PENGARUH KONSELING KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII SMP N 01 BATANG TAHUN AJARAN 2011/2012
Dosen pengampu : Dra. Ika Ernawati, M.pd.
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARAT
2012
A. Judul
“Pengaruh Konseling Kelompok Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas VII SMP N 01 Batang Tahun Ajaran 2011/2012”
B. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu proses pembelajaran bagi individu untuk mencapai pengetahuan dan pemahaman yang lebih tinggi mengenai obyek-obyek tertentu dan spesifik. Sekolah sebagai lembaga formal merupakan sarana dalm rangka pencapai tujuan pendidikan tersebut. Melalui sekolah, siswa dapat belajar berbagai macam hal untuk kemajuan akademiknya.
Dalam menjalankan perannya dalam memberikan pengetahuan, sekolah memberiakan tuntunan bagi para siswa untuk belajar. Proses belajar di sekolah merupakan proses yang sifatnya kompleks dan menyeluruh. Banyak orang yang berpendapat bahwa untuk meraih prestasi yang tinggi dalam belajar, seseorang harus memiliki Intelegensi Quotient (IQ) yang tinggi, karena intelegensi merupakan bekal potensi yang akan memudahkan dalam belajar dan pada gilirannya akan menghasilkan prestasi belajar yang optimal.
Namun fenomena yang ada menunjukkan bahwa tidak sedikit orang dengan IQ tinggi berprestasi rendah, dan ada banyak orang dengan IQ sedang dapat mengungguli prestasi belajar orang dengan IQ tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa IQ tidak selalu dapat memperkirakan prestasi belajar sesorang. Maka dari pada itu butuh bimbingan dari lembaga lain selain bimbingan belajar pada umumnya, dalam hal ini guru pembimbing adalah orang yang paling tepat. Guru pembimbing dapat melakukan pola bimbingan yang berbeda yang misalnya adalah melalui layanan konseling kelompok.
Layanan konseling kelompok merupakan upaya bantuan untuk dapat memecahkan masalah siswa dengan memanfaatkan dinamika kelompok. Apabila dinamika kelompok dapat terwujud dengan baik, maka anggota kelompok akan saling menolong, menerima dan berempati. Konseling kelompok merupakan wahana untuk utuk menambah penerimaan diri dan orang lain, menemukan alternatif cara menyelesaikan masalah dan mengambil keputusan yang tepat dari konflik yang dialaminya. Permasalahan yang sering muncul bahwa siswa pada usia sekolah masih perlu diberikan motivasi dan bimbingan konseling untuk mengatasi masalah-masalhnya yang berhubungan dengan tugas sehari-hari karena untuk tiap-tiap siswa yakin akan kemampuannya jika menghadapi orang di lingkungan, berkonseling kelompok adalah suatu proses intrapersonal yang dinamis yang memusatkan pada usaha dalam berfikir dan tingkah laku serta melibatkan fungsi-fungsi terapi yang dimungkinkan serta berorientasi pada kenyataan.
Pada penelitian ini, penulis menggunakan sampel siswa SMP Negri 01 Batang semster 2 kelas VII tahun ajaran 2011/2012. Berdasarkan urain di atas, maka penulis mengadakan penelitian tentang “Pengaruh Konseling Kelompok Terhadap Prestasi Belajar Siswa”.
C. Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang masalah penelitian di atas, maka rumusan permasalahannya adalah sebagai berikut :
“Apakah konseling kelompok berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa ?”
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh konseling kelompok terhadap prestasi belajar siswa di SMP N 01 Batang.
