Senin, 29 Februari 2016

CONTOH SKRIPSI : PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN DAN DORONGAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS XI

BAB I PENDAHULUAN 

A. Latar Belakang 

Perkembangan ilmu pengetahuan erat kaitannya dengan perkembangan pendidikan, dimana pendidikan mempunyai peran yang strategis dalam menentukan arah maju mundurnya kualitas pendidikan. Hal ini bisa dirasakan ketika sebuah lembaga pendidikan dalam menyelenggarakan pendidikan yang benar-benar baik, sehingga dapat dibuktikan hasilnya. Berbeda dengan lembaga pendidikan yang melaksanakan pendidikan yang hanya dengan sekedarnya maka hasilnya tidak optimal. Oleh karena itu bila dipahami pengertian pendidikan secara luas dan umum adalah sebagai usaha sadar yang dilakukan pendidik melalui bimbingan, pengajaran, dan latihan untuk membantu peserta didik mengalami proses pemanusiaan ke arah tercapainya pribadi yang dewasa atau susila yaitu sosok manusia dewasa yang sudah terisi secara penuh bekal ilmu pengetahuan serta memiliki integritas moral yang tinggi sehingga dalam perjalanannya nanti, manusia yang selalu siap baik jasmani maupun rohani. 1 Sejalan dengan paparan di atas, maka dalam Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional disebutkan bahwa pendidikan merupakan kunci kemajuan, semakin baik kualitas pendidikan yang diselenggarakan oleh suatu masyarakat atau bangsa, maka akan diikuti dengan semakin baiknya kualitas masyarakat atau bangsa tersebut. Sebab pendidikan 1 Darmaningtyas, Pendidiakn Pada Masa Krisis Dan Setelah Krisis: Evaluasi Pendidikan Pada Masa Krisis, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999), h. 3.

adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 2 Selanjutnya untuk mewujudkan pengertian pendidikan yang dimaksud, maka lingkungan keluarga (orang tua) merupakan pusat pendidikan yang pertama dan utama bagi seorang anak. Keluarga merupakan proses penentu dalam keberhasilan belajar. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Malik Fadjar bahwa orang tua dikatakan sebagai pendidik pertama dan utama karena pendidikan yang diberikan orang tua merupakan dasar dan sangat menentukan perkembangan anak selanjutnya. 3 Oleh karena pada diri setiap anak terdapat suatu dorongan dan daya untuk meniru, dengan dorongan ini dapat melakukan sesuatu yang telah dilakukan orang tuanya. Masa ini juga merupakan masa sensitif bagi anak sebab apa yang dilihat dan apa yang didengarnya akan selalu ditiru tanpa mempertimbangkan baik buruknya. 4 Dalam hal ini sangat diharapkan kewaspadaan serta perhatian yang besar dari orang tua, karena masa meniru ini secara tidak langsung turut membentuk watak anak di kemudian hari. Dengan demikian faktor identifikasi dan meniru pada anak-anak amat penting, sehingga mereka menjadi terbina, terdidik, dan belajar dari pengalaman 2 Standar Nasional Pendidikan (SNP) dan Undang-undang RI No. 20 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Bandung: Fokus Media, 2005), h. 95. 3 A. Malik Fadjar, Holistika Pemikiran Pendidikan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2005), h. 188. 4 Ibid, h. 190.

Hal ini pula yang nantinya akan berpengaruh lebih besar daripada informasi atau pengajaran lewat instruksi dan petunjuk yang disampaikan dengan kata-kata. Dalam lingkungan keluarga, pendidikan yang berlangsung di dalamnya adalah pendidikan informal, dengan orang tua sebagai pendidik. Orang tua adalah pendidik kodrati yang diberikan anugerah oleh Allah berupa naluri orang tua. Kasih sayang dan pengertian keluarga khususnya orang tua akan meninggalkan yang positif dalam perkembangan jiwa anak. Untuk itu sudah sepantasnya orang tua menjadi teladan yang baik bagi anak. 5 Di sisi lain sebelum anak menjadi dewasa, orang tua berkewajiban untuk mendidik anaknya dengan berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan seperti berbicara, berhitung, membaca, menulis, dan sebagainya. Ketika anak mencapai usia belajar, maka orang tua harus bertanggungjawab memasukkan anaknya ke sekolah dan membiayai pendidikannya. Orang tua bertanggungjawab untuk membina anak-anaknya dan mensejahterakan kehibupan mereka. Adapun kesejahteraan anak itu meliputi segi fisik (jasmani) dan mental (rohani). Dan tanggungjawab dalam segi mental (rohani) ini merupakan masalah penting karena kualitas pribadi anak merupakan dari hasil pembinaan mental rohaninya. Salah satu bagian dari tanggungjawab pembinaan mental rohaninya. 

Salah satu bagian dari tanggungjawab pembinaan mental rohani anak adalah menyekolahkan anak ke sekolah atau ke lembaga pendidikan. Karena pendidikan merupakan suatu usaha atau proses yang ditujukan untuk membina kualitas sumber daya manusia seutuhnya agar ia dapat melakukan perannya dalam kehidupan secara fungsional 2003), h. 201. 5 Hery Noer Aly dan Munzier S., Watak Pendidikan Islam, (Jakarta: Fisika Agung Insani, Mereka menginginkan agar pendidikan anak-anaknya lebih tinggi atau setidaknya sama dengan pendidikan orang tua mereka, cita-cita dan dorongan ini akan mempengaruhi sikap dan keberhasilan anak-anaknya di sekolah. Hal ini sesuai dengan pendapat Ki Hajar Dewantara bahwa seberapapun keadaan tingkat pendidikan orang tua menginginkan anaknya lebih tinggi pendidikannya dibandingkan dirinya. 9 Anak adalah amanah bagi para orang tua. Dia bagaikan kertas putih yang siap diwarnai dan dibentuk sesuai dengan keinginan orang tuanya. Selain itu dalam kefitrahannya, anak membawa potensi yang siap dikembangkan, baik melalui tangan orang tuanya, pendidik, maupun masyarakat sekitarnya karenanya orang tua harus pandai dan bijak dalam memberikan arahan, bimbingan, dan pendidikan bagi anak-anaknya. Demikian tersebut diperkuat dengan teori yang dicetuskan oleh John Locke tentang tabula rasa dan hadis Nabi Artinya: Dri Ibnu Umar R.A. berkata: Aku pernah mendengar Rasulullah Saw bersabda, Kamu semua adalah pemimpin dan akan dipertanggungjawabkan tentang rakyat yang dipimpinnya; Imam adalah pemimpin, ia akan dipertanggungjawabkan tentang rakyat yang dipimpinnya; dan seorang laki-laki adalah pemimpin bagi keluarganya, dan ia akan dipertanggungjawabkan tentang keluarga yang dipimpinnya; dan perempuan juga pemimpin di rumah suaminya dan ia akan dipertanggungjawabkan tentang rumah tangga suaminya itu; pembantu juga pemimpin bagi harta tuannya dan ia akan dipertanggungjawabkan tentang apa yang menjadi tanggungjawab itu. Kamu semua adalah pemimpin dan kelak akan dipertanggungjawabkan tentang apa yang dipimpinnya;. (H.R. Bukhari - Muslim) 10 9 Ibid, h. 206. 10 Fatihuddin-Abul Yasin, Himpunan Hadist Teladan Sohih Muslim, (Surabaya: Terbit Terang, t.thn), h. 185.

Maka, sesungguhnya mendidik anak dengan baik dan benar berarti menumbuh kembangkan totalitas potensi anak secara wajar potensi jasmaniyah dan rohaniyah anak diupayakan tumbuh dan berkembang secara wajar melalui pemenuhan kebutuhan-kebutuhan jasmani seperti pemenuhan kebutuhan sandang pangan dan papan. Sedangkan potensi rohaniyahnya anak diupayakan pengembangan secara wajar melalui usaha pembinaan intelektual, keagamaan, perasaan, dan budi pekerti yang agung dan mulia. Selain itu melihat dari kenyataan bahwa keluarga yang orang tuanya berpendidikan rendah atau tidak berpendidikan ternyata berhasil dalam mendidik anaknya. Sebaliknya ada keluarga yang orang tuanya berpendidikan tinggi ternyata kurang berhasil dalam mendidik anaknya. Keberhasilan mendidik anak di sini adalah anak yang sekolahnya pintar dan memperoleh prestasi yang baik. 11 Dari paparan di atas, maka yang menjadi permasalahan adalah Ada Tidaknya Pengaruh Tingkat Pendidikan dan Dorongan Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa kelas XI SMUN I Sutojayan Blitar, sekaligus sebagai judul skripsi sebagaimana yang tersirat pada judul skripsi ini. B. Ruang Lingkup atau Fokus Penelitian Untuk memberikan batasan sebagai kajian, maka fokus penelitian ini diarahkan pada Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa kelas XI SMUN I Sutojayan Blitar Semester II Tahun Ajaran 2008-2009. 


