Selasa, 03 Juli 2012

UPAYA MENGEMBANGKAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA YANG MENARIK DAN MENYENANGKAN

Abstrak: Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar (SD) merupakan bagian integral dan penting dari proses pembelajaran di SD secara keseluruhan. Penekanan baca-tulis melalui pembelajaran bahasa Indonesia di SD menjadikan mata pelajaran bahasa Indonesia memiliki kedudukan dan peran yang strategis.
Berdasarkan pengamatan penulis selama ini, pembelajaran pada mata pelajaran bahasa Indonesia telah dengan cukup baik dikelola oleh guru-guru di SD. Namun demikian, pembelajaran pada mata pelajaran itu belum juga menjadi pembelajaran yang menarik dan menyenangkan bagi kebanyakan siswa SD. Pembelajaran bahasa Indonesia banyak mengalami tantangan manakala masih banyak siswa yang belum dapat membaca dengan baik dan lancar pada berbagai tingkatan kelas di SD. 

Tulisan ini mengemukakan berbagai pengalaman dan gagasan penulis mengenai berbagai upaya yang dapat dilakukan guru SD untuk mengembangkan pembelajaran bahasa Indonesia yang menarik dan menyenangkan. Upaya itu adalah dengan mengelola pembelajaran bahasa Indonesia menggunakan kemasan bekas sebagai media pembelajaran. 
 Kata kunci: pembelajaran bahasa Indonesia,
 kemasan bekas Pendahuluan Beberapa isi dari Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP) SD adalah: 1) menunjukkan kecintaan dan kepedulian terhadap lingkungan, 2) menunjukkan kebiasaan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan memanfaatkan waktu luang, 3) berkomunikasi secara jelas dan santun, 4) menunjukkan kegemaran membaca dan menulis, dan 5) menunjukkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, menulis, dan berhitung. 

Untuk mencapai SKL-SP di atas perlu dikembangkan secara optimal pembelajaran melalui berbagai mata pelajaran, termasuk melalui mata pelajaran bahasa Indonesia. SKL-SP di atas sejalan dengan alasan diberikannya mata pelajaran bahasa Indonesia di SD. Bahwa mata pelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Pembelajaran bahasa Indonesia di SD merupakan bagian integral dan penting dari proses pembelajaran di SD secara keseluruhan. Penekanan baca-tulis melalui pembelajaran bahasa Indonesia menjadikan kedua mata pelajaran di atas memiliki kedudukan dan peran yang strategis. Oleh karena itu, guru perlu mengelola pembelajaran di atas secara optimal.Diharapkan, pembelajaran yang dikelola guru dapat membangkitkan minat dan motivasi belajar siswa sehingga mereka dapat belajar dengan baik dan mencapai hasil belajar yang optimal.

 Berdasarkan pengamatan penulis selama ini, pembelajaran pada mata pelajaran bahasa Indonesia telah dengan cukup baik dikelola oleh guru-guru di SD. Namun demikian, pembelajaran pada mata pelajaran itu belum juga menjadi pembelajaran yang menarik dan menyenangkan bagi kebanyakan siswa SD. Pembelajaran bahasa Indonesia banyak mengalami tantangan manakala masih banyak siswa yang belum dapat membaca dengan baik dan lancar pada berbagai tingkatan kelas di SD.

 Tulisan ini mengemukakan berbagai pengalaman dan gagasan penulis mengenai berbagai upaya yang dapat dilakukan guru SD untuk mengembangkan pembelajaran bahasa Indonesia yang menarik dan menyenangkan. Upaya ini dapat dilakukan melalui aspek media pembelajaran. Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD Pembelajaran bahasa Indonesia di SD diharapkan dapat membantu siswa mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain. Di samping itu, pembelajaran bahasa Indonesia juga diharapkan dapat membantu siswa mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa Indonesia, dan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya. 

 Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. 

 Standar isi mata pelajaran bahasa Indonesia menggariskan bahwa diberikannya mata pelajaran matematika, termasuk di SD, bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut. 

 1. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis 2. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara 3. Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan 4. Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual serta kematangan emosional dan sosial 5. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa 6. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia. 

 Untuk mencapai tujuan diberikannya mata pelajaran bahasa Indonesia di atas, guru perlu mengupayakan agar pembelajaran bahasa Indonesia di SD dapat menjadi pembelajaran yang menarik dan menyenangkan bagi siswa. Dengan demikian, diharapkan pencapaian tujuan-tujuan di atas dapat lebih optimal dan bermakna bagi siswa. Guru perlu mengembangkan berbagai variasi dalam pembelajaran. Bukan saja variasi dalam penggunaan metode pembelajaran misalnya, namun guru juga dapat mengembangkan variasi dalam penggunaan sumber belajar dan praktik berbahasa dalam pembelajaran. 