E. Manfaat Penelitian
Berdasarkan permasalahan dan tujuan penelitian yang telah diuraikan diatas, maka manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut ini :
1. Manfaat Teoritis
Sebagai bahan informasi ilmiah untuk menambahkan refrensi dan pengetahuan dalam bidang bimbingan dan konseling, khususnya tentang bimbingan belajar dalam konseling kelompok.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
Siswa dapat mengetahui cara-cara belajar yang efektif, dan mengetahui tentang konseling kelompok melalui berkonsultasi kepada guru pembimbing dalam menghadapi maslah terutama masalah belajar.
b. Bagi Guru Pembimbing
Dapat menambah ilmu pengetahuan tentang pengaruh konseling kelompok terhadap belajar siswa sehingga dapat menambah keterampilan guru terutama guru pembimbing dalam membantu siswa, dan memberi pandangan tentang apa yang akan dilakukan guru pembimbing jika menemukan kasus atau permasalahan yang masih dihadapi siswanya.
c. Bagi Sekolah
Dapat memberikan masukan bagi kepala sekolah dan guru dalam menerapkan konseling kelompok sehingga dapat memberikan bantuan yang tepat dalam mengatasi kesuliatan belajar siswa.
F. Kajian Teori
1. Konseling Kelompok
a. Pengertian Konseling Kelompok
Konseling kelompok adalah suatu layanan dalam konseling yang merupakan proses antara pribadi yang dinamis terpusat pada pikiran dan perilaku yang di sadari, dibina dalam suatu kelompok kecil yang melibatkan fungsi-fungsi yang dimungkinkan serta berorientasi pada kenyataan-kenyataan yang bersifat memberikan kemudahan dalam pertumbuhan dan perkembangan individu anggota kelompok adalah individu normal yang mempunyai berbagai masalah yang tidak memerlukan penanganan perubahan kepribadian lebih lanjut.
Menurut W.S Winkel (2004: 589) konseling kelompok sebagai bentuk dari layanan konseling antara konselor dari layanan konseling, yaitu wawancara konseling antara konselor profesional dengan beberapa oarang sekaligus yang bergabung dalam satu kelompok kecil.
b. Tujuan Layanan Konseling Kelompok
1. Tujuan Teoritis
Tujuan teoritis berkaitan dengan tujuan yang secara umum melalui proses konseling, yaitu pengembangan pribadi, pembahasan dan pemecahan masalah pribadi yang dialami oleh masing-masing anggota kelompok yang lain.
2. Tujuan Operasional
Disesuaikan dengan harapan klien dan masalah yang diahadapi oleh kliennya sendiri.
c. Dinamika Kelompok Dalam Konseling Kelompok
Menurut Prayitno (1995: 32) peranan anggota kelompok yang hendaknya dimainkan oleh anggota kelompok benar-benar dapat diwujudkan seperti yang diharapkan, adalah membantu terbinanya suasana keakraban dalam hubungan antara anggota kelompok, mencurahkan segenap perasaan utuuk melibatkan diri dalam kelompok, berusaha agar apa yang dilakukannya dapat membantu tercapainya tujuan bersama, membantu tersusunnya aturan kelompok dan berusaha mematuhinya dengan baik dan membantu orang lain.
2. Prestasi Belajar
a. Pengertian
Belajar merupakan suatu proses, sedangkan prestasi belajar merupakan hasil dari proses pembelajaran. Bagi seorang siswa belajar meruapakn suatu kewjiban. Belajar tidak hanya dapat dilakukan di sekolah saja, namun dapat dilakukan dimana saja seperti di rumah maupun dilingkungan masyarakat.
Menurut Irwanto (1997: 105) bahwa belajar merupakan proses perubahan dari belum mampu menjadi sudah mampu dan terjadi dalam jangka waktu tertentu. Namun tidak semua perubahan perilaku dapat dikatakan belajar karena perubahan tingkah laku akibat belajar memiliki ciri-ciri yang khas (syah, 2000: 116) antara lain :
1. Perubahan Intensional
Perubahan dalam proses belajar adalah karena pengalaman atau praktek yang dilakukan secara sengaja dan disadari. Pada ciri ini siswa menyadari bahwa ada perubahan dalam dirinya, seperti penambahan pengetahuan, kebiasaan dan ketrampilan.