Minggu, 28 Februari 2016

CONTOH SKRIPSI : CARA BELAJAR SISWA DALAM UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS II

BAB I PENDAHULUAN 

A. Latar Belakang Masalah 

Pembangunan nasional yang dilaksanakan di Indonesia mempunyai tujuan membangun manusia Indonesiaseutuhnya baik material maupun spiritual. Hal ini berarti pembangunan yang dilaksanakan tidak hanya mengejar kemajuan lahiriah atau kepuasan batiniah saja, melainkan keselarasan dan keseimbangan diantara keduanya. Sasaran pembangunan yang ingin dicapai adalah untuk meningkatkan taraf hidup, kecerdasasan, dan kesejahteraan rakyat yang semakin merata. Ketiga hal tersebut mempunyai kaitan yang erat dan saling mendukung. Pendidikan merupakan sarana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan secara nasional ditujukan untuk meningkatkan kuialitas manusia Indonesia. Masalah pendidikan erat hubungannya dengan upaya peningkatan kualitas manusia yang diperlukan dalam pembangunan. Melalui pendidikan, anak didik dipersiapkan menjadi manusia yang bertaqwa, beriman, berakhlak mulia, memiliki ketrampilan serta dapat melaksanakan tugas dan tanggungjawab sebagai makhluk pribadi maupun anggota masyarakat. Hal ini sesuai dengan fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang-Undang Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 Nomor 20 Tahun 2003 yaitu: Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yamg beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab. 

Siswa dalam menumbuhkan kemampuan belajar di sekolah tidak hanya mempelajari suatu satuan pengetahuan semata-mata, tetapi mereka juga harus  belajar cara-cara untuk mempelajari pengetahuan yang diperlukan. Kemampuan yang perlu dimiliki oleh siswa adalah kemampuan menyesuaikan diri dengan perubahan, sehingga dapat menguasai setiap informasi baru dengan menggunakan cara-cara belajar yang telah dikuasai. Proses belajar siswa tersebut dapat mempengaruhi keberhasilan belajar siswa. Keberhasilan belajar siswa dapat diketahui dari prestasi belajar siswa yang dicapai. Prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai dari proses belajar siswa. Prestasi belajar dapat dicapai dengan baik akan dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik dari dalam diri siswa maupun dari luar diri siswa. Faktor dari dalam diri siswa antara lain kondisi fisik, kecerdasan, minat, motivasi, maupun cara yang dipergunakan dalam belajar. Faktor dari luar diri siswa antara lain lingkungan di sekitar siswa, alat-alat atau fasilitas belajar. Adapun salah satu upaya yang dilakukan siswa untuk meningkatkan prestasi belajar berasal dari dalam diri siswa antara lain adalah cara belajar. Cara belajar perlu ditumbuhkembangkan sejak kecil agar berhasil dalam mencapai prestasi belajar yang meningkat, tidak terlepas pula para siswa kelas II SMK Batik 2 Surakarta yaitu perlu meningkatkan cara-cara belajar yang efisien guna meningkatkan prestasi belajarnya. 

Siswa yang mempunya sikap mental yang baik dapat akan menggunakan cara belajar yang baik pula dalam belajarnya, cara yang baik dapat kita lihat dari berbagai aktivitas belajarnya. Cara belajar setiap orang mempunyai ciri tersendiri, belum tentu cara yang efisien untuk seseorang akan efisien bagi orang lain, dengan kata lain cara belajar itu bersifat individual. Sementara itu cara belajar yang baik tidak muncul begitu saja pada diri anak didik, tetapi harus melalui latihan dan bimbingan sejak dini. Setiap anak yang sedang dalam proses belajar perlu mendapat perhatian, bimbingan dan pengarahan dari guru maupun orang tua sehingga siswa mempunyai kebiasaan dan cara belajar yang baik dan efisien. Cara belajar yang baik dan efisien tersebut dapat meningkatkan prestasi belajar. Sekolah juga mempunyai peranan yang penting dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa. Peranan sekolah tersebut dapat ditunjukkan melalui penyediaan sarana dan prasarana sekolah maupun pengelolaan proses belajar mengajar yang sedang berlangsung. Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh setiap sekolah berbeda-beda, sehingga setiap sekolah mempunyai kemampuan yang tidak sama dalam mengelola sekolah untuk menciptakan cara belajar siswa yang baik dan efisien. Siswa dalam menciptakan cara-cara belajar di sekolah akan memerlukan bantuan dari komponen yang ada di sekolah seperti guru, siswa, karyawan maupun fasilitas yang ada. Pembentukan siswa yang berkualitas harus dapat memaksimalkan prestasi belajar siswa. Prestasi belajar siswa kelas II di SMK BATIK 2 Surakarta belum dapat maksimal karena masih banyak siswa yang perolehan nilainya belum mencapai target yang diinginkan sekolah cukup tinggi. Siswa diharapkan dapat mencapai target nilai rata-rata 7,5. 

Penetapan target nilai tersebut bertujuan untuk memacu kompetitif belajar siswa dalam mencapai prestasi belajar yang baik. Siswa yang mempunyai prestasi belajar yang baik saat duduk di kelas I tidak dapat mempertahankan prestasi ketika naik di kelas II, sehingga siswa kelas II di SMK BATIK 2 Surakarta perlu adanya upaya untuk meningkatkan prestasi belajar. Adapun salah satu upaya yang perlu dilakukan siswa kelas II di SMK BATIK 2 Surakarta untuk meningkatkan prestasi belajar berasal dari dalam diri siswa yaitu cara-cara belajar. Cara atau teknik belajar yang digunakan siswa erat kaitannya dengan sikap mental yang melekat pada diri siswa terhadap proses belajar. Siswa yang mempunyai sikap mental positif terhadap belajar akan mempunyai cara-cara belajar yang baik dan efisien. Siswa yang dapat menggunakan cara-cara belajar yang baik dan efisien, maka dapat meningkatkan prestasi belajar. 

Berdasarkan uraian tersebut di atas, Penulis bermaksud mengadakan penelitian untuk mengkaji teori mengenai STUDI TENTANG CARA BELAJAR SISWA DALAM UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS II DI SMK BATIK 2 SURAKARTA TAHUN DIKLAT 2005/2006.

B. Perumusan Masalah Menurut Moleong (2004: 6) bahwa Masalah adalah suatu keadaan yang bersumber dari hubungan antara dua faktor atau lebih yang menghasilkan situasi yang membingungkan. Berdasarkan pengertian tersebut dapat diketahui bahwa seorang peneliti dalam penelitiannya dihadapkan pada permasalahan yang harus dijawab untuk pemecahannya. 

Sabtu, 27 Februari 2016

CONTOH SKRIPSI : PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA CEPAT UNTUK MENEMUKAN IDE POKOK MENGGUNAKAN METODE P2R DAN QUESTION DENGAN POLA HORIZONTAL PADA SISWA KELAS X.1

BAB I PENDAHULUAN

 1.1 Latar Belakang Masalah 

Membaca adalah bagian sangat penting dalam proses pendidikan. Seseorang mendapatkan ilmu pengetahuan dari membaca buku. Seseorang bisa memperoleh informasi atau ilmu apapun yang diinginkan melalui kegiatan membaca buku. Tanpa membaca, proses pembelajaran dan pendidikan tidak dapat berlangsung. Menurut Iskandarwasid (2008:265) keterampilan membaca itu penting bagi pengembangan pengetahuan karena ilmu pengetahuan terbanyak dilakukan melalui membaca. Membaca merupakan salah satu aktivitas yang bisa dilakukan oleh setiap orang, dimana, dan kapan pun dengan objek yang berbeda-beda. Keterampilan membaca pada umumnya diperoleh dengan cara mempelajarinya di sekolah. Keterampilan berbahasa ini sangat unik serta berperan penting bagi pengembangan pengetahuan dan sebagai alat komunikasi bagi kehidupan manusia. Dikatakan unik karena tidak semua manusia, walaupun telah memiliki keterampilan membaca, mampu mengembangkannya menjadi alat untuk memberdayakan dirinya atau bahkan menjadikannya alat untuk memberdayakan dirinya atau bahkan menjadikannya budaya bagi dirinya sendiri. Keterampilan membaca juga termasuk keterampilan bahasa yang bersifat reseptif, berkenaan dengan kegiatan memahami bahasa. 

