Jumat, 28 Oktober 2016

KAPITALISME AKAR PENINDASAN DI TANAH TANAH


Foto ilutrasi,KM
Oleh: Frans Nawipa

Dalam literaturku penindasan massa rakyat Papua Barat berakar pada bekerjanya logika investasi dalam konteks sistem kapitalisme. Untuk alasan akumulasi kapitallah kelas kapitalis, bersarang dimana-mana, berusaha menghegemoni kesadaran massa rakyat di mana-mana, dan mengadakan hubungan yang menindas dimana-mana. Demokrasi yang, katanya, dijunjung tinggi oleh borjuispun, kalau diselidiki lebih dalam, sebenarnya dilaksanakan hanya dalam batasan hal itu membudak pada kepentingan kelas kapitalis. Jika demokrasi, di ranah praksis-konkret, tidak melayani kepentingan kelas borjuis kapitalis, atau bahkan mengancam kepentingan kelas borjuis kapitalis, maka tindakan yang akan dilakukan kelas kapitalis adalah memperalat negara “Indonesia”melakukan kekerasan terhadap demokrasi itu sendiri.

Berangkat dari situ, menurutku, ketiadaan pelaksanaan prinsip-prinsip demokrasi secara utuh di tanah “yang tidak merdeka di Papua, karena ulah dari negara yang membudak pada kepentingan kelas kapitalis.oleh karena itulah, penyelesaikan permasalah pelanggaran HAM di Papua Barat (upaya menengelamkan rumpun melanesia, pembunuhan dan memerkosaan perempuan), eksploitasi Tanah Papua, dan hegemoni kesadaran di Tanah Papua, hanya dapat dituntaskan dengan cara menumbangkan sistem kapitalisme dan menggantikannya dengan sistem yang lebih baik.

Yang menjadi pertanyaan, mengapa kaum buruh harus mengemban tugas penumbangan ini? Jawabannya, karena kepentingan kelas buruh—merebut alat produksi dari kelas kapitalis—secara sistematis terkait dengan berbagai kepentingan massa rakyat tertindas di berbagai ranah. Secara kasat mata, memang penindasan di Tanah Papua Barat , tidak ada kaitannya dengan kaum buruh. Namun, pandangan ini keliru. Logika bekerjanya investasi mengarah pada eksploitasi dan alienasi kaum buruh. Untuk mengeksploitasi dan mengalienasi kaum buruh inilah kemudian kelas kapitalis menciptakan kesadaran palsu di tengah-tengah massa rakyat, mengkondisikan rakyat Papua miskin sehingga tersedia buruh-buruh cadangan industri (dalam bahasa Karl Marx: tentara cadangan industri), dan untuk kepentingan mengeksploitasi kerja buruh (agar terus berproduksi hingga komoditi mengalami over) kelas kapitalis merusak alam melalui logika memproduksi lebih banyak lebih baik dan lebih bisa melakukan akumulasi kapital dengan menggila.

Hari ini Tanah dan rakyat Papua Barat ditindas, di gusur, dikuras, di isap, dan dirusak alamnya, jelas untuk kepentingan memonopoli akumulasi kapitalisme global Dan untuk kepentingan inilah kelas borjis kapitalis-Imperialisme Barat memperalat negara Klonialisme Indonesia sebagai alat atau pintu masuk bagi kaum borjuis kapitalisme untuk mendominasi Inventasi Asing seluruh teritori West Papua  (KM).

Sumber: http://www.kabarmapegaa.com/

0 komentar:

Posting Komentar