2. Perubahan Positif dan Aktif
Positif berarti perubahan tersebut baik dan bermanfaat bagi kehidupan serta sesuai dengan harapan karena memperoleh sesuatu yang baru, yang lebih baik dari sebelumnya. Sedangkan aktif artinya perubahan tersebut terjadi karena adanya usaha dari siswa yang bersangkutan.
3. Perubahan Efektif dan Fungsional
Perubahan dikatan efekti bila membawapengaruh dan minat tertentu bagi siswa. Sedangkan perubahan yang fungsional artinya perubahan tersebut relatif menetap dan apabila dibutuhkan perubahan tersebut dapat diproduksi dan dimanfaatkan lagi.
Berdasarkan dari uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan siswauntuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, secara sengaja, disadari dan perubahan tersebut relatif menetap serta membawa pengaruh dan manfaat yang positif bagi siswa dalam berinteraksi dengan lingkungan.
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Menurut Suryabrata (1998: 233) dan Shertzer dan Ston (dalam Winkle,1997: 591), secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dan prestasi belajar bapat digolongkan menjadi dua kelompok, yaitu :
1. Faktor Internal
Faktor Internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Fakor ini dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu :
a. Fakor Fisiologis
Dalam hal ini, faktor fisiologis yang dimaksud adalah faktor yang berhubungan dengan kesehatan dan pancaindra.
b. Faktor Psikologis
Ada banyak faktor psikologis yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa antara lain adalah intelagensi, sikap dan motivasi.
2. Faktor Eksternal
Selain faktor-faktor yang ada dalam diri siswa, ada hal-hal lain dari luar diri, yaitu :
a. Faktor Lingkungan Kelurga
Fakotor lingkungan keluarga juga sangat berperan dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Misalnya sosial ekonomi keluarga, pendidikan orang tua, perhatian orang tua dan suasana hunungan antara anggota keluarga.
b. Faktor Lingkungan Sekolah
Di dalam fakor ini terdapat beberapa kelompok yang diantaranya adalah sarana dan prasarana, kompetensi guru dan siswa, kurikulum dan metode mengajar.
c. Faktor Lingkungan Masyarakat
Faktor ini berada bila di dalam masysarakat yang diantaranya adalah sosial budaya, partisipasi terhadap pendidikan.
G. Kerangka Berfikir
“Hubungan antara Konseling Kelompok dengan Prestasi Belajar”
Konseling kelompok merupakan hubungan antara beberapa konselor dengan beberapa klien dengan maksud memberikan dorongan dan pemahaman kepada klien, untuk memecahkan masalah yang dihadapi klien baik di dalam pribadinya maupun di dalam pendidikannya. Dengan demikian siswa akan termotivasi dalam prestasinya dan mendapatkan hasil belajar yang optimal.
Siswa yang termotivasi akan lebih tekun, berambisi untuk memperoleh prestasi belajar, sedangkan siswa yang belum termotivasi dengan konseling kelmpok cenderung memiliki semangat yang kurang dan tidak bergairah dalam belajar. Mereka kurang menaruh perhatian dalam proses belajar sehingga prestasinya kurannnng optimal. Disini siswa bisa berkonsultasi untuk memajukan presatsinya dan konseling kelompok bisa mendorong timbulnya motivasi untuk mencapai hasil belajar atau prestasi belajar bagi siswa. Berdasarkan kerangka berfikir tersebut di atas, maka dapat diduga adanya hubungan antara konseling kelompok dengan prestasi belajar.
H. Perumusan Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara rumusan maslah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik. Hipotesis adalah alat yang sangat besar kegunaanya dalam penyelidikan ilmiah. Hipotesis memungkinkan kita menghubungkan teori dengan pengamatan dan sebaliknya pengamat dengan teori.
Berdasarkan kajian teori dengan kerangka berfikir di atas, penelitian ini selanjutnya mengajukan hipotesis sebagai berikut: Pengaruh Konseling Kelompok Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas VII SMP N 01 Batang.
I. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas adalah variabel yang memepengaruhi, sedangkan variabel terikat adalah variabel akibat atau vriabel tak bebas. Disini yang menjadi variabel bebas (x) dalam penelitian adalah konseling kelompok dan variabel terikat (y) adalah belajar.
a. Konseling Kelompok
Konseling kelompok adalah layanan yang memungkinkan bagi sekelompok indidvidu memperoleh kesempatan untuk membahas dan menyelesaikan masalah-masalah pribadi yang dialami oleh masing-masing anggota kelompok melalui dinamika kelompok sehingga individu tersebut dapat mengembangkan segenap potensi yang sehubungan penelitian ini adalah eksperimen, maka variabel konseling kelompok ini diwujudkan dalam bentuk perlakuan atau treatmen.
b. Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah hasil usaha belajar yang dicapai seseorang siswa berupa suatu kecakapan dari kegiatan belajar bidang akademik di sekolah pada jangka waktu tertentu yang dicatat pada akhir semester didalam bukti laporan yang disebut rapor.
J. Metode Penentuan Subyek
Metode penentuan subyek ada hal yaitu :
a. Metode Populasi
Sebelum penelitian dilakukan, terlebih dahulu menetapkan populasi yang akan dijadikan obejek penelitian. Suharsimi Arikunto (2006: 130) populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yaitu elemen yanng ada di wilayah penelitian. Dalam penelitian ini populasi ini adalah siswa kelas VII SMP N 01 Batang.
b. Metode Sampel
Metode sampel adalah metode penentuan subyek dimana tidak semua subyek yang ada dalam populasi dikenai penelitian. Karena jumlah siswa kelas VII SMP N 01 Batang cukup banyak, peneliti hanya akan mengambil beberapa siswa karena dinilai cukup mewakili semua populasi. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik random sampling. Random sampling merupakan cara pengambilan sampel dimana seluruh subyek yang ada dalam populasi mendapat kesempatan yang sama untuk menjadi sampel. Dalam hal ini peneliti menggunakan cara undian.
K. Metode Dan Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode :
a. Metode Angket
Metode ini terdiri dari butir-butir pertanyaan yang di porgunakan untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan variabel konseling kelompok.
b. Metode Tes
Tes sebagai salah satu metode pengumpulan data, memegang peranan yang cukup penting. Dengan memberikan tes dapat sebagai cermin hasil dari penelitian yang telah dilaksanakan. Perlu disadari, hasil tes memang tidak semata-mata tergantung pada kemampuan siswa, namun untuk mendeteksi kemampuan tersebut, tes merupakan alternatif yang dapat diberikan kepada siswa.
c. Metode Angket
Metode ini digunakan untuk mengambil data tentang prestasi belajar yang diketahui dari nilai hasil belajar yang berupa rapor.
L. Teknik Analisis Data
Analisis data yang digunakan adalah :
a. Analisis statistik deskriptif
Analisis ini digunakan untuk mengetahui nilai kecenderungan data hasil penelitian yaitu dengan jalan menguraikan data-data variabel penelitian (motivasi) seperti mean, median, range dan standar deviasi.
b. Analisis korelasi
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui kuat lemahnya hubungan antar variabel yang dianalisi. Menjawab rumusan masalah yaitu seberapa besar hubungan antara motinasi belajar dengan prestasi belajar.
M. Daftar Pustaka
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
Arikunto Suharsimi, 1991. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta
Prayitno. 1995. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok. Jakarta: Ghalia Indonesia
Latipun. 2008. Psikologi Konseling. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang
Muhammad Ali dan Mohammad Asrori. 2005. Psikologi Remaja. Jakarta: PT Bumi Aksara
Muhammad Ali dan Mohammad Asrori. 2005. Psikologi Remaja. Jakarta: PT Bumi Aksara
lihat juga :
0 komentar:
Posting Komentar