Setelah adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat, berbagai informasi penting dapat disampaikan dalam berbagai media, misalnya berupa  buku-buku, majalah, buletin, surat kabar maupun artikel-artikel. Untuk bisa mengikuti perkembangan tersebut, tentunya kita harus membutuhkan suatu keterampilan dalam membaca. Membaca itu juga membutuhkan konsentrasi yang sungguh-sungguh terutama ketika kita membaca pada teks bacaan nonsastra. Keterampilan membaca saat sangat penting karena kemampuan membaca menjadi syarat untuk memperoleh ilmu pengetahuan, sehingga siswa bisa mengetahui ilmu pengetahuan yang ada dibuku. Jika siswa tersebut mempunyai keterampilan membaca sekilas, maka siswa akan bisa menemukan pokok pikiran yang baik. Tanpa keterampilan membaca, siswa, mahasiswa, atau siapa saja pasti akan mengalami kesulitan dalam memahami buku-buku yang dibacanya. Keterampilan membaca merupakan kemampuan dasar bagi siswa yang harus dikuasai agar bisa mengikuti seluruh kegiatan dalam proses pendidikan. Keberhasilan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas sangat dipengaruhi oleh kemampuan membacanya. Membaca juga sebagai salah satu dasar yang mendapat perhatian khusus dari semua pihak, baik dari pihak sekolah sebagai penyelenggara pendidikan, masyarakat, maupun pemerintah. Hal ini karena membaca merupakan kunci untuk memperoleh berbagai informasi yang lebih lengkap dan menyeluruh dari berbagai ilmu. Untuk mendapatkan sebuah informasi, pembaca perlu mengikuti sistem atau cara membaca. Seseorang yang sedang membaca harus memusatkan perhatian pada teks bacaan yang dibaca. 

Hal ini bertujuan untuk membangkitkan rasa senang dan menumbuhkan motivasi dalam membaca. Tanpa adanya perhatian sulit sekali memperoleh terhadap apa yang dibacanya. Kegiatan membaca dapat dilakukan dengan penuh perhatian, apabila pembaca merasa senang terhadap kegiatan membaca. Untuk bisa menumbuhkan kegemaran membaca, siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia seharusnya bisa menciptakan situasi yang menunjang kegiatan membaca, yaitu dengan mengupayakan adanya bahan-bahan bacaan di sekolah, misalnya buku-buku karya sastra, buku-buku yang berisi pengetahuan umum, majalah, surat kabar, dan sebagainya. Kegemaran membaca mempunyai motivasi yang sangat besar untuk membaca. Motivasi itu akan tumbuh pada diri siswa dan bisa mendapatkan manfaat dari kegiatan membaca. Pada kurikulum 2006 SMA/MA, khususnya aspek membaca mencantumkan standar kompetensi memahami berbagai teks bacaan nonsastra dengan berbagai teknik membaca, dengan kompetensi dasar menemukan ide pokok berbagai teks nonsastra dengan teknik membaca cepat (250 kata/menit). Ada beberapa indikator dalam rancangan pembelajaran, yaitu (1) mampu membaca cepat berbagai teks nonsastra dengan kecepatan 250 kata/menit, (2) mampu mengidentifikasi ide pokok paragraf berbagai teks nonsastra, dan (3) mampu menyimpulkan isi dari teks nonsastra. Pada indikator pertama yang harus dikuasai siswa adalah mampu membaca cepat berbagai teks nonsastra. 

Siswa kelas X.1 belum mampu mencapai tingkat pemahaman karena bahan bacaan yang digunakan terlalu panjang dan belum relevan dengan perkembangan siswa. Menurut Haras (1998:39), wacana yang digunakan dalam kecepatan efektif membaca sebaiknya tidak terlalu panjang dan tidak terlalu pendek, karena wacana yang panjang menimbulkan rasa segan dan dapat menghambat pemahaman siswa. Adapun isi wacana sebaiknya disesuaikan dengan usia perkembangan siswa dan mengandung nilai edukatif. Pada indikator kedua siswa belum mampu mengidentifikasi ide pokok dengan baik, karena siswa masih bingung cara menentukan ide pokok. Menurut Hayon (2003:64) ide pokok dapat dilihat dari kata (yang ada) pada kalimat utama, kadangkala ide pokok terlihat secara jelas atau tersurat, tetapi ada juga yang tersirat baik seluruh atau sebagian. Indikator ketiga siswa belum mampu menyimpulkan isi bacaan dengan bahasa yang baik dan benar. Bisa dilihat dari bentuk wacana, kejelasan isi, diksi, dan kepaduan. Alwi (2003:20) menyatakan bahwa bahasa yang benar adalah pemakaian bahasa yang mengikuti kaidah yang dibakukan atau yang dianggap baku. Untuk bisa mencapai indikator tersebut, siswa harus berlatih dengan teratur. Guru juga harus mampu membimbing siswa dalam mengajarkan keterampilan membaca cepat dengan kecepatan 250 kata/menit untuk menemukan ide pokok secara mudah dengan menggunakan metode dan teknik yang tepat dalam mengajar siswa. Berdasarkan wawancara peneliti dengan guru dan siswa kelas X.1 MA Salafiyah Simbangkulon Buaran Pekalongan, siswa belum mampu sesuai dengan indikator yang telah disebutkan diatas. Siswa juga belum mencapai standar ketuntasan yang sudah ditentukan, yaitu 70. Hal ini, peneliti akan mengkaji aspek keterampilan membaca pada standar kompetensi tersebut.

Jumat, 26 Februari 2016

CONTOH SKRIPSI : PENGARUH LATAR BELAKANG PENDIDIKAN DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP ETOS KERJA KARYAWAN

BAB I PENDAHULUAN 

A. Latar Belakang Masalah 

Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu masalah jangka panjang yang harus dilakukan oleh setiap negara. Dimana sangat diharapkan terjadinya pertumbuhan ekonomi tersebut. Pertumbuhan ekonomi yang pesat merupakan fenomena penting yang dialami dunia belakangan ini. Di Indonesia, pada tahun 2013 kondisi perekonomian berada pada kisaran 6%. Pertumbuhan tersebut dapat dilihat pada kuartil pertama pada tahun 2013, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi sebesar 6,02% dibandingkan periode yang sama tahun lalu atau tumbuh 1,41% dibandingkan triwulan sebelumnya. 2 Hal ini disampaikan oleh Kepala BPS Suryamin dalam pemaparan pertumbuhan ekonomi triwulan I tahun 2013 di Kantor BPS di Jakarta, Senin (6/5/2013). BPS mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan I tahun 2013 dari sektor keuangan tumbuh 2,96%. 3 Faktor penunjang perkembangan pertumbuhan ekonomi di Indonesia salah satunya dari sektor perbankan syariah. 

Perbankan syariah ini merupakan salah satu kekuatan yang mampu menciptakan perkembangan perekonomian 2 Deks Informasi Ekonomi Indonesia 2012 Tetap Kuat di tengah Ketidakpastian Global dalam http://finance.detik.com./read/2013/05/06112213/2238807/4/bps-ekonomi-indonesiatumbuh-602-di-triwulan-i-2013, di akses pada 25 Maret 2014 3 Deks Informasi Ekonomi Indonesia 2012 Tetap Kuat di tengah Ketidakpastian Global dalam http://finance.detik.com./read/2013/05/06112213/2238807/4/bps-ekonomi-indonesiatumbuh-602-di-triwulan-i-2013, di akses pada 25 Maret 2014  Indonesia karena perbankan syariah mampu menjaga kestabilan dalam krisis global yang melanda dunia. Perbankan berdasarkan prinsip syariah ditetapkan oleh pemerintah melalui UU No. 7 Tahun 1992 dan UU No. 10 Tahun 1998 dan perubahan Undang-undang terbaru tentang perbankan syariah tertuang dalam UU No. 21 Tahun 2008. 

