Puisi Alam adalah puisi yang berisi apresiasi pengarang pada keindahan alam. semesta ciptaan Tuhan YME. Banyak sekali pembuat puisi yang mengarang tema alam, namun keindahan alam kini mulai sangat memprihatikan karena banyaknya tangan tangan tak bertanggung jawab yang mencemari keindahan alam semesta kita ini. Sehingga terjadi bencana dimana-dimana.
Di bawah ini ada beberapa Puisi Alam yang dibuat khusus oleh remaja-remaja yang mencintai alamnya dan berusaha untuk menyadarkan masyarakat sekitar untuk turut serta dalam usahanya menjaga alam, berikut ulasannya :
PUISI KEINDAHAN ALAM
ANGIN LAUT
Puisi : Kuntowijoyo
Perahu yang membawamu
telah kembali
entah ke mana
angin laut mendorongnya ke ujung dunia
Engkau tidak mengerti juga
Duduklah
Ombak yang selalu
pulang dan pergi.
Seperti engkau
mereka berdiri di pantai
menantikan
barangkali
seseorang akan datang dan menebak teka-teki itu.
Perahu yang membawamu
telah kembali
entah ke mana
angin laut mendorongnya ke ujung dunia
Engkau tidak mengerti juga
Duduklah
Ombak yang selalu
pulang dan pergi.
Seperti engkau
mereka berdiri di pantai
menantikan
barangkali
seseorang akan datang dan menebak teka-teki itu.
BENCANA MELANDAKU
Puisi Tanpa Nama
Lewat suara gemuruh diiringi debu bangunan yang runtuh
Tempatku nan asri terlindas habis
Rumah dan harta benda serta nyawa manusia lenyap
Kau lalap habis aku kehilangan segalanya
Mata manusia sedunia terpengarah, menatap dan heran
Memang kejadian begitu dahsyat
Bantuan dan pertolongan mengalir
Hati manusia punya nurani
Tuhan , mengapa semua ini terjadi ?
Mungkin kami telah banyak mengingkari-Mu
Mungkin kamu terlalu bangga dengan salah dan dosa
Ya, Tuhan ampunilah kami dalam segalanya
Puisi Tanpa Nama
Lewat suara gemuruh diiringi debu bangunan yang runtuh
Tempatku nan asri terlindas habis
Rumah dan harta benda serta nyawa manusia lenyap
Kau lalap habis aku kehilangan segalanya
Mata manusia sedunia terpengarah, menatap dan heran
Memang kejadian begitu dahsyat
Bantuan dan pertolongan mengalir
Hati manusia punya nurani
Tuhan , mengapa semua ini terjadi ?
Mungkin kami telah banyak mengingkari-Mu
Mungkin kamu terlalu bangga dengan salah dan dosa
Ya, Tuhan ampunilah kami dalam segalanya
Puisi Cahyaning P.
Bak gelombang jiwa di udara
Laksana sinar di pagi hari
Bagaikan rembulan mengarunggi samudra
Seperti peri kehilangan cahaya matahari
Meskipun langit menyinari bumi
Mirip bola di senja kelap
Umpama terbang setinggi awan
Bagaikan bintang menghiasi malam
Sinar mentari bagaikan surya.
A L A M
Puisi : Vino Tritambayong
Ku buka mata
Cahaya pagi menembus kaca jendela
Semerbak mawar merah dan putih merekah
Ku buka jendela
Ku hirup udara nan segar.
Melihat kabut tebal yang masih menyelimuti bumi
Setetes embun membasahi daun
Kicauan indah terdengar di telinga
Angin menembus halus menembus kulit
Ku lihat awan seputih melati
Dan langit sebiru lautan samudra
Kini ku siap menghadapi hari yang baru
Dan indahnya Bumi.
