereka terjebak dalam persoalan yang sama, yakni salah sasaran dalam melakukan perbaikan.
Bukanlah sistem pemerintahan, manajemen keuangan, atau pemberdayaan sumber alam yang memerlukan perbaikan, tetapi hati nurani manusia yang mengelolanya.
Imam Muslim meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda,
“Ketahuilah, bahwa dalam setiap tubuh manusia terdapat segumpal daging, jika segumpal daging itu baik maka baik pulalah seluruh badannya, namun jika segumpal daging tersebut rusak, maka rusak pulalah seluruh tubuhnya. Ketahuilah, segumpal daging tersebut adalah hati.” [HR Muslim]Artinya pikiran, ucapan dan perbuatan manusia itu akan baik, bila hatinya baik. Maka untuk menghindarkan negeri ini dari keterpurukan, yang perlu dilakukan adalah memperbaiki kembali hati bangsa Indonesia.
Menyembuhkan hati mereka dari berbagai macam penyakit yang bersarang di dalamnya, sehingga bisa dimanfaatkan kembali untuk menumbuhkan taqwa. Sedang obat penyakit hati itu adalah Al-Qur’an.
Seperti firman Allah dalam QS Yunus : 57
يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَتْكُمْ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَشِفَاءٌ لِمَا فِي الصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ
”Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman”.Al-Qur’an adalah firman Allah, sekaligus merupakan perkataan yang terbaik. Siapapun yang mengikuti Al-Qur’an, maka dia akan menjadi orang yang baik.
Qur’an mengajar manusia untuk qana’ah, maka orang yang mengikuti Al-Qur’an tidak akan serakah, dirinya terhindar dari berbagai tindak korupsi, kolusi, dan nepotisme, sehingga berbagai kejahatan ekonomi bisa diatasi.
Qur’an mengajar manusia untuk suka bersedeqah, maka orang yang mengikuti Al-Qur’an akan lebih suka memberi dari pada diberi, kedermawanan merebak dimana-mana, sehingga persoalan kemiskinan bisa diatasi.
Qur’an mengajar manusia untuk mensyukuri nikmat persatuan dan persaudaraan, serta melarang perselisihan dan pecah belah, maka orang yang mengikuti Al-Qur’an akan bersatu, bersaudara, tidak berselisih, apalagi berpecah belah. Sehingga persoalan perkelahian antar pemuda, perang antar suku, bentrok antara aparat dan sejenisnya bisa diatasi.
Qur’an mengajarkan semua manusia bertanggungjawab atas perbuatan masing-masing di hadapan Allah, tidak kepada DPR atau rakyat, karena anggota DPR bisa disuap dan rakyat bisa dibohongi. Maka para pemimpin yang mengikuti Al-Qur’an akan menjadi pemimpin yang kredibel dan akuntabel, sehingga persoalan pemimpin yang suka obral janji tanpa bukti bisa diatasi.
Qur’an mengajarkan bahwa memelihara nyawa satu orang sama dengan memelihara nyawa manusia seluruhnya. Maka orang yang mengikuti Al-Qur’an akan menghormati nyawa orang lain, sehingga persoalan mutilasi, pembunuhan berantai, dan penganiayaan bisa diatasi. Tidak ada persoalan yang tidak bisa diatasi dengan Al-Qur’an.
Umar bin Khaththab yang pernah mengubur anak perempuannya hidup-hiduppun menjadi manusia yang berhati mulia dengan Qur’an.Begitu pula dengan bangsa Indonesia, bangsa ini akan bangkit dan berjaya bila menjadikan Al-Qur’an sebagai solusi, sebagai obat penyakit yang dideritanya. Semoga Allah memberi kemudahan bangsa ini untuk bangkit dan berjaya dengan Al-Qur’an, aamiin ya rabbal’alamiin. ***
Al-Ustadz Drs. Ahmad Sukina
Pimpinan Pusat Majlis Tafsir Al-Qur’an (MTA)
Pimpinan Pusat Majlis Tafsir Al-Qur’an (MTA)
0 komentar:
Posting Komentar