Dimana perbankan syariah menurut UU No. 21 Tahun 2008 adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Dan Bank Syariah menurut undang-undang tersebut adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan Prinsip Syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Syariah. 4 Atau dengan kata lain bank yang beroperasinya dengan tata cara yang mengacu pada ketentuan-ketentuan Islam (al-qur an dan al-hadist). Sebagaimana firman Allah SWT dalam al- Qur an surat al-baqarah ayat 275 5 : Artinya: 4 Zeedy. Himpunan Undang-undang dan Peraturan Pemerintah tentang Ekonomi Syariah, (Yogyakarta: Pustaka Zeedy, 2009), hal. 31 5 Achmad Haldani, Al-Qur an terjemah Dwibahasa, (Bandung: Al-Mizan Publishing House, 2013), hal. 72 Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. 

Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang mengulangi (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. Perbankan syariah adalah sebuah badan usaha yang bergerak dalam sektor jasa yang mengacu pada prinsip-prinsip syariah. Perbankan syariah di Indonesia termasuk salah satu sistem perbankan yang baru. Namun, perbankan syariah sudah memiliki peranan penting dalam mengatur peredaran dan sektor moneter di tanah air. Secara umum industri perbankan syariah tiga dekade terakhir menunjukkan peran dan keberadaannya dalam panggung sejarah perbankan dunia serta menunjukkan perkembangan yang cukup tinggi. Tentunya dengan perkembangan yang cukup tinggi ini diharapkan mampu meningkatkan kontribusinya memperkuat stabilitas perekonomian nasional. Perkembangan perbankan syariah di Indonesia ini tercermin dalam perkembangan jumlah bank atau lembaga keuangan syariah itu sendiri. Melihat kondisi perbankan yang semakin berkembang, pemerintah melakukan berbagai upaya untuk perkembangan perbankan, diantaranya dengan melakukan restrukturisasi perbankan, yaitu dengan dibentuknya dual banking system sehingga bank yang ada di Indonesia selain bank konvensional juga hadir perbankan syariah.

Pertumbuhan industri keuangan syariah yang sangat pesat ini ternyata belum diimbangi dengan ketersediaan sumber daya manusia yang memadai, yang berdampak pada praktik atau transaksi keuangan syariah dilapangan yang sering kali menyimpang. Hal ini disebabkan lembaga-lembaga akademik dan pelatihan di bidang ini sangat terbatas sehingga tenaga terdidik dan berpengalaman di bidang perbankan syariah kurang memadai. 6 Seperti yang diungkapkan oleh Rizqullah Direktur Utama BNI Syariah di Jakarta (16/1/2011) masalah sumber daya manusia merupakan salah satu masalah utama yang dihadapi para pelaku industri pembiayaan syariah di Indonesia. Pasokan sumber daya manusia ini membutuhkan keberpihakan yang lebih kuat dari perguruan tinggi. Meski demikian sudah banyak kemajuan dalam pasokan sumber daya manusia itu dari berbagai perguruan tinggi yang membuka jurusan keuangan syariah. Pasokan sumber daya manusia bukan hanya tanggung jawab perbankan, tetapi tanggung jawab berbagai pihak. 7 Sumber daya manusia memegang peranan paling penting dan potensial bagi keberhasilan suatu perusahaan, mengingat sumber daya manusia merupakan penentu kegiatan perusahaan baik perencanaan, pengorganisasian, serta pengambilan keputusan. Maka dari itu sumber daya manusia harus digunakan sebaik-baiknya dan dikembangkan kemampuannya agar hasil kerjanya produktif. Kualitas SDM sebuah organisasi merupakan salah satu faktor utama baik atau buruknya organisasi termasuk didalamnya perbankan syariah.

Kamis, 25 Februari 2016

CONTOH SKRIPSI : HUBUNGAN ANTARA PERAN ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS XI

BAB I PENDAHULUAN 

A. Latar Belakang 

Peningkatan mutu pendidikan bagi bangsa Indonesia merupakan masalah yang selalu mendapat perhatian yang mutlak bagi pelaksanaan pembangunan di bidang pendidikan. Karena Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia yang prosesnya berlangsung seumur hidup. Bagi negara Indonesia pelaksanaannya dengan melalui tiga bentuk yaitu: pendidikan formal, informal, dan non formal. Dalam pendidikan melibatkan keluarga, masyarakat, dan sekolah. Berhasil tidaknya pelaksanaan pendidikan formal salah satunya diukur melalui hasil prestasi belajar siswa. Seperti yang diungkapkan oleh Oemar Hamalik (1995: 159) Prestasi belajar adalah tingkat hasil belajar yang dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Pencapaian prestasi belajar siswa dapat ditentukan melalui dua faktor, yakni faktor dari dalam diri siswa (internal) maupun dari luar diri siswa (eksternal). Faktor dari dalam diri siswa (internal) terbagi menjadi faktor fisik dan psikis. Faktor fisik terdiri dari : keadaan fisiologi umum dan panca indra, dan faktor psikis terdiri dari : minat, kecerdasan, bakat, dan motivasi. Sedangkan faktor dari luar diri siswa (eskternal) terbagi menjadi faktor lingkungan dan faktor instrumental pendidikan. Faktor lingkungan terdiri dari : bimbingan, bantuan dari keluarga, sedangkan faktor dari instrumental pendidikan terdiri dari : kurikulum, program, sarana, fasilitas, serta guru. Salah satu yang termasuk faktor internal yang menentukan prestasi belajar siswa adalah motivasi belajar. Motivasi belajar dimaksudkan sebagai satu kondisi psikis yang mendorong siswa untuk melakukan aktivitas guna mencapai tujuan yaitu hasil belajar yang maksimal. Dengan begitu siswa yang memiliki keinginan dan motivasi untuk berhasil tentu cenderung mempunyai sikap positif, yang dapat memacu siswa untuk meraih hasil belajar yang lebih baik. 

Motivasi merupakan salah satu faktor yang ikut menentukan tinggi rendahnya prestasi yang akan dicapai oleh XVI siswa. Dengan memiliki motivasi yang kuat, maka individu tersebut akan berusaha keras untuk mencapai tujuannya. Motivasi dalam diri individu berbeda-beda, ada yang memiliki motivasi kuat, ada yang bermotivasi sedang dan ada yang lemah. Sehingga faktor motivasi ini merupakan salah satu faktor yang memiliki peran penting terhadap intensifitas belajar siswa sehingga menentukan prestasi belajar. Selain motivasi belajar, sekolahan juga merupakan faktor yang menentukan prestasi belajar. Dengan adanya kondisi sekolah kondusif, teratur, dan tertib, maka siswa akan bisa belajar dengan tenang tanpa ada gangguan yang menyebabkan prestasinnya menurun. Untuk menciptakan prestasi belajar yang baik maka perlu didukung dengan fasilitas belajar yang memadai, kurikulum yang tepat dan tenaga pengajar atau guru yang profesional pula. Sehingga dengan begitu siswa akan bersemangat untuk bersekolah dan belajar. Dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah, terdapat proses belajar mengajar yang akan menghasilkan perubahan pada setiap individu. Perubahan tersebut dapat terlihat dari bertambahnya pengetahuan atau pengalaman baru yang diperoleh dari usaha individu karena proses belajar. 

Keluarga, dalam hal ini orang tua memegang peran yang penting dalam proses pendidikan anak. Pendidikan dalam keluarga merupakan basis pendidikan yang pertama dan utama. Situasi keluarga yang harmonis dan bahagia akan melahirkan anak atau generasigenerasi penerus yang baik dan bertanggung jawab. Setiap orang tua pasti akan menginginkan anaknya dapat mengenyam pendidikan dengan baik. Dengan adanya keinginan seperti itu, orang tua akan berusaha untuk memenuhi kebutuhan anak dalam bersekolah. Orang tua akan berperan aktif dengan memberi motivasi, bimbingan, fasilitas belajar serta perhatian cukup terhadap anakanaknya akan menunjang keberhasilan belajar anak, kecuali itu anak dalam belajar diperlukan disiplin diri sehingga belajar merupakan kebutuhan masing-masing. Dari uraian di atas nampak bahwa, orang tua memiliki hubungan yang dapat menentukan keberhasilan anak disamping motivasi belajar yang dimiliki setiap anak. Sebab orang tua sebagai peletak dasar pendidikan bagi anak dalam keluarga yang selanjutnya akan menjadi dasar kepribadian anak di kemudian hari. 

Apabila anak sejak dini telah dilatih kedisiplinan, ketekunan, dalam belajar maka akan xvii berpengaruh selanjutnya kepada anak di masa-masa yang akan datang. Demikian pula bimbingan, asuhan orang tua akan ikut membentuk motivasi belajar bagi anak. Oleh karena itu peneliti akan meneliti tentang ; Hubungan Antara Peran Orang Tua dan Motivasi Belajar Dengan Prestasi Belajar Sosiologi Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Karangdowo Tahun Ajaran 2009/2010. Masalah ini bagi peneliti dianggap sangat penting karena, prestasi belajar tidak hanya bergantung pada anak semata tetapi memiliki hubungan erat dengan peran orang tua dalam keluarga maupun motivasi belajar. 