Yarni (2007) pernah mengatakan bahwa pembelajaran bahasa Indonesia dianggap gagal karena lebih mementingkan teori kebahasaan dan kesastraan daripada praktik berbahasa, evaluasi mementingkan aspek kognitif, strategi pembelajaran cenderung monoton, serta bahan pembelajaran cenderung seragam dan bersumber pada satu buku teks. Pembelajaran bahasa Indonesia juga belum banyak memanfaatkan lingkungan, baik lingkungan di dalam maupun di luar kelas.Padahal, lingkungan dapat dijadikan sebagai sumber belajar sehingga siswa dapat aktif memanipulasi dan aktif berinteraksi dengan lingkungannya. Dengan kata lain, lingkungan belajar siswa dapat dijadikan sebagai sumber belajar yang variatif, inovatif, dan menarik bagi siswa. 

 Penggunaan Kemasan Bekas dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Salah satu cara yang dapat dilakukan guru untuk meningkatkan minat belajar siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia adalah melalui penggunaan atau pemanfaatan berbagai sumber belajar. Salah satu sumber belajar yang murah, mudah memperolehnya, praktis penggunaannya, namun banyak manfaatnya adalah kemasan bekas.Di samping itu, kemasan bekas ini juga dapar diperoleh dari lingkungan sekitar siswa.

Dengan menggunakan kemasan bekas sebagai sumber belajar, artinya guru juga menggunakan lingkungan sebagai belajar. Kemasan bekas dapat berupa kemasan bekas bermerek yang berasal dari produk makanan, minuman, obat-obatan, pasta gigi, dan lain-lain.Kemasan bekas ini dapat berbahan dasar kertas, plastik, logam, atau sejenisnya. Penggunaan kemasan bekas dalam pembelajaran bahasa Indonesia di SD dapat dimulai dari kelas I s.d. kelas VI. 

Hal ini disesuaikan dengan kebutuhan siswa atau pembelajaran bahasa Indonesia pada umumnya. Sebagai contoh, berikut dikemukakan beberapa KD dalam mata pelajaran bahasa Indonesia di SD yang dapat menggunakan kemasan bekas sebagai sumber belajarnya. Kelas I: 3.1 Membaca nyaring suku kata dan kata dengan lafal yang tepat 3.2 Membaca nyaring kalimat sederhana dengan lafal dan intonasi yang tepat 4.1 Menjiplak berbagai bentuk gambar, lingkaran, dan bentuk huruf 6.2 Melakukan percakapan sederhana dengan menggunakan kalimat dan kosakata yang sudah dikuasai

 6.3 Menyampaikan rasa suka atau tidak suka tentang suatu hal atau kegiatan dengan alasan sederhana Kelas II: 2.1 Bertanya kepada orang lain dengan menggunakan pilihan kata yang tepat dan santun berbahasa 2.2 Menceritakan kegiatan sehari-hari dengan bahasa yang mudah dipahami orang lain 5.1 Menyampaikan pesan pendek yang didengarnya kepada orang lain Kelas III: 2.1 Menceritakan pengalaman yang mengesankan dengan menggunakan kalimat yang runtut dan mudah dipahami 2.2 Menjelaskan urutan membuat atau melakukan sesuatu dengan kalimat yang runtut dan mudah dipahami 2.3 Memberikan tanggapan dan saran sederhana terhadap suatu masalah dengan menggunakan kalimat yang runtut dan pilihan kata yang tepat 4.1 Menyusun paragraf berdasarkan bahan yang tersedia dengan memperhatikan penggunaan ejaan 5.1 Memberikan tanggapan sederhana tentang cerita pengalaman teman yang didengarnya 6.2 Menceritakan peristiwa yang pernah dialami, dilihat, atau didengar Kelas IV: 2.2 Menjelaskan petunjuk penggunaan suatu alat dengan bahasa yang baik dan benar 3.2 Melakukan sesuatu berdasarkan petunjuk pemakaian yang dibaca 4.2 Menulis petunjuk untuk melakukan sesuatu atau penjelasan tentang cara membuat sesuatu 8.1 Menyusun karangan tentang berbagai topik sederhana dengan memperhatikan penggunaan ejaan (huruf besar, tanda titik, tanda koma, dll.) 