SABDA BUMI
Puisi Tanpa Nama
Bulan tampak mendung merenung bumi
Seberkas haru larut terbalut kalut dan takut
Terpaku ratap menatap jiwa-jiwa penuh rindu
Hangatkan dahaga raga yang sendu merayu
Bulan tak ingin membawa tertawa manja
Kala waktu enggan berkawan pada hari
Saat bintang bersembunyi sunyi sendiri
Terhapus awan gelap melahap habis langit
Bulan memudar cantik menarik pada jiwa ini
Hitam memang menang menyerang terang
Tetapi mekar fajar bersama mentari akan menari
Bersama untaian senandung salam alam pagi
BERITA ALAM
Halilintar menggelegar, daun-daun berguguran
Langit biru menghilang
Burung terbang tinggalkan sarang
Rintik hujan berjatuhan, payung-payung dikenakan
Pohon tumbang tercabut dari akarnya
Awan hitam semakin mengembang
Kulangkahkan kakiku menuju cakrawala
Gapai harapan mimpi indah
Kupetik senar gitarku nyanyikan lagu tra la la
Merah putih sudah kusam warnanya
Burung garuda entah terbang kemana
Pancasila tak lagi bermakna
Indonesiaku tertutup wajahnya
Badai datanglah hentak kegersangan
Hujan air turunlah sirami kekeringan
Mentari terbitlah ubah kesuraman alam ini
Nergri ini....
PUISI ALAM
Bertambah panasnya dunia ini
semakin tak terasa sejuknya angin
semakin tak terdengarnya kicauan nyanyian alam
semakin hilang jernihnya air sungai
hanya keringat manusia serakah yang sering menetes
dibumi ini semakin keringnya tanah yang dia pijak
tak ada lagi pohon yang tumbuh
hanya gedung yang sanggup bertahan saat ini
Kemana manusia yang dulu merindukan kesejukan dan kedamaian?
kini hilang, melupakan keheningan dan kesejukan
udara bersih...
tidakah manusia merindukan itu semua
Sadarlah manusia serakah, masih banyak pekerjaan
yang tidak harus mmerusak tempat tinggalmu sekarang
bumi ini rumah kita bersama
jaga dan rawatlah rumah kita ini.
HUTAN
Puisi : Defi Sintabela
Hutan……
Kau adalah paru-paru dunia
Kau tempat berlindung berjuta-juta hewan
Kau begitu berguna bagi manusia
Ratusan liter air tersimpan di dalammu
Kesejukan tercipta darimu
Kini……
Tangan-tangan jahil mulai merajahimu
Mereka menebangimu……..
Mereka melukaimu…………
Tanpa hati dan perasaan
Mereka tidak sadar……
Jika engkau hilang
Mereka akan menangis dan mejerit
Menangisi kepergianmu
Hutan……
Aku berjanji akan menjagamu
Karena begitu besar jasamu
Bagi makhluk-makhluk di bumi ini
Kau adalah paru-paru dunia
Kau tempat berlindung berjuta-juta hewan
Kau begitu berguna bagi manusia
Ratusan liter air tersimpan di dalammu
Kesejukan tercipta darimu
Kini……
Tangan-tangan jahil mulai merajahimu
Mereka menebangimu……..
Mereka melukaimu…………
Tanpa hati dan perasaan
Mereka tidak sadar……
Jika engkau hilang
Mereka akan menangis dan mejerit
Menangisi kepergianmu
Hutan……
Aku berjanji akan menjagamu
Karena begitu besar jasamu
Bagi makhluk-makhluk di bumi ini
Alam yang kita cintai akan mendatangkan manfaat jika kita rajin-rajin menjaga dan merawatnya. Jika kita lalai tentunya akibat-akibat negatif siap menanti masa depan kita. Gerakan mulia menjaga alam sempurnanya dimulai dari diri sendiri lewat hal-hal sederhana, seperti menciptakan sebuah Puisi Alam dan mempublikasikannya untuk menyadarkan mata dunia tentang betapa pentingnya makna alam yang kita huni. Semoga Puisi Alam di atas bermanfaat untuk siapapun yang membacanya. (ws)
0 komentar:
Posting Komentar