B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan di atas maka penulis menentukan beberapa identifikasi terhadap masalah yang berkaitan dengan pengajaran sosiologi di SMA 1 Karangdowo adalah sebagai berikut: 1. Prestasi belajar ditentukan oleh faktor intern dan ekstern. Faktor intern kecerdasan, kedisiplinan, motivasi diri, kematangan pribadi, keadaan psikologis dan sebagainya. 2. Prestasi belajar ditentukan oleh faktor ekstern, meliputi faktor-faktor yang berhubungan dengan lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat serta lingkungan keluarga. 3. Peran orang tua sangat dibutuhkan oleh anak karena orang tua adalah yang paling dominan dalam mendidik anak untuk setiap masa perkembangan anak. 4. Motivasi belajar siswa yang kuat dapat menentukan prestasi belajar. 5. Suatu kenyataan bahwa motivasi yang dimiliki anak itu berbeda-beda dan hal ini ditentukan pada pencapaian prestasi belajar yang berbeda-beda pula. 6. Kurangnya perhatian orang tua dapat menyebabkan motivasi belajar siswa rendah yang pada akhirnya dapat mengakibatkan prestasi belajar siswa rendah. 7. Kurang terpenuhinya fasilitas belajar dapat menyebabkan kurang optimalnya dalam belajar sehingga prestasi belajar yang dicapai rendah. 

C. Pembatasan Masalah Agar penelitian ini tidak terlalu luas ruang likupnya maka penulis membatasi masalah sebagai berikut: xviii

Rabu, 24 Februari 2016

CONTOH SKRIPSI : UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKIDAH AKHLAK MELALUI METODE TANYA JAWAB (PENELITIAN PADA SISWA KELAS I SD N

BAB I PENDAHULUAN 

A. Latar Belakang Masalah 

Setiap Negara yang ingin melangsungkan dan mempertahankan hidupnya, tentu akan menempatkan pendidikan sebagai prioritas utama dalam pembangunan. Dengan pendidikan terbentuklah manusiamanusia yang berkualitas, maju, dan mandiri serta menjadi generasi penerus perjuangan bangsa sesuai dengan perkembangan dan kemajuan zaman. Dalam pendidikan agama misalnya, untuk mencapai tujuan pendidikan nasional yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Departemen Pendidikan Nasional, 2003:8). Keberadaan mata pelajaran Pendidikan Agama Islam harus sejajar dengan mata pelajaran yang lain sebagai satu kebulatan dalam pencapaian tujuan pembelajaran siswa secara komperehensif. Salah satu tolok ukur keberhasilan siswa dalam kegiatan belajar adalah prestasi belajar. Apabila prestasi belajar siswa baik, ini merupakan keberhasilan siswa dalam belajar. Hasil prestasi belajar siswa sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya siswa, metode, strategi pembelajaran, media pembelajaran, bahan/materi, dan lingkungan belajar. Bagaimana upaya kita untuk meningkatkan prestasi belajar siswa?. Hal inilah yang menjadi tantangan kita sebagai pendidik (Guru). 

Sebagai guru banyak dihadapkan berbagai perubahan dan paradigma baru, inovasi dalam pembelajaran mau tidak mau harus dilakukan demi tercapainya peningkatan prestasi belajar siswa karena guru adalah kunci pokok dalam pengajaran di setiap materi pelajaran, tetapi ini bukan berarti dalam proses pengajaran hanya guru yang aktif sedang peserta didik pasif. Pengajaran menuntut keaktifan kedua pihak yang samasama menjadi subyek pengajaran karena suatu pengajaran akan disebut berjalan secara baik, manakala ia mampu mengubah diri peserta didik dalam arti yang luas serta mampu menumbuhkembangkan kesadaran peserta didik untuk belajar, sehingga pengalaman yang diperoleh peserta didik selama ia teribat di dalam proses pengajaran itu, dapat dirasakan manfaatnya secara langsung bagi perkembangan pribadinya (Rohani, 2004:4). Kegiatan pembelajaran yang monoton yaitu siswa hanya mendengar ceramah atau penuturan dari guru di kelas akan terasa membosankan bagi siswa. Kalau keadaan yang demikian terus berlangsung maka bisa mempengaruhi hasil belajar siswa sehingga tujuan pengajaran tidak berhasil sesuai dengan yang diharapkan. Siswa perlu diberikan strategi pembelajaran yang menyegarkan otak siswa, di mana siswa tidak mudah lupa terhadap materi pelajaran yang telah dipelajari dengan kemampuannya yang terbatas tersebut. Siswa harus dikembangkan untuk melakukan/mempraktekkan sendiri konsepkonsep materi pelajaran berdasarkan pengalamanpengalaman riil yang dialaminya sehingga akan terbangun konsep dalam pikiran siswa, bukan lagi siswa dijejali dengan materi yang harus dihafalkan walaupun tidak dimengerti. Akidah Akhlak merupakan pelajaran yang sangat dekat dengan kehidupan siswa, terutama dalam membentuk keyakinan dan tingkah laku. 

Siswa akan dapat mengaitkan kegiatan seharihari yang dilakukannya dengan materi pelajaran Akidah Akhlak yang dipelajarinya. Siswa diharapkan dapat terbentuk sendiri konsepkonsep pelajaran dalam pikirannya sehingga materi pelajaran lebih mudah. Berdasarkan latar belakang di atas, Judul yang diambil peneliti dalam penelitian ini adalah Upaya meningkatkan prestasi belajar akidah akhlak melalui metode tanya jawab pada siswa kelas 1 SD Negeri Girimulyo Windusari Magelang tahun pelajaran 2011/2012. 

B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diungkapkan di atas maka dapat dibuat suatu rumusan permasalahan yang akan dianalisis lebih lanjut. Adapun rumusan permasalahan yang dapat dikemukakan dalam penelitian ini adalah: Apakah melalui penerapan metode tanya jawab dapat meningkatkan prestasi belajar Akidah Akhlak siswa kelas 1 SD Negeri Girimulyo Windusari Magelang tahun 2011/2012. 

C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah apakah melalui penerapan metode tanya jawab dapat meningkatkan prestasi belajar Akidah Akhlak siswa kelas 1 SD Negeri Girimulyo Windusari Magelang tahun 2011/2012. 

CARA MEMPERBAIKI HP ANDROID LUPA POLA


Cara Memperbaiki HP Android Lupa Pola

Hello sob,bagaimana kabar anda hari ini dalam keadaan sehat dan bahagia kan?? syukurlah  kalo begitu,karena gak ada seauatu apapun yang berharga di dunia ini selain kesehatan dan kebahagiaan hehehee....
Mungkin diantara sobat semua pernah mengalami kalau Hp android sobat gak bisa di buka dan terkunci gara-gara memasukan pola yang salah terus menerus karena sobat lupa polanya,tenang jangan buru-buru di bawa counter atau tukang service karena hanya akan membuang duit saja,kecuali sobat malas dan gak mau nyoba trk atau cara yang saya berikan berikut ya terserah saja....:D
kali ini saya akan berbagi trik oke Cara Memperbaiki HP Android Lupa Pola.
Mungkin banyak cara untuk membuat Hp sobat bisa berfungsi normal dan gak terkunci lagi gara-gara lupa pola tersebut,tapi kali ini saya akan berikan dua cara yang sebelumnya sudah pernah saya cobe sendiri catra tersebut di hp android teman yang kebetulan mengalami hal yang sama yaiut terkunci gara-gara salah pola.
Langsung aja,berikut dua Cara Memperbaiki HP Android Lupa Pola :
1.Menggunakan Recovery Akun Google sobat.
 Recovery menggunakan akun Google tidak akan menghapus data-data,aplikasi,setting atau konfigurasi sebelumnya yang terdapat di Hp android sobat.
Caranya adalah dengan menekan tombol Forgot Pattern (saat sobat salah memasukan pola berulang kali pasti akan muncul tulisan 'Forgot Pattern),lalu masukan akun Google sobat beserta Pasword/kata sandinya dengan benar lalu kilk Sig In


Lalu bagaimana kalau sobat lupa username dan passwordnya?
Masih ada cara lain selain cara di atas,berikut caranya

2.Menggunakan cara dengan Factory Reset
 Caranya,tekan tombol Power,Home dan tombol Volume Up (+) secara bersamaan.
Mungkin setiap Hp android berbeda2,kalau Hp anmdroid sobat tidak memiliki tombol Home,bisa di coba dengan tombol Powwer dan tombol Power Up (+) saja.