 Kelas V: 2.2 Menceritakan hasil pengamatan/kunjungan dengan bahasa runtut, baik, dan benar 4.1 Menulis karangan berdasarkan pengalaman dengan memperhatikan pilihan kata dan penggunaan ejaan 7.1 Membandingkan isi dua teks yang dibaca dengan membaca sekilas 8.2 Menulis laporan pengamatan atau kunjungan berdasarkan tahapan (catatan, konsep awal, perbaikan, final) dengan memperhatikan penggunaan ejaan Kelas VI: 1.1 Menulis hal-hal penting/pokok dari suatu teks yang dibacakan 2.1 Menyampaikan pesan/informasi yang diperoleh dari berbagai media dengan bahasa yang runtut, baik dan benar 2.2 Menanggapi (mengkritik/memuji) sesuatu hal disertai alasan dengan menggunakan bahasa yang santun 7.1 Menemukan makna tersirat suatu teks melalui membaca intensif Kemasan bekas misalnya kemasan pasta gigi, dapat dijadikan sumber belajar dalam pembelajaran bahasa Indonesia. 

Guru dapat menggunakan kemasan bekas sebagai media pembelajaran bahasa Indonesia, misalnya pembelajaran bahasa Indonesia di kelas I SD pada KD “ Membaca nyaring suku kata dan kata dengan lafal yang tepat”. Kemasan itu juga bisa digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia di tingkatan kelas lainnya, baik untuk aspek mendengarkan, berbicara, membaca, maupun menulis. Contoh lain misalnya kemasan bekas mi instan. Guru dapat menggunakan kemasan bekas ini untuk pembelajaran bahasa Indonesia di kelas I SD, misalnya mengenai penyampaian rasa suka atau tidak suka tentang suatu hal, di kelas II SD misalnya mengenai penyampaian pesan pendek yang didengar siswa (melalui televisi) kepada orang lain, di kelas IV dan V SD misalnya mengenai penyusunan karangan, dan di kelas VI SD misalnya mengenai penyampaian pesan/informasi yang diperoleh dari berbagai media. pada kemasan bekas itu juga terdapat teks mengenai komposisi mi dan informasi mengenai nilai gizi yang terkandung dalam mi instan ini. Guru dapat menggunakan informasi pada kemasan bekas pasta gigi, makanan, minuman, dsb. 

misalnya untuk pembelajaran bahasa Indonesia di kelas III SD misalnya mengenai penyusunan paragraph berdasarkan bahan yang tersedia, di kelas IV dan V SD misalnya mengenai penulisan karangan, dan di kelas VI SD misalnya mengenai pemberian tanggapan tentang suatu hal. Melalui kemasan atau gambar kamasan bekas, guru dapat mengelola pembelajaran bahasa Indonesia di SD, di kelas I SD misalnya mengenai percakapan sederhana dengan menggunakan kalimat dan kosa kata yang sudah dikuasai, di kelas II SD misalnya mengenai bertanya kepada orang lain, di kelas III SD misalnya mengenai penjelasan urutan membuat atau melakukan sesuatu, di kelas IV SD misalnya melakukan sesuatu berdasarkan petunjuk pemakaian yang dibaca, di kelas V SD misalnya mengenai penulisan laporan pengamatan berdasarkan tahapan, dan di kelas VI SD misalnya mengenai penyampaian tanggapan (kritik/pujian) tentang suatu hal disertai alasan dengan menggunakan bahasa yang santun. 

 Pengalaman penulis (Marmiyanah, 2008) dalam menggunakan kemasan bekas untuk menunjang pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah menunjukkan bahwa penggunaan kemasan bekas sebagai media pembelajaran telah dapat meningkatkan minat dan aktivitas belajar siswa. Di samping itu, pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan kemasan bekas ini juga telah turut menanamkan budaya cinta lingkungan dalam diri siswa. Penutup Banyak upaya yang dapat dilakukan guru untuk mengembangkan pembelajaran bahasa Indonesia di SD sehingga pembelajaran menjadi menarik dan menyenangkan bagi siswa. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, guru dapat menggunakan kemasan bekas produk makanan, minuman, dsb.sebagai sumber belajar atau media pembelajaran.

Untuk mengembangkan lebih lanjut pembelajaran bahasa Indonesia yang menarik dan menyenangkan di SD, guru perlu merancang perencanaan proses pembelajaran dengan sebaik-baiknya. Perencanaan proses pembelajaran pada mata pelajaran bahasa Indonesia, atau juga pada mata pelajaran lainnya, dapat menggunakan berbagai jenis kemasan bekas dari berbagai jenis produk atau merek yang ada dan dekat dengan kehidupan siswa.

0 komentar:

Posting Komentar