Setelah berhasil masuk pilih menu "wipe data/factory reset".
(Untuk naik turun atau memilih menu bisa menggunakan  tombol volume (-)  dan volume (+).

Silahkan dicoba dua Cara Memperbaiki HP Android Lupa Pola di atas, semoga berhasil dan bisa menggunakan Hp android kesayangan sobat lagi.
Jangan lupa tinggalkan komentarnya ya...

AGAR POSTING BLOG CEPAT TERINDEK DI GOOGLE

Agar Posting Artikel Blog Cepat Terindek Di Google

Agar Posting Artikel Blog Cepat Terindek Di Google

Cara termudah agar posting atau artikel blog sobat cepat terindek di google adalag dengan submit url halaman artikel blog sobat.

Copy Url halaman artikel atau posting blog yang sobat buat.


Submit ke Google Webmaster
Masukan Url yang sudah di copy tadi ke kolom, lalu klik "Kirim Permintaan"
Lihat Gambar di bawah ini.


Selesai..
Untuk mengecek apakah artikel sobat sudah terindek dalam pencarian google atau belum,silahkan ketik url dalam pencarian google.
Sekian Tutorial sederhana  Agar Posting Artikel Blog Cepat Terindek Di Google.
Semoga bermanfaat .......

Selasa, 23 Februari 2016

CONTOH SKRIPSI : PEMBELAJARAN IPA TERSTRUKTUR MELALUI METODE DISKUSI DAN PEMBERIAN TUGAS DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN KEMAMPUAN MENALAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN 

A. Latar Belakang Masalah 

Pendidikan merupakan sarana mutlak yang diperlukan dalam era globalisasi saat ini, kompetisi dalam bidang ilmu pengetahuan dan tekhnologi semakin ketat, yang kuat akan menguasai sedang yang lemah akan tersingkir itulah hukum alam. Hal ini tidak jadi masalah bagi negara yang mempunyai sumber daya manusia yang berkualitas yang mampu bersaing, sehubungan dengan kualitas manusia maka sektor pendidikan merupakan sektor yang paling bertanggung jawab dalam meningkatkan kualitas manusia. Salah satu yang dapat digunakan sebagai indikatornya adalah: pencapaian prestasi yang diraih baik melalui sektor pendidikan formal maupun non formal. Kenyataan yang ada bahwa prosentase kelulusan siswa siswi SMP, setelah diterapkannya ujian nasional oleh BSNP untuk beberapa mata pelajaran masih rendah, masalah ini perlu dikaji penyebab terjadinya rendahnya prestasi tersebut secara nasional, terutama untuk mata pelajaran IPA dan Matematika banyak siswa yang memperoleh nilai di bawah angka 4,00 yang menjadi salah satu persyaratan kelulusan siswa untuk tingkat SMP untuk tahun pelajaran 2008 / 2009. Hasil rapat koordinasi dan evaluasi kegiatan ujian nasional tingkat SMP se Kabupaten Kebumen pada hari Selasa tanggal 7 April 2009 menunjukkan rendahnya perolehan rata-rata prestasi ujian nasional di Kabupaten Kebumen tiga tahun terakhir yang selalu menempati urutan terbawah dari 36 Kebupaten / Kota se Propinsi Jawa Tengah. 

Demikian juga prestasi ujian nasional untuk siswa-siswi  23 di SMP N 2 Adimulyo, Kebumen selalu menempati urutan di atas 20 dari 50 SMP Negeri di Kabupaten Kebumen. Hal ini mencerminkan rendahnya prestasi hasil belajar di tingkat kelas sebelumnya. Khususnya mata pelajaran IPA karena untuk materi ujian nasional meliputi materi kelas VII, VIII dan IX. Bukti rendahnya prestasi hasil belajar mata pelajaran IPA di SMP Negeri 2 Adimulyo, tiga tahun terakhir seperti dapat dilihat pada dokumen tabel 1.1 dan 1.2 berikut ini: Tabel 1.1 Nilai rata rata Ulangan Akhir Semester (UAS) mata pelajaran IPA SMP Negeri 2 Adimulyo, 3 (tiga) tahun terakhir No. Tahun Kelas Nilai Rata rata Pelajaran Semester 1 Semester 2 1. 2006 / 2007 VII 54,4 59,4 2. 2007 / 2008 VII 51,8 55,6 3. 2008 / 2009 VII 54,2 56,2 4. 2008 / 2009 VIII 56,8 57,2 5. 2008 / 2009 VIII 58,2 58,6 6. 2008 / 2009 VIII 59,2 60,4 Tabel 1.2 Nilai rata rata Ujian Nasional mata pelajaran IPA SMP Negeri 2 Adimulyo, 3 (tiga) tahun terakhir No. Tahun Kelas Nilai Rata rata Pelajaran Ujian Sekolah Ujian Nasional 1. 2006 / 2007 IX 5,66-2. 2007 / 2008 IX - 5,93 3. 2008 / 2009 IX - 5,63 Sumber: Dokumen SMP Negeri 2 Adimulyo, Kebumen. Dari tabel 1.1 terlihat kecenderungan nilai rata rata IPA masih di bawah standar ketuntasan belajar minimum yang ditentukan oleh guru melalui MGMP sekolah yaitu 64,0, rendahnya perolehan hasil belajar dalam kegiatan ulangan akhir semester dan ujian nasional tersebut merupakan penampakkan gejala permukaan atau ada indikasi bahwa penguasaan materi esensial atau konsep kosep IPA yang dipahami para siswa masih rendah termasuk pemahaman materinya.

Banyak faktor yang menjadi dugaan sementara penyebab rendahnya prestasi belajar siswa diantaranya: Guru kurang variatif dan inovatif dalam menggunakan metode mengajar dan masih tingginya kecenderungan guru menggunakan metode ceramah sesuai dengan hasil evaluasi dan supervisi kunjungan kelas; keterbatasan sarana kegiatan belajar dan mengajar serta alat alat Laboratorium IPA yang dimiliki sekolah; sebagian besar guru IPA belum memberikan tugas-tugas terstruktur pada siswa, sebagai salah satu strategi untuk memberi motivasi siswa dalam belajar; kesan siswa terhadap mata pelajaran IPA membosankan, kurang menarik dan terkesan sulit dikarenakan penggunaan model dan metode yang kurang variatif; siswa kurang diberi tantangan dan dilibatkan untuk menyampaikan atau mengeluarkan pendapatnya tentang materi yang dipelajari; kemampuan awal dan kemampuan menalar siswa kurang diperhatikan dalam kegiatan belajar; belum diperhatikannya lingkungan belajar dan latar belakang pendidikan orang tua siswa yang kebanyakan tamatan sekolah dasar dan sekolah menengah. Sebagai seorang pendidik yang profesional seorang guru dituntut memahami perkembangan peserta didik yang meliputi perkembangan fisik serta perkembangan sosioemosional yang bermuara pada perkembangan intelektualnya yang mempunyai konstribusi yang kuat terhadap perkembangan kognitif siswa. Pembelajaran sains atau IPA seharusnya dilaksanakan secara inkuari ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan awal, kemampuan menalar, sikap ilmiah, serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting dalam life skill atau kecakapan hidup. 

Pembelajaraan IPA SMP menekankan pada pemberian pengalaman belajar  secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan ketrampilan proses dan sikap ilmiah. Guru sangat perlu menerapkan berbagai model dan metode mengajar yang sesuai dengan tuntutan materi pelajaran, termasuk diantaranya dalam penerapan model pembelajaran terstruktur melalui metode diskusi dan pemberian tugas dengan memperhatikan tingkat kemampuan awal dan kemampuan menalar yang dimiliki siswa. Penggunaan model dan metode mengajar yang tepat dan menarik akan memotivasi siswa dalam mempelajari materi yang dikaitkan dengan kebermaknaan pelajaran dalam kehidupan sehari-hari sehingga akan meningkatkan prestasi belajar sesuai dengan yang diharapkan. Dafis dan Thomas dalam Wawan Dwi Cahyono (2007: 2) mengemukakan bahwa ciri guru yang efektif dalam pembelajaran diantaranya adalah mampu menerapkan kurikulum dan model serta metode mengajar yang inovatif dan variatif serta mampu memperluas dan menambah pengetahuan tentang metode metode pembelajaran. 

Wawan Dwi Cahyono memaknai kompetensi profesionalisme guru sebagai penguasaan yang luas dan mendalam dari bidang studi yang diajarkan serta kemampuan memilih dan menggunakan berbagai model dan metode mengajar yang tepat dalam kegiatan pembelajaran. Kenyataan yang tidak dapat dipungkiri banyak siswa yang mengatakan bahwa mata pelajaran IPA sulit, banyak hitungan-hitungan matematisnya, hanya menghafalkan rumus, monoton, membosankan, kurang memberi tantangan dan tidak menarik, sehingga banyak siswa yang tidak menukai mata pelajaran IPA, hal ini tentu bertentangan dengan konsep untuk mempelajari IPA, banyak cara memotivasi siswa agar menyukai IPA, misalnya memberi contoh dari kemajuan di bidang tekhnologi yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari hari, ditemukannya fakta-fakta, konsep-konsep, teori-teori, prinsip-prinsip dan hukum-hukum melalui proses dan metode ilmiah yang merupakan salah satu produk IPA. IPA adalah salah satu mata pelajaran utama dalam kurikulum pendidikan di Indonesia, khususnya dalam pendidikan dasar. IPA adalah mata pelajaran yang dianggap sulit oleh sebagian besar peserta didik, mulai dari jenjang sekolah dasar sampai sekolah menengah atas kenyataan menunjukan bahwa semakin tinggi jenjang pendidikan perolehan rata-rata UN IPA semakin rendah.

Hal itu tentunya sangat memprihatinkan mengingat telah banyak upaya yang dilakukan oleh pemerintah, swasta, maupun oleh para guru sendiri. Merujuk pada undang-undang RI No. 20 tahun 2003 tentang sistim pendidikan nasional, bahwa sekolah diberi kewenangan untuk menyusun dan mengembangkan kurikulum, silabus dan program pembelajarannya. Sekolah dapat mengembangkan pembelajaran sesuai dengan keadaan, potensi dan kondisi sekolah masing masing, kebijaksanaan ini merupakan kesempatan yang baik bagi para pendidik untuk berinovasi dalam mendesain kegiatan belajar mengajarnya sehingga dapat diperoleh hasil belajar yang efektif dan efisien. Melalui proses pembelajaran, guru dituntut untuk mampu membimbing dan memfasilitasi siswa agar dapat memahami kekuatan serta kemampuan yang dimiliki, untuk selanjutnya memberikan motivasi agar siswa terdorong untuk belajar. 

Senin, 22 Februari 2016

CONTOH SKRIPSI : PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KECERDASAN EMOSI SISWA KELAS V SD

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 

Pendidikan merupakan hal yang penting bagi kehidupan manusia. Pendidikan menjadikan seseorang lebih bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki keterampilan, pengetahuan dan kepribadian yang akan mengembangkan potensi diri yang dimiliki serta turut berperan terhadap kemajuan bangsa. Hal ini sejalan dengan isi Undang-undang No. 20 Tahun 2003 (Depdiknas, 2006: 3) tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Tujuan dari adanya pendidikan yaitu peningkatan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan berlangsung sepanjang hayat atau lebih dikenal dengan pendidikan seumur hidup. Dwi Siswoyo, dkk (2008: 146) mengemukakan bahwa makna pendidikan sepanjang hayat yaitu pendidikan tidak berhenti hingga individu menjadi dewasa, tetapi tetap berlanjut sepanjang hidupnya. Proses pendidikan dapat terjadi kapan saja dan di mana saja. Salah satu tempat terjadinya proses pendidikan adalah lingkungan keluarga. Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari peran keluarga. 

Hal ini sesuai dengan pendapat  Henny Supolo (Kompas, 2000: 41) yang mengatakan bahwa persentuhan anak yang pertama adalah dengan keluarga. Orang tua memiliki peran yang penting bagi perkembangan dan pendidikan seorang anak, yaitu bertanggung jawab untuk mendidik, mengasuh dan membimbing anak-anaknya untuk mencapai tahapan tertentu sehingga pada akhirnya seorang anak siap dalam kehidupan bermasyarakat. John Locke (Ladislaus Naisaban, 2004: 272) mengatakan bahwa anak yang baru lahir bagaikan kertas kosong yang putih bersih, maksudnya adalah sewaktu lahir pikiran manusia tidak memuat apa-apa. Semua ide terbentuk melalui proses penginderaan, penglihatan, pendengaran, perabaan dan penciuman. Sehingga John Locke pun menekankan aspek perilaku yang dipelajari melalui pengalaman. Setiap orang tua tentu ingin memiliki anak-anak yang cerdas. Misalnya dengan mendapatkan nilai yang tinggi untuk pelajarannya di sekolah. Namun, hal yang kurang diperhatikan oleh beberapa orang tua adalah bahwa keberhasilan seseorang tidak hanya dikarenakan kecerdasan intelektual yang tinggi melainkan juga didukung oleh kecerdasan-kecerdasan lain yang ada pada diri anak tersebut. Seperti halnya kutipan Desmita (2005: 170) mengenai pandangan kotemporer yang menyebutkan bahwa kesuksesan hidup seseorang tidak hanya ditentukan oleh kecerdasan intelektual (Intelligence Quotient-IQ), melainkan juga oleh kecerdasan emosi (Emotional Intelligence-EI) atau Emotional Quotient-EQ. 

Daniel Goleman (Agus Efendi, 2005: 159) menyatakan IQ hanya menyumbang sekitar 20 persen bagi keberhasilan seseorang, sedangkan 80 persen kesuksesan seseorang justru dipengaruhi oleh kecerdasan emosi. Orang tua adalah seseorang yang pertama kali harus mengajarkan kecerdasan emosi kepada anaknya dengan memberikan pengalaman, pengetahuan dan teladan. Keterlibatan orang tua dalam memberikan bimbingan serta arahan bagi anak akan menentukan keberhasilan anak pada tahap selanjutnya. Pada hakikatnya kecerdasan emosi adalah suatu jenis kecerdasan yang memusatkan perhatiannya dalam mengenali, memahami, merasakan, mengelola, memotivasi diri sendiri dan orang lain serta dapat mengaplikasikan kemampuannya tersebut dalam kehidupan pribadi dan sosialnya. Inti kecerdasan emosi menurut Goleman (Agus Efendi, 2005: 191) adalah pengenalan atau kesadaran diri, yakni kesadaran akan perasaan diri sendiri sewaktu perasaan itu timbul. Kecerdasan emosi sangat penting bagi kehidupan seseorang. Tanpa kecerdasan emosi, kemampuan untuk memahami dan mengelola perasaan-perasaan diri sendiri dan orang lain, menghadapi segala macam tantangan, termasuk tantangan untuk berhasil secara akademis, serta kesempatan untuk hidup bahagia dan sukses menjadi sangat tipis. 

Contoh emosi positif yang dapat mengantarkan seseorang menuju keberhasilan menurut Hamzah B. Uno (2010: 73) misalnya inisiatif, semangat  juang, kemampuan menyesuaikan diri, empati, percaya diri yang tinggi dan sebagainya. Penelitian yang telah dilakukan oleh Parke (Santrock, 2007: 159) membuktikan bahwa penerimaan dan dukungan orang tua terhadap emosi anak berhubungan dengan kemampuan seorang anak untuk mengelola emosi dengan cara yang positif. Pada kenyataannya, diketahui bahwa beberapa anak memiliki kecerdasan emosi yang rendah. Salah satu fakta yang diterbitkan pada salah satu website (Merdeka, 2013) 27 April 2013 menyebutkan bahwa ada kasus pembunuhan yang dilakukan oleh seorang anak berinisial YI yang berusia 7 tahun terhadap temannya sendiri Nur Afiz Kurniawan yang usianya 6 tahun pada hari Rabu tanggal 24 April 2013 sekitar pukul 16.00 WIB. Korban Nur Afiz Kurniawan ditemukan tewas mengambang di sebuah danau buatan perumahan Sumarecon, Bekasi pada hari Kamis tanggal 25 April 2013 oleh warga. Pada data tersebut diketahui bahwa pelaku pembunuhan merupakan salah satu anak broken home yaitu dengan latar belakang keluarga yang bermasalah, tidak pernah mendapatkan perhatian dan asuhan yang seharusnya dari orang tuanya. Selama ini, dia jarang pulang dan menghabiskan waktu di jalanan untuk mencari uang dengan mengamen. Hal inilah yang diduga menjadi pemicu pembunuhan yaitu ketika sahabatnya tidak mengembalikan uang seribu miliknya itu maka pelaku nekat untuk menenggelamkan korban. 

Uang tersebut berharga baginya karena YI tidak pernah mendapatkan uang jajan dari orang tuanya. Saat YI tidak pulang ke rumah pun orang tuanya tidak mencarinya dan YI juga telah empat kali pindah sekolah dasar seperti yang dikemukakan oleh Kapolresta Bekasi Kota, Kombes Pol Priyo Widyanto. Fakta lain juga terjadi di wilayah SD se-gugus II Kecamatan Umbulharjo Yogyakarta. Berdasarkan wawancara pada tanggal 27 September 2013 dengan guru kelas V di SD Tahunan Yogyakarta yaitu Ibu Anis, ditemukan fakta bahwa sebagian siswa tidak memiliki masalah yang berarti. Namun, ada beberapa siswa yang bertengkar dengan teman sekelas yang menandakan kurangnya tingkat penyesuaian diri, ada siswa yang justru pendiam dan kurang bersosialisasi dengan temannya, siswa yang membolos, siswa yang suka mengejek teman lainnya sampai dengan siswa yang sering menangis karena ejekan temannya. Selain itu, ada siswa yang bersikap di luar batas kewajaran anak-anak seusianya. Salah satu sikap yang dilakukan siswa itu adalah suka mengganggu teman sekelasnya. Hal ini dikarenakan kedua orang tua yang telah bercerai sehingga anak tersebut kurang mendapatkan perhatian, dan pengasuhan dari kedua orang tuanya. Anak yang termasuk siswa kelas V SD Tahunan ini akhirnya pindah dari SD Tahunan. Padahal, menurut guru kelasnya, siswa tersebut merupakan siswa yang pintar jika dibandingkan dengan teman-teman lainnya. Mengembangkan kecerdasan emosi anak sejak dini merupakan hal yang penting terhadap perkembangan emosi dan mental anak. 

Hal ini dimaksudkan agar anak selalu berada pada jalur yang benar untuk mencapai kesejahteraan  hidup. Perkembangan kecerdasan emosi anak sangat tergantung pada lingkungan anak, salah satunya adalah keluarga. Namun, sebagian orang tua masih kurang memahami mengenai pola asuh yang tepat bagi perkembangan emosi anaknya. Beberapa fakta yang disebutkan perlu mendapatkan perhatian. Pola asuh orang tua menjadi faktor dominan dalam pembentukan kecerdasan emosi anak. Seharusnya anak usia sekolah dasar mendapat perhatian dan pengasuhan yang layak dari orang tua. Sehingga sebaiknya orang tua lebih memahami tentang pengaruh pola asuh yang diterapkan terhadap kecerdasan emosi anak. Setelah melakukan pengamatan dari data yang diperoleh, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kecerdasan Emosi Siswa Kelas V SD Se-gugus II Kecamatan Umbulharjo Yogyakarta. 

B. Identifikasi Masalah 

Berdasarkan latar belakang di atas dapat diidentifikasi beberapa permasalahan yaitu: 1. Beberapa orang tua dari siswa kelas V SD se-gugus II Kecamatan Umbulharjo Yogyakarta kurang memperhatikan kecerdasan emosi anaknya. 2. Beberapa siswa kelas V SD se-gugus II Kecamatan Umbulharjo Yogyakarta memiliki kecerdasan emosi rendah. Hal ini ditandai dengan siswa yang sering bertengkar, mengejek, mudah menangis dan sebagainya. 

AGAR ARTIKEL TIDAK BISA DI COPY (KLIK KANAN)

Agar Artikel Tidak bisa di Copy (Klik Kanan)

Kali ini,saya akan berbagi trik yaitu cara agar isi artikel kita tidak bisa di copy atau di klik kanan oleh orang lain.
Caranya cukup mudah,hanya menambahkan kode saja.berikut langkah mudahnya.

Seperti biasa,sobat masuk ke halaman dashboard blog sobat,pilih tata letak,lalu klik add gadget

anti Copas

Pilih Html/JavaScript

anti Copas

Masukan Kode berikut Di Content area lalu Simpan...

<script> var message="Eits,, Klik Kanan Sementara Ini Tidak Diperbolehkan !!";
///////////////////////////////////
function clickIE4(){if (event.button==2){alert(message);return false;}} function clickNS4(e){if (document.layers||document.getElementById&&!document.all){if (e.which==2||e.which==3){alert(message);return false;}}} if (document.layers){document.captureEvents(Event.MOUSEDOWN);document.onmousedown=clickNS4;} else if (document.all&&!document.getElementById){document.onmousedown=clickIE4;} document.oncontextmenu=new Function("alert(message);return false")</script>

Terakhir,lihat hasilnya.....
Itulah trik mudah Agar Artikel Tidak bisa di Copy (Klik Kanan)
Selamat mencoba ya,semoga berhasil...jangan lupa komentarnya.

BY:WEBEBOY

TRIK MENGATASI LUPA PASWORDD/ID BBM

CARA MUDAH ATASI LUPA PASSWORD BLACKBERRY DAN ID BBM


Pada kesempatan kali ini,saya akan share trik sederhana yaitu cara mudah atasi lupa password Blackberry dan ID BBM.
Berawal dari tadi sore,ada ibu2 tetangga yang meminta tolong pada saya untuk setting hp Blackberry'nya yang katanya setiap membuka atau login BBM selalu di minta Email dan password.
Wah masalah gampang (dalam hati),lalu saya coba otak atik,dan saya tanya ke pemilik Hp tadi password atau kata sandi untuk buka Email (khususnya email yang di pakai untuk akun Blackberry),ternyata si ibu pemilik Hp tadi juga gak tau password atau kata sandi untuk akun emailnya.
Nah klo passwordnya gak tau dah buntu dan saya nyerah, karena untuk mendapatkan kata sandi atau password baru ID Blackberry akan di kirim lewat email.
Akhirnya,kali ini saya gak bisa bantu pada ibu tetangga tadi untuk ATASI LUPA PASSWORD BLACKBERRY'nya.

 Lanjut ke topik utamanya yaitu CARA MUDAH ATASI LUPA PASSWORD BLACKBERRY DAN ID BBM.
Intinya,untuk mengatasi lupa pasword ID Blackberry sobat semua,adalah harus ingat kata sandi atau pasword akun email Blacberry yang di gunakan,karena kalau lupa kata sandi atau paswordnya,mungkin cara yang akan saya share kali ini tidak akan membantu.

Lupa Password ID Blackberry

Cara-caranya adalah sebagai berikut.
1.Buka di browser melalui Komputer,Laptop atau hp Blackberry sobat alamat INI
   akan tampil seperti ini


2.Masukan alamat email blackbery ID anda dan masukan kode capcha yang tampil lalu kliok Submit.
   (alamat email ini bisa anda lihat di smartphone BB anda
   melalui   menu>setting>blackberry ID)
3.Langkah berikut adalah membuka email dan cari di kotak masuk email dari pihak Blackberry.




4.Klik link yang di berikan (seperti pada gambar yang di beri tanda merah diatas)
5.Setelah di klik,akan terbuka halaman yang isinya adalah anda di minta memasukan Kata sandi/password baru lalu klik "Kirim".
6.Langkah terakhir adalah,masuk ke BBM dan masukan kata sandi atau password baru yang telah di buat tadi.

Selamat... ID Blackberry sobat sudah bisa di pakai lagi.


Lupa Password Blackberry ID BBM Di HP Android

Cara-caranya adalah sebagai berikut.
1.Buka di browser melalui Komputer,Laptop atau hp Blackberry sobat alamat INI
   akan tampil seperti ini



2.Pilih/Klik  “forget password” atau "Lupa kata sandi?"
3.Masukin username/email Blackberry I’d dan Masukkan Verification code yang tampil lalu klik "Kirim
".


4.Akan tampil seperti ini lalu (Pilih "OK")


5.Langkah selanjutnya adalah sama dengan langkah No 3 s/d No 6 pada  cara mengatasi Lupa
   Password  ID Blackberry di atas.
6.Terakhir silahkan Log in Blackberry ID dari HP android anda,
 Password baru bbm di hp android anda telah berhasil dibuat.


Itulah CARA MUDAH ATASI LUPA PASSWORD BLACKBERRY DAN ID BBM di Android,
Selamat mencoba,semoga bermanfaat.....